Rame-rame Jadi Profesor

SURABAYA POST -- Setidaknya lima perguruan tinggi negeri dan swasta mengukuhkan jabatan guru besar untuk dosen-dosen mereka. Bila ditotal, dalam sebulan ini ada 19 orang guru besar baru.

Kemenkominfo Gelar Kegiatan Chip In "Menjadi Warga Digital yang Cakap, Beretika dan Berdaya"

Mereka datang dari berbagai disiplin ilmu, mulai teknik hingga manajemen, dari kedokteran hingga bahasa. Yang kini menjadi pertanyaan adalah apakah kualitas para ‘orang-orang pintar’ ini dinilai sudah mencukupi untuk menjadi seorang gubes, apakah tidak terkesan dipaksakan?

Mendiknas Muhammad Nuh mengatakan bahwa kualitas sebagian gubes di Indonesia dinilainya kurang mumpuni. Menurutnya, kemampuan para gubes ini dalam menyusun karya ilmiah berskala internasional yang menjadi salah satu prasyarat menjadi gubes masih rendah.

"Dari data yang ada, hanya 0,2% karya ilmiah para dosen Indonesia yang dimuat di jurnal internasional, di jurnal dalam negeri pun hanya 6%," ujarnya ketika ditemui di Surabaya.

Secara keilmuan, tambah M Nuh, seorang gubes kurang pantas rasanya bila hanya kuat secara akademik di lingkungan jurusan dan kampusya saja. Harusnya, seorang penyandang gelar profesor lebih aktif berkarya di tingkat nasional maupun internasional.

Mekanisme Sidang Sengketa Pileg 2024, MK Bagi 3 Panel Hakim

Riset dan karya ilmiah yang diterbitkan di jurnal nasional dan internasional juga harus lebih banyak lagi. Selain itu, yang paling penting, seorang gubes harus membawa pengaruh dan kontribusi pada masyarakat sekitarnya.

Meski dinilainya kurang mumpuni dari segi penelitian ilmiah dan riset yang dikerjakan, M Nuh menegaskan kebutuhan akan gubes di Indonesia masih sangat besar. Dan kementerian pendidikan nasional yang dipimpinnya berusaha sebanyak mungkin mengesahkan pengajuan permintaan menjadi gubes.

"Selama saya menjabat jadi Mendiknas, sudah ada sekitar 250 proposal pengajuan pengangkatan gubes dan maksimal proposal itu hanya bertahan paling lama 2 hari di meja saya sebelum disahkan," katanya.

Mantan rektor ITS itu menyebutkan fenomena banjir gubes itu terjadi karena beberapa hal. Pertama, persyaratan untuk meraih gelar gubes kini lebih diperlonggar. Selain itu, tunjangan kehormatan profesi untuk profesor juga meningkat. Sesuai PP No 41/2009 seorang gubes akan mendapat tunjangan kehormatan yang besarnya dua kali gaji pokok dan dibayarkan setiap bulannya.

Instansinya melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) juga rajin mengucurkan dana penelitian bagi para dosen yang hendak menjadi gubes.

Dikatakan M Nuh, kini dosen di perguruan tinggi yang sudah menempuh pendidikan hingga S3 sudah mencapai 20-30%. "Kita terus mendorong mereka agar mau melanjutkan jenjang akademiknya menjadi guru besar," tandasnya.

Sementara itu, Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Priyo Suprobo mengusulkan agar penilaian kredit poin bagi seorang dosen yang ingin meniti karir menjadi gubes harusnya bisa dilakukan langsung dari kampus, tidak lagi dari pusat.

"Yang tahu bagaimana seorang layak atau tidak menjadi profesor itu kan kampusnya sendiri. Jadi seharusnya perguruan tinggi itu berhak mengangkat profesor sendiri," ujarnya.
 
Selain bisa mengangkat seorang gubes, perguruan tinggi yang bersangkutan juga bisa mencabut professorship seseorang apabila dinilai tidak mampu menjalankan tugasnya. "Tugas utama seorang profesor adalah membimbing mahasiswa S3, kalau itu tidak dilakukan, harusnya professorship-nya dicabut saja," tegasnya.

Guru Besar Baru yang Dikukuhkan di Surabaya
 
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
- Prof. Ir. Moses L Singgih MSc PhD
- Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono MEng Sc.
- Prof. Dr. Ir. Heru Setyawan MEng
- Prof. Dr.Ir. Tri Widjaja MEng.
- Prof. Dr. Surya Rosa Putra MS

Universitas Airlangga
- Prof. Dr. dr. Abdul Hafid Bajamal, SpBS
- Prof. Dr. drg. Peter Agus, SpBM(K)
- Prof. Dr. dr. Achmad Sjarwani, SpB SpOT
- Prof. Dr. drg. Adioro Soetojo MS SpKG(K)
- Prof. Dr. Tri Martiana
- Prof. Dr. drg Jenny Sunariani MS

Universitas Negeri Surabaya (Unesa)
- Prof. Dr. Siti Masitoh, M.Pd.
- Prof. Dr. Suyono, M.Pd.
- Prof. Dr. H. Munoto
- Prof. Dr. Susanto MPd,
- Prof. Dr. Luthfiah Nurlaela MPd
- Prof. Dr. Ismet Basuki MPd

Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 (Untag)
- Prof. Dr Ida Aju Brahmasari drg Dipl DHE MPA

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas
- Prof. Dr R. Wilopo SE MSi

Ket : terhitung awal Januari 2010 hingga saat ini.
 
Laporan:  Denny Sagita

Bule Amerika yang menganiaya pecalang di Bali ditangkap polisi

Aniaya Pecalang di Bali, Polisi Tangkap Dua Bule Amerika

Polisi menangkap dua turis asing berkewarganegaraan Amerika yang melakukan penganiayaan terhadap pecalang di Bali

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024