Alasan Sukabumi Jadi Basis Mafia Narkoba

Warga Malaysia Selundupkan Heroin dan Shabu
Sumber :
  • ANTARA/Prasetyo Utomo

VIVAnews -- Dini hari tadi, kepolisian mencokok sindikat peredaran narkoba internasional di perairan Ujung Genteng, Sukabumi, sekitar 80 kilometer dari Palabuhanratu. Pelabuhan-pelabuhan kecil yang jauh dari jangkauan petugas itu sengaja dijadikan basis.

Itu karena lokasinya yang strategis, masuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Nelayan lokal bahkan mampu masuk ke kawasan Christmas Island, Australia dalam waktu enam jam dengan kapal kecil mereka.

"Kalau melihat kondisi geografis, lokasi penangkapan sindikat jaringan internasional memang sepi. Belum lagi lokasi itu langsung berbatasan dengan laut lepas,” kata Kapolres Sukabumi, AKBP M Firman saat dihubungi VIVAnews.com.

Mafia narkoba internasional juga memanfaatkan Hotel Amanda Ratu karena lokasinya yang paling ujung dan menjorok langsung ke arah laut. Kondisi ini dipernyaman dengan tempatnya yang terpencil.
 
Keterbatasan personel menjadi hambatan untuk mengawasi wilayah dekat perairan. "Untuk mengawasi laut yang begitu luas Polres Sukabumi hanya memiliki dua personel Pol Air yang selalu melakukan patroli di sekitar laut Ujunggenteng. Semua itu untuk mengawasi dan mengamankan masuknya narkotika dan berbagai sindikat internasional."

Kapolres menambahkan, pihaknya tidak dilibatkan langsung dalam penggerebekan yang dilakukan Mabes Polri dan BNN. "Kami hanya ditugaskan menjaga di luar area atau ring dua," ungkapnya.

Sebelumnya, Mabes Polri mengungkapkan kronologi penggerebekan jaringan narkoba internasional itu. Juru Bicara Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengatakan, pembongkaran sindikat itu diawali pada penangkapan 6 Warga Negara Asing pada 16 Januari 2012 lalu di Ujung Genteng.

“Tapi karena ombaknya besar, kapal itu terbalik dan semua barang bukti hilang,” ujar Boy. Apapun, setelah menangkap para tersangka, polisi memperoleh petunjuk, misalnya tentang pola komunikasi mereka, sehingga dapat dilihat pemetaannya.

Berbekal petunjuk itu, Direktorat Narkoba pun melakukan pengintaian sejak sebulan lalu. Polisi dapat mengetahui kapan pengiriman barang dilakukan, sehingga dini hari tadi sekitar pukul 01.35 WIB, polisi kembali menangkap 4 orang tersangka yang baru saja datang dari perairan Internasional dengan menggunakan kapal besar, sebelum kemudian berganti menaiki kapal kecil menuju pelabuhan.

Boy mengatakan, sempat terjadi kontak senjata antara polisi dan tersangka, sehingga mengakibatkan 3 tersangka meninggal dunia. Satu tersangka lain selamat dan berhasil tertangkap. “Yang meninggal dari pihak mereka, dan saat ini jenazah dibawa ke puskesmas terdekat,” kata dia.

Dari hasil penangkapan tersebut, polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti berupa shabu dan 3 senjata api. “Jumlah shabu dan jenis senjata apinya masih didalami,” kata Boy.

Ia mengaku, saat ini kepolisian masih belum dapat menangkap tersangka lain, karena mereka berada di wilayah perairan Internasional. Boy menambahkan, pihak yang menjemput dan mengantar mereka juga adalah WNA. “Kami belum bisa menyampaikan asal negara mereka, yang jelas semua WNA,” kata dia. (eh)

Arema FC Langsung Tatap Laga Lawan PSS 
Kecelakaan beruntun akibat truk yang ugal ugalan terjadi di Gerbang Tol (GT) Halim, Jakarta Timur, Rabu 27 Maret 2024.

Polisi Bongkar Sifat Sopir Truk Ugal-ugalan yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi mengaku masih kesulitan memeriksa sopir ugal-ugalan yang menyebabkan kecelakaan beruntun di gerbang tol Halim.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024