Puluhan Peserta Haji Cuci Darah Saat di Arab, Ada Apa?

Jemaah Haji Asal Indonesia Sakit
Sumber :
  • ANTARA/Maha Eka Swasta
VIVAnews
Game MMORPG Tarisland Siap Menggebrak, Ada Streamer Indonesia
- Dewan Perwakilan Rakyat merasa prihatin dengan meningkatnya problem peserta haji yang sakit berat saat menunaikan ibadah Islam itu. Bahkan, musim haji tahun lalu, anggota Komisi VIII DPR Ledia Hanifa yang menjadi pengawas haji menemukan 84 orang peserta yang harus jalani cuci darah saat berhaji.

1 Poin dari Markas Persib Cukup Membuat Bhayangkara FC Bersyukur

“Ada pasien penderita diabetes dengan kondisi sudah mengalami gangren, ada jamaah penderita kanker, ada yang sakit jantung, ada yang mengidap tumor cukup parah hingga harus dilakukan operasi dan bahkan di Madinah saja sudah ada 84 jamaah yang harus menjalani cuci darah sehingga mesti dirujuk ke rumah sakit  milik pemerintah Kerajaan Arab Saudi,” kata Ledia menceritakan lagi pengalamannya saat menjadi pengawas haji tahun lalu.
BUMI Resources Cetak Laba Bersih US$117,4 Juta di Tahun 2023


Karena itu, usai mengikuti rapat kerja dengan Wakil Menteri Kesehatan, Muhammad Ali Gufron, Senin 4 Maret 2013, Ledia meminta Kementerian Kesehatan untuk proaktif menjalin komunikasi dengan pihak-pihak terkait termasuk Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait masalah
isthithoah
atau kemampuan untuk berhaji. Sebab, kata politikus Partai Keadilan Sejahtera ini, kemampuan berhaji semestinya tak hanya dilihat dari sisi pertimbangan finansial tetapi mempertimbangkan kemampuan kesehatan.


Niat orang untuk beribadah memang tak boleh dihalangi, tetapi memastikan setiap orang bisa beribadah secara maksimal salah satunya dengan kesehatan yang prima jelas juga penting. “Jangan sampai terjadi, bersikeras berangkat tanpa kondisi kesehatan prima malah membuat sakit itu bertambah berat setibanya di tanah suci.  Akibatnya, ibadah pun terganggu dan tidak bisa dilaksanakan secara maksimal,” kata Ledia dalam siaran pers ke
VIVAnews
.


Selain itu, Ledia juga mengingatkan Kemenkes untuk mendorong puskesmas agar tampil lebih proaktif dalam hal melayani calon jamaah haji. “Puskesmas sebagai ujung tombak penyelenggaraan kesehatan haji jangan hanya menjadi petugas pemeriksa kesehatan calon jamaah haji tetapi juga mesti aktif memberikan penyuluhan bagaimana menjaga kesehatan tubuh jamaah, baik di masa sebelum berangkat haji sampai berangkat dan juga bagaimana menjaga kesehatan selama menjalani prosesi ibadah haji.“ (eh)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya