Menkes Luncurkan Vaksin Pentavalen dan Imunisasi Lanjutan

Menkes Luncurkan Vaksin Pentavalen dan Program Imunisasi Lanjutan bagi Batita
Sumber :

VIVAnews - Anak-anak Indonesia kini akan lebih terlindungi dari ancaman penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), dengan ditambahkannya vaksin Haemophilus influenzae type b (Hib) yang diberikan bersamaan dengan vaksin DPT dan Hepatitis B.

Vaksin yang merupakan pengembangan dari vaksin tetravalen (DPT-HB) kombinasi buatan Indonesia ini disebut Pentavalen, karena merupakan gabungan dari 5 antigen, yaitu DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus), Hepatitis B, serta HiB. Kini, kelima antigen tersebut diberikan dalam satu suntikan sehingga menjadi lebih efisien, tidak menambah jumlah suntikan pada anak sehingga memberikan kenyamanan bagi bayi yang mendapat imunisasi beserta ibunya.

“Dengan digunakannya vaksin pentavalen (DPT-HB-Hib) bersama vaksin campak, polio dan BCG, maka program imunisasi yang semula diarahkan pada pencegahan 7 penyakit menular (Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Tuberculosis pada bayi, Polio dan Campak) bertambah menjadi 8 penyakit menular melalui penambahan antigen Haemophilus influenzae type b untuk mencegah Pneumonia dan Meningitis pada anak”, ujar Menteri Kesehatan, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH.

Vaksin Haemophilus influenza tipe B (Hib) berisi suatu antigen yang dapat mencegah penyakit radang otak dan radang paru. Kedua penyakit ini merupakan penyebab 17,2 persen kematian pada bayi. Vaksin Hib akan diintegrasikan pada vaksin DPT-HB yang telah lebih dulu dikenal masyarakat.

Sidang Sengketa Pilpres, MK Pertimbangkan Hadirkan Mensos hingga Menkeu

Seperti kita ketahui sebelumnya, vaksin hepatitis B (HB) bermanfaat untuk mencegah terjadinya kerusakan hati (kanker hati). Sementara vaksin DPT terdiri dari 3 antigen yang dapat melindungi bayi/balita dari penyakit difteri, pertussis (batuk rejan) dan tetanus. Sebelum vaksin difteri ditemukan, racun yang dikeluarkan oleh bakteri penyebab penyakit difteri dapat memicu terjadinya gagal jantung.

Dalam program imunisasi dasar lengkap (IDL) bayi yang baru lahir hingga berusia 7 hari langsung mendapatkan imunisasi Hepatitis B. Lalu, saat berusia 1 bulan, bayi memerlukan imunisasi polio dan BCG.

Vaksin polio mencegah lumpuh layu sementara vaksin BCG mencegah tuberkulosis. Kemudian berturut-turut pada usia 2, 3, dan 4 bulan, bayi mendapatkan lagi vaksin polio bersamaan dengan pemberian vaksin Pentavalen. Ketika bayi memasuki usia 9 bulan, imunisasi campak perlu diberikan.

“Jadi, antara usia 0 hari hingga genap 1 tahun, bayi setidaknya dibawa sebanyak 5 kali ke fasilitas kesehatan untuk melengkapi imunisasinya”, tambah Menkes.

Pada kesempatan yang sama, Menkes juga mencanangkan Imunisasi Lanjutan pada Anak Batita (bawah tiga tahun). Imunisasi lanjutan ini diberikan pada semua anak usia 1,5 dan 2 tahun, guna meningkatkan kekebalan terhadap campak, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B dan Hib.

Program penguatan kekebalan dengan imunisasi pentavalen dan program imunisasi lanjutan akan dimulai tahun ini di 4 Provinsi, yaitu Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Untuk selanjutnya, pelaksanaan program serupa di Provinsi lainnya di seluruh Indonesia akan dimulai pada tahun 2014.

“Vaksinasi penting bagi kesehatan masyarakat. Program imunisasi merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan kesehatan karena dapat mencegah kesakitan, kematian dan kecacatan”, tandas Menkes.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Imunisasi tidak hanya memberikan kekebalan perorangan terhadap penyakit, melainkan juga membentuk kekebalan masyarakat. Pemberian imunisasi Polio misalnya, apabila terdapat satu saja anak yang tidak diimunisasi dan terinfeksi virus tersebut, maka ia berotensi besar untuk menularkan penyakit pada anak-anak lain yang belum memiliki kekebalan karena tidak diimunisasi. Karena itu, jika semua anak sudah mendapatkan imunisasi, maka tidak ada seorang anak pun yang akan menderita lumpuh layu karena terserang virus Polio.

Program Imunisasi di Indonesia telah mencapai sukses ditandai dengan: (1) hilangnya penyakit cacar yang mematikan sejak tahun 1974, (2) tidak ditemukan lagi penderita Polio sejak tahun 2006; dan (3) Tetanus pada ibu dan bayi baru lahir sudah tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia Bagian Barat dan Tengah.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Pada tahun 2012, cakupan Imunisasi dasar lengkap pada bayi di Indonesia mencapai 86,8 persen Dengan demikian, sudah lebih dari 4 juta bayi di Indonesia telah mendapatkan imunisasi lengkap pada tahun tersebut. Angka ini melampaui target yang telah ditetapkan, yakni sebesar 85 persen.

Imunisasi adalah kebutuhan dunia. Badan dunia seperti World Health Organization (WHO) dan United Nations Chilren’s Fund (UNICEF) mengerahkan sumber daya dan melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung program imunisasi di seluruh dunia.

Imunisasi merupakan isu kesehatan penting yang bahkan menggugah berbagai organisasi tingkat dunia untuk bergabung dalam sebuah kemitraan, salah satunya GAVI Alliance. Aliansi ini menyediakan sumber daya yang diperlukan negara-negara untuk memastikan agar anak-anak terhindar dari penyakit serta kematian serta tumbuh sehat hingga usia dewasa.

Kesempatan tersebut menjadi momentum penting bagi Menkes untuk meminta perhatian para Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia bersama jajaran serta segenap masyarakat untuk melakukan upaya-upaya mendukung imunisasi demi melindungi seluruh anak Indonesia dari ancaman penyakit yang sebenarnya dapat dicegah.

“Pemerintah di setiap tingkatan pemerintahan perlu menyadari bahwa imunisasi adalah investasi, karena biaya pencegahan akan selalu lebih murah daripada biaya pengobatan dan biaya lain yang muncul jika seseorang telah jatuh sakit”, kata Menkes. (Webtorial)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya