Provinsi Lampung

Alamat: Bappeda Propinsi Lampung
Jl. Wr. Monginsidi 69 Telukbetung
Telepon: 0721- 481166
Fax: 0721- 486396
Email: Bappeda-lpg@lampung.go.id Website: www.lampung.go.id

Jelajahi Perth Tanpa Menguras Kantong: Panduan Liburan Hemat dan Penuh Keseruan
Dibantu Persija Jakarta, Persib Bandung Pastikan Tiket ke Championship Series

Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Bengkulu di sebelah barat, Provinsi Sumatera Selatan di sebelah utara, Samudera Hindia di sebelah selatan, dan  Selat Sunda di sebelah timur. Ibukota Provinsi Lampung adalah Bandar Lampung dengan gubernur Syamsurya Ryacudu.

Jumlah penduduk sebesar 7,39 juta jiwa (Oktober 2008) dengan tingkat kepadatan penduduk 196 kilometer persegi (2008). Jumlah penduduk usia produktif pada Agustus 2008 sebanyak 5,25 juta jiwa dengan angkatan kerja sebesar 3,57 juta jiwa dan bukan angkatan kerja sebesar 1,68 juta jiwa. Penduduk angkatan kerja meliputi penduduk yang bekerja 3,31 juta jiwa dan pengangguran terbuka sebesar 255 ribu jiwa dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 68 persen.

Jumlah penduduk miskin pada Maret tahun 2008 sebanyak 1,59 juta jiwa (21 persen) dimana 78 persen berada di pedesaan. Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2009 sebesar Rp 1.069.865. Jumlah penerima BLT (2005) menurut kategori sangat miskin sebanyak 212 ribu jiwa,  miskin sebanyak 343 ribu jiwa, dan mendekati miskin sebanyak 231 ribu jiwa. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di tahun 2006 adalah 69,4, sementara angka indeks untuk Indonesia sebesar 70,1 pada tahun yang sama.
Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2009 sebesar Rp 691.000.

SUMBER DAYA

Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan

Luas lahan persawahan sebesar 371.417 ha dengan tingkat produksi sebesar 2,13 juta ton padi. Produksi perkebunan sebesar 7,74 juta ton yang terdiri dari karet, kopi, lada, kelapa, tebu, ubi rotan kayu, dan jagung. Produksi gula memberikan kontribusi 35 persen dari total gula nasional Sementara sektor perikanan mampu menghasilkan sebanyak 327.132,2 ton.

Kehutanan

Luas kawasan hutan seluas 1,01 juta ha atau sekitar 30,43 persen dari luas provinsi yang terdiri dari hutan lindung, hutan suaka alam, dan hutan wisata/taman nasional yang mampu menghasilkan 228,5 ribu m3 yang terdiri dari kayu bulat, kayu gergajian, dan kayu lapis. Sedangkan produksi hasil hutan non kayu mencapai 5,45 juta ton damar mata kucing, damar batu dan rotan lilin. Selain itu dihasilkan arang 30.347 dan rotan manau 3.000 batang.

Pertambangan
Sumber daya mineral meliputi mineral logam, bahan galian industri, bahan galian energi, dan bahan galian konstruksi. Bahan galian logam meliputi emas, mangaan, bijih besi, dan pasir besi. Sementara itu bahan galian industrinya berhasil memproduksi andesit sebanyak 1,98 miliar m³, felspar 389 juta m³, granit 590 juta m³ dan cadangan zeolit 2,14 juta  m³ dengan cadangan yang diprediksi 8 juta m³. Sumber daya energi terbaru di Provinsi Lampung berupa panas bumi, air, serta bahan bakar nabati yang berasal dari tebu, singkong, sawit, dan tanaman jarak.

Potensi energi seperti panas bumi terletak di Kabupaten Tanggamus mencapai 300 MW, di Kabupaten Lampung Barat mencapai 300 MW, dan potensi ini yang telah dieksplorasi oleh Pertamina sebesar 110 MW. Potensi air untuk pembangkit tenaga listrik juga sangat besar. Pada SWS Way Semangka Upper tersedia kapasitas sebesar 78 MW dan telah dioperasikan oleh PTLA Besai dan PLTA Baru Tegi. Pada SWS Way Semangka Lower dan Way Semung masing-masing tersedia potensi sebesar 76 MW dan 2,6 MW.

KONDISI EKONOMI MAKRO TRIWULAN III-2009

Kisah Inspiratif Dhani, Dari Game Online Hingga Jadi Sensasi di TikTok

Percepatan kinerja perekonomian pada triwulan ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,05% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan II-2009 sebesar 5,96% (yoy) maupun triwulan I-2009 sebesar 4,27% (yoy). Pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 6,05% didorong oleh adanya peningkatan pada konsumsi swasta, konsumsi pemerintah, serta investasi. Selain itu, sektor pertanian memberikan sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi tahunan (2,96%).

Inflasi triwulanan pada akhir  periode mencapai 4,85% (qtq),  lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan akhir triwulan II-2009 yang mengalami deflasi sebesar 1,29% (qtq). Sementara itu, inflasi tahunan tercatat sebesar 5,22% (yoy), lebih tinggi dibanding inflasi nasional yang nilainya 4,86% (yoy).

APBD Perubahan Tahun Anggaran 2009 disahkan melalui Perda No.9/2009 Tanggal 5 Oktober 2009. APBD TA 2009 yang semula diprediksi Rp1,7 triliun mengalami perubahan menjadi Rp1,89 triliun atau bertambah sebesar Rp190,032 miliar. Dengan demikian,

defisit anggaran yang sebelumnya ter-cover oleh SILPA sebesar Rp50 miliar, kini diprediksi ter-cover oleh SILPA yang mencapai Rp192,34 miliar. Sementara itu, akibat adanya realisasi pendapatan yang melebihi target, maka total penerimaan daerah setelah perubahan mencapai Rp1,697 triliun atau mengalami peningkatan sebesar
Rp47,69 miliar dari sebelumnya Rp1,650 triliun.

Realisasi penerimaan daerah per September 2009 telah mencapai 77,91% dari target penerimaan pada APBD-P. Sedangkan realisasi belanja daerah per September 2009 berdasarkan data sementara (SP2D) telah mencapai 60,61% dari target belanja dalam APBD-P 2009.

Indikator

IV-
2007

III-
2008

IV-
2008

I-
2009

II-
2009

III-
2009

PDRB-Harga Konstan
(Rp miliar)
7898.178888.408189.908890.709334.709426.10
Pertumbuhan PDRB (yoy, %)

6.12

5.81

3.69

4.27

5.96

6.05

Laju Inflasi Tahunan (yoy, %)

6.58

15.84

14.82

11.76

5.33

5.22

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya