Melontar Jumrah Bak Tentara ke Medan Tempur

VIVAnews -- Seperti dikomando, begitu azan Zuhur berkumandang, jemaah yang sudah mengantongi batu segera mendekat ke Jamarat di Mina. Jemaah yang dekat ke Jumrah Ula segera mengayunkan tangan melemparkan batu yang ada di tangan ke arah tembok sebagai lambang setan.

Rombongan jemaah di belakangnya juga dengan semangat maju ke arah tempat melontar. Jemaah asal Turki dan Afrika yang memiliki fisik lebih besar berteriak lebih kencang. Tak ubahnya seperti pasukan yang maju ke medan pertempuran, mereka maju ke Jamarat diiringi "talbiah" dengan nada seperti tentara yang tengah melakukan baris-berbaris.

Untungnya, memasuki kawasan Mina, jemaah seperti sudah digaris-garis. Jemaah yang memasuki jalur tertentu berarti dia akan mendaki memasuki tempat melontar di lantai dua, sedangkan jemaah yang melalui jalur datar akan melempar jumrah di lantai satu. Jemaah juga bisa memasuki beberapa gedung sesuai dengan pilihannya. Dari gedung tersebut jemaah bisa naik lift menuju tingkat yang paling tinggi, lantai tiga, empat atau lantai lima.

Aparat Saudi memberlakukan sistem buka tutup setiap kali terjadi kepadatan jemaah yang luar biasa. Seperti yang terjadi pada pelontaran hari kedua, Sabtu 28 November 2009, sejak bada zuhur hingga asar antara pukul 12.30-15.30 WAS. Saat itu, sekitar Jamarat mengalami kepadatan luar biasa. Demikian juga Minggu 29 November 2009 itu.

Posko Haji Indonesia di Mina yang terletak di depan terowongan Al Muaishim, tak henti-hentinya menyampaikan pemberitahuan melalui pengeras suara kepada jemaah haji Indonesia agar menahan diri dan bersabar untuk tidak melakukan pelontaran pada saat padat itu. "Bahkan, para petugas posko Mina melakukan pencegahan ketika terlihat ada rombongan jemaah haji Indonesia yang hendak melakukan pelontaran pada jam padat," ujar Kasi Penerangan Posko Mina, Khoirizi.

Seluruh petugas posko Mina, kata Khoirizi, yang berada di depan terowongan Al-Muaishim, berusaha sekuat tenaga mengimbau dan meminta jemaah Indonesia tidak melakukan pelontaran pada saat Jamarat padat. "Kita tidak ingin jemaah haji mengalami kesulitan saat melontar," ujarnya.

Selesai melontar di Jumrah Ula, jemaah meneruskan ke Jumrah Kubra atau Jumrah Aqabah. Begitu selesai melontar pada hari ketiga di Mina, selesailah rangkaian ritus ibadah di Mina bagi yang mengambil Nafar Awal.

Namun, jemaah yang akan mengambil Nafar Tsani kembali ke perkemahan untuk melaksanakan lontar sekali lagi pada Senin 30 November 2009. Pada kenyataannya, sebagian besar jemaah memilih Nafar Awal, hanya sebagian kecil terutama petugas haji yang mengambil Nafar Tsani, terutama petugas yang melakukan sweeping di kawasan Mina.

Jemaah yang belum melaksanakan Tawaf Ifadhah langsung menuju ke Masjidilharam untuk melakukan tawaf yang dilanjutkan dengan sai. Namun, jemaah yang sudah melaksanakannya, bisa kembali ke pemondokan.

Jemaah yang terbang dengan kloter awal pada gelombang I buru-buru ke Masjidilharam. Dalam keadaan penuh sesak pun mereka bertawaf dan bersai. Sebab, seluruh ritus haji telah berakhir. Mereka tinggal melaksanakan Tawaf Wada, atau tawaf sebagai bentuk pamitan.

Amirulhaj Bahrul Hayat mengungkapkan, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyediakan bus khusus untuk mengantar jemaah yang akan melaksanakan Tawaf Ifadhah setelah selesai melaksanakan Nafar Awal. Bus tersebut dicarter khusus untuk melayani jemaah haji kloter awal yang tengah bersiap kembali ke tanah air.

"Nanti setelah bus Abu Syarhad kembali beroperasi, bus yang jumlahnya 37 ini akan berhenti dengan sendirinya. Sebanyak 315 bus Abu Syarhad kemudian akan mengambil alih pengangkutan jemaah di sekitar Kota Mekah," katanya.

Selesai melaksanakan Tawaf Wada, jemaah kembali ke pemondokan. Mereka dalam waktu sebentar akan dijemput menuju ke Bandara King Abdul Aziz Jeddah untuk kembali ke tanah air.

Di Jeddah, jemaah sempat menginap di hotel selama sehari. Mereka bahkan bisa berkeliling ke Kota Jeddah untuk melakukan city tour. Dengan diantar bus, jemaah haji bisa mengunjungi Masjid Qishash, Laut Merah, masjid terapung, pelabuhan laut, dan berbelanja ke pusat pertokoan paling terkenal, yaitu Balad.  (sumber: depag.go.id)

Pembakar Al-Quran Salwan Momika 'Diusir' dari Swedia, Kini Pindah ke Norwegia
Duel Vietnam vs Timnas Indonesia

Menakar Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026, Ada Berapa Tahap Lagi?

Harapan pecinta sepakbola melihat Timnas Indonesia berlaga di Piala Dunia kembali muncul. Masih ada berapa tahap lagi untuk bisa lolos ke Piala Dunia 2026?

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024