"Aceh Sibuk Urus Bendera, Lupa Kesejahteraan Rakyat"

Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf diarak Partai Aceh
Sumber :
  • Antara/ Ampelsa
VIVAnews
Legislator Soroti Daya Beli Gen Z di Jakarta, Bisa Berkontribusi Besar Kendalikan Inflasi
- Memperingati setahun masa pemerintahan Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf, belasan mahasiswa berunjuk rasa di depan kantor gubernur Aceh. Mereka menilai Zaini Abdullah-Muzakir Manaf gagal membangun Aceh.

Cekcok Hebat dan Bergumul di Kamar, Suami Sadis Ini Tega Bunuh Istri Pakai Obeng

Pengunjukrasa yang menamakan dirinya Mahasiswa Peduli Rakyat (MPR) itu mengkritisi kemandekan pembangunan di Aceh selama setahun terakhir. Menurut mahasiswa, pemerintah saat ini lebih sibuk mengurusi kepentingan politik partai yang mendukungnya, dan kepentingan kelompok mantan kombatan GAM saja.
9 Menu Buka Puasa Unik dari Berbagai Negara, Bikin Ngiler dan Penasaran!


“Selama setahun ini mereka sibuk dengan Qanun Bendera dan Lambang Aceh serta Qanun Wali Nanggroe, sehingga melupakan persoalan yang subtansi yaitu mensejahterakan rakyat Aceh,” Kata Reza Maulana, koordinator aksi, Senin 1 Juli 2013.


Menurut Reza, dengan anggaran puluhan triliun rupiah dan masih adanya dana otonomi khusus untuk Aceh, pemerintah Aceh tidak mampu mendongkrak pembangunan dan pendapatan Asli Daerah. Belanja modal sangat minim dan lebih banyak dikeluarkan untuk belanja pegawai dan operasional pemerintahan.


“Pendapatan Asli Daerah tidak bertambah dari 2012 ke 2013. Ini  membuktikan program mengait investor ke Aceh merupakan bualan saja,” ujarnya.


Selain itu, kata Reza Maulana, di sektor pendidikan yang digelontorkan dana mencapai 30 persen dari dana otonomi khusus, Aceh juga mengalami kemunduran, yaitu berada pada posisi terakhir pendidikan secara nasional. Sementara tingkat kemiskinan di Aceh disebutkan juga mencapai 18 persen, dan jauh dari rata-rata nasional.


“Untuk itu kami menyatakan bahwa pemerintahan Aceh di bawah Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf gagal dari segala aspek pembangunan. Yang muncul hanya pertikaian dan bualan-bualan belaka,” katanya.


Selain berorasi, mahasiswa ini juga menggelar aksi terartrikal dan pembacaan puisi yang berisi krtitik terhadap Pemerintah Aceh. Mereka juga menagih janji kampanye Zaini-Muzakir yang menyebutkan rakyat Aceh akan mendapat dana 1 juta per Kepala Keluarga, yang hingga saat ini belum direalisasikan Zaini-Muzakir, meski mereka telah menjabat sebagai pemimpin Aceh selama setahun.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya