VIVAnews- Berita singkat di layar televisi itu mengubah kehidupan Budi Soehardi. Suatu malam. awal September 1999, sang pilot bersama keluarganya tengah bersantap di Singapura.
Malam itu, layar televisi menayangkan gulungan pengungsi dari Timor-Timur ke Timor Barat. Para pengungsi itu lari menghindari kematian. Orang-rang baku bunuh, setelah jajak pendapat yang digelar akhir Agustus 1999. Layar televisi juga menayangkan kepiluan dalam ratusan barak pengungsian.
Budi bersama istrinya segera bersepakat membantu para pengungsi itu. Mereka mengkoordinasi bantuan berupa uang, makanan, dan kebutuhan lainnya dan menerbangkan lebih dari 40 ton makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pribadi ke kam pengungsi.
Di tempat pengungsian itu mereka menyaksian pemandangan yang menyayat hati. Puluhan anak-anak bertubuh garing, terlantar kekurangan nutrisi dan tanpa orang tua.
"Istri saya meminta saya membangun tiga ruangan untuk menampung anak-anak. Dua jam kemudian istri saya berubah pikiran dan meminta lima ruangan, kemudian, 9 dan jadilah panti asuhan," jelas Budi. Tempat itu diberi nama Panti Asuhan.
Budi dan istrinya terus bekerja keras mengembangkan panti asuhan itu. Dan berita tentang kepedulian mereka diwartakan sejumlah media internasional.
Kini, pria berusia 53 tahun itu menjadi salah satu nominator 'CNN Heroes' 2009. Proses pemilihannya akan berakhir, 19 November 2009. Suara Anda juga menentukan terpilih tidaknya Budi Soehardi. Klik di sini untuk memilih.
Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji
Mulai persiapan penyelenggaraan ibadah haji, tata cara, hingga kesehatan serta keselamatan selama di Tanah Suci dapat disebarkan secara luas dan cepat melalui media.
