Rumah Sakit di Surabaya Ungguli Singapura

SURABAYA POST -- Singapura memang sering jadi tujuan masyarakat berkelas di Surabaya untuk mendapatkan upaya medis terbaik. Kini, beberapa rumah sakit di Surabaya pun berlomba-lomba memberikan layanan sekelas layanan RS Internasional di Singapura.

Sebut saja Graha Amerta, unit khusus di RSU dr Soetomo Surabaya yang memiliki fasilitas layanan berkelas. Juga, RS Husada Utama di Jl Prof Moestopo dan RS Siloam di Jl Raya Gubeng. Ada juga RS Mitra Keluarga di Darmo Setelit dan Waru-Sidoarjo, serta RS Surabaya Internasional di Nginden.

Rumah sakit ini menjual kenyamanan dan kualitas layanan. Seperti yang dirasakan salah seorang pasien yang ditemui Surabaya Post di RS Huada Utama. Sejenak dia menghentikan aktivitas membacanya dan menyeruput Expresso dingin di depannya. Udara panas Surabaya telah tergantikan sejuknya hembusan air conditioner (AC) di ruangan itu.

’’Ini yang saya suka dari tempat ini. Di sini, saya merasa tidak berada di rumah sakit. Tapi di hotel. Karena itu tiap kali check up, saya lebih memilih di sini,” ujar Adelia, ibu muda yang tinggal di Kawasan Bukit Mas, Surabaya ditemui di lobi RS Husada Utama, Surabaya, Jumat (2/4).

Adelia datang ke RS Husada Utama untuk memeriksakan kandungannya yang kini telah memasuki usia 6 bulan. Menurutnya, masuk RS umum seketika membuat mentalnya down karena membuatnya merasa sakit. ’’Padahal saya kan tidak sakit,” tukasnya.

Pendapat Adelia boleh jadi merupakan gambaran sebagian warga Surabaya yang enggan berdesak-desakan di RS umum dan memilih membayar lebih demi kenyamanan. Bagi Adelia, kenyamanan adalah hal yang utama bagi seorang pasien untuk bisa menyuntikkan semangat jiwa yang membuatnya lebih cepat sembuh.

’’Kalau kita merasa nyaman dan enjoy kan jelas itu berpengaruh terhadap proses penyembuhan. Dengan merasa tidak nyaman, emosi orang malah cenderung labil dan proses kesembuhan justru terhambat,” urai Adelia.

Dengan pertimbangan tersebut, Adelia dan suami telah sepakat melakukan persalinan bagi janinnya kelak juga di RS Husada Utama. Beberapa persiapan telah dilakukannya, termasuk menginventarisasi kebutuhan dan berbagai fasilitas yang tersedia. ’’Kami sudah lihat-lihat paket hargaya. Dengan fasilitas yang disediakan, saya rasa hal itu sudah sepantasnya,” pungkasnya.

Tarif kamar bersalin yang akan digunakan Adelia tercatat Rp 950.000 per hari untuk jenis kamar suite dan Rp 550.000 per hari untuk jenis kamar IIB (termurah). Jika dengan alat bantu, tarif ditentukan Rp 975.000 per hari untuk jenis kamar Suite dan Rp 625.000 per hari untuk jenis kamar IIB.

Sedang untuk fasilitas kamar untuk layanan kebidanan jenis kelas I, tarif Rp 400.000 per hari dipatok untuk kamar AC berisi dua pasien dengan berbagai fasilitas penunjang. Untuk kelas IIB (termurah), kamar AC diisi 5 pasien dilabeli Rp 275.000 per hari.

Selain melayani kebutuhan persalinan seperti Adelia, RS Husada Utama juga melayani beragam layanan layaknya RS umum. Sebagaimana tertera di ruangan depan, RS Husada Utama menyediakan layanan, di antaranya untuk penyakit paru-paru, saraf, jantung, kesehatan anak, gigi, mata, bedah tulang, bedah plastik dan bedah onkologi.

’’Layanan radiologi, telinga, hidung, tenggorokan (THT) dan beberapa lainnya juga tersedia. Lengkap. Lebih jelasnya hubungi saja bagian Humas,” ujar pegawai di bagian resepsionis.

RS Husada Utama juga menyediakan fasilitas laundry dan Convention Hall yang mampu menampung kapasitas hingga 1.500 orang. Manajemen dan layanan RS berkelas itu dilakukan untuk menjaring kalangan menengah atas di Jatim yang sering menjadikan Singapura sebagai tujuan berobat.

