Exit poll dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) secara nasional pada 9 April 2009 dan 8 Juli 2009. Sebanyak 2100 TPS dipilih secara random dan proporsional dari seluruh provinsi. Di tiap TPS terpilih di pilih 2 pemilih pada 9 April dan 1 pemilih pada 8 Juli yang keluar dari TPS sebagai responden. Pada 9 April, responden pertama adalah laki-laki atau perempuan yang keluar dari TPS jam 8.00 waktu setempat. Dan responden kedua, laki-laki atau perempuan, dipilih dari yang keluar pada Jam 10.00 waktu setempat. Pada 8 Juli, responden dipilih dari pemilih yang keluar dari TPS pada jam 9 waktu setempat.
Postelection survey dilakukan 20-27 April 2009. Jumlah sampel nasional 2000. dengan tingkat keyakinan 95%. Sampel nasional dipilih secara random dengan menggunakan desa/kelurahan sebagai primary sampling unit, dan dipilih sebanyak 200 desa/kelurahan secara nasional. Di masing-masing desa/kelurahan terpilih dipilih secara random 10 responden dengan terlebih dahulu memilih 5 RT secara random, dan di masing-masing RT terpilih dipilih secara random 2 keluarga. Dan di masing-masing keluarga terpilih dipilih 1 orang secara random untuk menjadi responden.
Pada 9 April jumlah responden yang berhasil diwawancarai sebanyak 4042 (98,6%), dengan tingkat keyakinan 95%. Sementara pada 8 Juli jumlah responden yang berhasil diwawancarai sebanyak 1949 (92%), dengan tingkat keyakinan 95%.
Secara umum, hasil survei menunjukkan bahwa pemilihan umum dan pemilihan presiden berlangsung secara jurdil. Jauh lebih sedikit yang mengatakan sebaliknya. Hasil ini berbeda dengan opini sebagian elite yang menilai bahwa kedua pemilihan itu berlangsung kurang atau tidak jurdil sama sekali. Kecuali itu, pemilih pada umumnya juga merasa puas dengan pelaksanaan pemilu tahun ini. Dalam hampir sepluh tahun terakhir kepuasan tersebut cenderung terus meningkat. Bersamaan dengan itu komitmen terhadap demokrasi sebagai sistem politik terbaik untuk negara kita juga sangat besar dan cenderung semakin kuat.
Indikator yang dihasilkan menunjukan bahwa demokrasi di Indonesia terkonsolidasi. Pun jika ada kekurangan dalam pelaksanaan pemilu, mendapat pemakluman dari masyarakat secara luas. Evaluasi positif atas pelaksanaan pemilu dan demokrasi terjadi pada semua pendukung partai dan pemilih pasangan capres-cawapres. Juga terjadi di semua kategori demografi pemilih. Ini semua menunjukan bahwa kombinasi antara aktivisme dan pasivisme tersebut terjadi secara meluas, dan ini merupakan modal kultural (opini publik) untuk semakin terkonsolidasinya demokrasi Indonesia.
Baca Juga :
Terpopuler: Alasan Heerenveen Lepas Nathan Tjoe-A-On, Calon Kiper Timnas Indonesia Sabet Scudetto
VIVA.co.id
25 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Hasil Everton vs Liverpool: The Reds Kalah 2-0
Purwasuka
9 menit lalu
Hasil Everton vs Liverpool di Liga Inggris 2023-2024 telah diketahui. The Reds harus mengalami kekalahan usai tertinggal 2-0 tanpa balasan gol satu pun.
Motivasi Tinggi Arema FC saat Lawan PSM
Malang
19 menit lalu
Pelatih Arema FC, Widodo Cahyono Putro mengatakan bahwa timnya dalam motivasi tinggi melawan PSM. Motivasi untuk keluar degradasi sudah ditanamkan sejak dia datang
9 Rekomendasi Film Komedi Korea yang Tayang di Netflix: Dream Hingga Seoul Vibe
Olret
sekitar 1 jam lalu
Film komedi Korea bisa menjadi sumber tawa dan kesenangan yang luar biasa. Mereka bisa menjadi lucu dengan dialog jenaka seperti di Dream atau dengan situasi absurd
IU, lahir dengan nama Lee Ji Eun, adalah artis Korea Selatan dengan banyak segi yang terkenal karena kehebatannya dalam musik dan akting. Ini rekomendasi Drama Korea IU
Selengkapnya
Isu Terkini