Sumber :
- Antara/ Wahyu Putro A
VIVAnews - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menahan Toto Hutagalung, tersangka penyuap Hakim Pengadilan Negeri Bandung Setyabudi Tejocahyono. Toto sebelumnya sempat menjadi buronan KPK karena mangkir saat dipanggil untuk diperiksa.
"Kami berencana akan melakukan penahanan terhadap TH," kata Juru Bicara KPK Johan Budi SP, di kantornya, Senin 8 April 2013.
Toto diperiksa sebagai tersangka oleh penyidik KPK sejak pukul 10 pagi, hingga sekarang pemeriksaan masih berjalan. Mengenai di mana Toto akan ditahan, Johan belum mau menyampaikan, sebab masih dalam proses pemeriksaan.
"Yang jelas dia ditahan untuk membantu penyidikan," ujarnya.
Johan menambahkan, dalam proses pencarian penyuap Hakim Bandung ini, KPK berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat. Dalam kasus ini, lanjut Johan, KPK akan mengembangkan kasus untuk mencari dugaan pihak lain yang terlibat.
"KPK sejak awal saya sampaikan tidak hanya berhenti pada empat tersangka itu saja," kata dia.
Pagi tadi, Toto Hutagalung, tersangka penyuap hakim Pengadilan Negeri Bandung, Setyabudi Tejocahyono, memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi. Kedatangan Toto sempat luput dari pantauan awak media di kantor KPK.
Menurut pengacara Toto, Jonson Siregar, kliennya itu datang memenuhi panggilan itu atas inisiatif sendiri.
Menurutnya, keluarga sudah berupaya meminta Toto agar memenuhi panggilan KPK sehingga kasus yang melilit Toto bisa jelas. Jonson mengaku belum mengetahui secara detil, sejauh mana keterlibatan kliennya dalam kasus suap itu
Saat ditanya, apakah kliennya sudah bersedia untuk ditahan oleh KPK, dia mengatakan akan mematuhi prosedur yang dijalani oleh KPK.
Hakim Setyabudi ditangkap KPK saat menerima uang Rp150 juta dari Asep, orang yang diduga jadi perantara Toto. KPK menduga, uang tersebut terkait dengan perkara yang ditangani Setyabudi, yaitu kasus dugaan korupsi Bantuan Sosial Kota Bandung. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Johan menambahkan, dalam proses pencarian penyuap Hakim Bandung ini, KPK berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat. Dalam kasus ini, lanjut Johan, KPK akan mengembangkan kasus untuk mencari dugaan pihak lain yang terlibat.