Keunggulan di Surabaya
Padahal, menurut manajemen RS Mitra Keluarga, kemampuan dan peralatan medis RS-RS berkelas di Surabaya sebenarnya setara dengan RS di negara tetangga, termasuk Singapura. ”Kalau dari sisi kemampuan dokter atau teknologi alat-alatnya kita sudah setara kok,” ujar Marketing Manajer RS Mitra Keluarga, Ruben Liandoro.

Dia mencontohkan RS-nya memiliki alat MRI 1,5 tesla Hdx dan CT Scan 64 slice seperti yang dimiliki Rumah-rumah sakit di Singapura. Persoalannya menurut dia hanya kurang maksimalnya service.

Jika di Singapura, kata Ruben, dokter bisa mengalokasikan waktu hingga 1 jam untuk satu pasien. Dokter di RS di Indonesia bisa jadi hanya memberikan waktu sekitar 5 menit. ”Itu hasil temuan kami. Jadi pasien belum puas berkonsultasi. Karena itu, kami berusaha memberikan service yang lebih baik. Misalnya saja memberikan waktu lebih, minimal 10 menit,” tambahnya.

Graha Amerta RSU dr Soetomo selain menawarkan kenyamanan juga memiliki program unggulan yang lebih murah dari Singapura. Yaitu program infertility atau sulit hamil.”Pelayanan kami tidak kalah dengan Singapura, bahkan dengan pelayanan yang sama, kami justru lebih murah,” kata Humas Graha Amerta, dr Hendrian D Soebagjo SpM.

Hendrian yang juga dokter spesialis mata ini menyebutkan, untuk program bayi tabung, RS-nya mematok harga Rp 10 juta hingga Rp 30 juta. Di Singapura, program yang sama biasa mematok harga Rp 40 juta–Rp 50 juta.

Sedang untuk kateterisasi jantung, di RS Graha Amerta biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 15 juta hingga Rp 30 juta. ”Untuk tenaga dokternya pun kami tidak kalah, para dokter kami sudah berpengalaman,” ungkapnya.

Selain dokter berpengalaman, kata dr Hendrian, dokter di RS Graha Amerta tidak kalah dengan dokter di luar negeri. Bahkan, untuk jenis penyakit tropis yang ada di Indonesia, dokter Indonesia lebih kaya pengalaman akan penyakit tropis. Sedang untuk dokter luar negeri, mereka belajar penyakit tropis dari pasien Indonesia.

Selain memiliki tenaga medis yang berpengalaman, sambung dr Hendrian, RS Graha Amerta juga didukung alat-alat kesehatan canggih seperti MRI dan CT Scan 64 slices yang tidak kalah dengan rumah sakit lainnya. ”Kami juga menyediakan laboratorium canggih 24 jam dengan biaya murah. Misalnya chek up all body hanya Rp 3,6 juta,” promosinya.

Sedang untuk fasilitas rawat inap, dr Hendrian menerangkan RS Graha Amerta memiliki 8 ruang untuk VVIP. Tarifnya masih di bawah RS-RS swasta berkelas lainnya di Surabaya. Untuk kamar VVIP, RS Graha Amerta juga menyediakan kamar untuk pihak keluar dan ruang tamu.

”Untuk VVIP, kami mematok harga Rp Rp 750 ribu, untuk VIP seharga Rp 500 ribu,  Utama 1 seharga Rp 350 ribu, Utama 2 seharga Rp 250 ribu dan Utama 3 seharga Rp 150 ribu,” sebutnya.

Masih menurut dr Hendrian, ada 18 tempat tidur untuk VIP, 64 tempat untuk ruang utama 1, 29 tempat tidur untuk ruang Utama 2 dan 32 tempat tidur untuk ruang Utama 3 ditambah serta 7 kamar tidur cadangan.

Laporan: tsa, sis, ang

Jasad Nenek dan Cucu Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan Saling Berpelukan
Nyamuk bionik Wolbachia

Nyamuk Wolbachia Melawan DBD! Menkes Ungkap 5 Wilayah di Jawa yang Sudah Terbebas

 Implementasi teknologi nyamuk wolbachia  merupakan salah satu cara untuk menghambat perkembangan virus dengue penyebab kasus demam berdarah atau DBD.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024