Mengenal Sosok Alm. Johana Sunarti Nasution

VIVAnews -- Berita duka datang dari keluarga Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, dini hari tadi, Minggu 21 Maret 2010 bangsa Indonesia harus kehilangan sosok wanita istri dari pejuang besar pada masa penjajahan 45, Johana Sunarti Nasution.

Semasa hidup dimasa penjajahan, almarhum yang dengan setia mendampingi perjuangan sang suami tercinta, Jenderal Nasution  suami tercinta, sejak zaman merebut kemerdekaan hingga akhir hayat sang suami.

Namun, kini Ia telah wahat dalam usia 87 tahun, setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta Pusat, karena sakit yang dideritanya.

Alharhum seperti diketahui adalah putri Gondokusumo, pejuang angkatan dr Soetomo yang lahir di Surabaya, 1 November 1923 ini mempunyai dua orang putri, Hendriyanti Sahara dan Ade Irma Suryani yang gugur dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Semasa hidupnya, Bu Nas dikenal aktif dalam berbagai aktivitas sosial, di antaranya mendirikan berbagai yayasan seperti Yayasan Bina Wicara "Vacana Mandira", Yayasan Jambangan Kasih, Yayasan "Pembinaan dan Asuhan Bunda", Yayasan "Panti Usada Mulia" dan Yayasan Santi Rama.

Atas berbagai jasa dan aktivitas sosialnya itu, Bu Nas pernah mendapatkan anugerah sejumlah tanda kehormatan dari pemerintah, di antaranya Satya Lantjana Kebaktian Sosial pada tahun 1971, Lencana Satya Bhakti Utama Persit Kartika Chandra Kirana, (20 Februari 1989), Bintang perjuangan Angkatan 45 (17 Agustus 1995) dan  Bintang Maha Putra Utama (15 Agustus 1995).

Sementara, sejumlah penghargaan dari luar negeri yang pernah diterimanya adalah Centro Culturale Italiano Premio Adelaide Ristori Anno VIII pada tahun 1976, penghargaan Ramon Magsaysay Award for Public Service (31 Agustus 1981) serta penghargaan Paul Harris Fellow Award Rotary Foundation of Rotary International Amerika pada tahun 1982.

Ibu Nas pernah di wawancara salah satu media, dimana Ia menegaskan, bahwa dalam menjalani kehidupan ini dalam diri anak-anak sebaiknya sejak mereka masih kecil ditanamkan rasa idealisme. Meskipun hanya sedikit, tapi mampu membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi, dan tidak hanya mementingkan diri sendiri.

"Masih ada harapan bagi Indonesia untuk menjadi bangsa dan negara yang kuat, seperti yang diidam-idamkan baik oleh pendiri bangsa maupun pelaku pembangunan, sebagai generasi penerus perjuangan bangsa dimasa mendatang. Asalkan mereka mampu melaksanakan amanat perjuangan bangsa, yaitu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," tukasnya.


BIODATA

Nama : Johana Sunarti Nasution-Gondokusumo (Bu Nas)
Lahir : Surabaya, 1 Nopember 1923
Agama : Islam
Ayah : RPS Gondokusumo (alm)
Ibu : HM Gondokusumo-Rademaker (alm)
Pendidikan Terakhir : Farmasi (1944-1946), lalu beralih ke Hukum (1946-1947) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Menikah : di Ciwidey (Bandung Selatan) dalam pengungsian, tanggal 30 Mei 1947
Nama Suami : Mayor Jenderal Abdul Haris Nasution, Panglima Divisi Siliwangi, dan meninggal 6 September 2000 sebagai Jenderal Besar.
Anak : 1. Hendriyanti (1952)
2. Ade Irma Suryani (1960) Gugur 6 Oktober 1965)
Kegiatan Organisasi : - Pendiri Yayasan Ikrar Bhakti (dari Persit)
- Penasehat DNIKS
- Pendiri dan Ketua I Yayasan Bina Wicara “Vacana Mandira”
- Pendiri dan Ketua Yayasan Jambangan Kasih
- Pendiri dan Ketua Yayasan “Pembinaan dan Asuhan Bunda”
- Ketua Yayasan “Sayap Ibu” Pusat
- Pendiri dan Ketua yayasan Kasih Adik
- Ketua Bidang Dana FNKTRI
- Pandiri dan Ketua “Panti Usada Mulia”
- Pendiri dan Ketua I Yayasan Santi Rama
- Ketua Raad van Gemachtigen van Deventer- Maas Stichting
- Ketua Koordinator International Social Service Indonesia (ISSI)
Tanda Jasa : - Tanda Kehormatan Satya Lantjana Kebaktian Sosial 2/101971
- Centro Culturale Italiano Premio Adelaide Ristori Anno VIII 20/9 1976
- 1981 Ramon Magsaysay Award for Public Service 31 Agustus 1981 Manila Philipina
- Paul Harris Fellow Award Rotary Foundation of Rotary International 1982 Amerika.
- Lencana Satya Bhakti Utama Persit Kartika Chandar Kirana, 20 Februari 1989
- Bintang perjuangan Angkatan 45 17 Agustus 1995
- Bintang Maha Putra Utama 15 Agustus 1995.

Polisi Imbau Warga Datang Lebih Awal Jika Hendak Salat Id di Masjid Istiqlal
Marcell Siahaan.

Dari Kristen ke Buddha, Akhirnya Marcell Siahaan Temukan Ketenangan di Islam

Penyanyi, Marcell Siahaan memutuskan masuk Islam atau menjadi mualaf pada 2012 silam setelah menikah dengan model cantik, Rima Melati Adams.

img_title
VIVA.co.id
10 April 2024