Petrochina Ingkar Janji kepada Petani

SURABAYA POST - Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) dinilai tidak sepenuhnya melaksanakan janjinya kepada warga. Perusahaan minyak patungan Pertamina dengan Petrochina hanya membayar uang konpensasi gangguan, itupun tidak merata. Sedang konpensasi tanaman hingga sekarang belum diberikan.

“Kami minta konpensasi tanaman karena flare (cerobong asap yang disertai kobaran api) JOB PPEJ menyebabkan lahan kami tidak bisa berproduksi normal,” kata Lasiran (54), warga setempat saat ditemui, Rabu (17/2).

Menurut Lasiran, sejak JOB PPEJ beroperasi 1999, petani di sekitar Centra Processing Area (CPA) Mudi mengalami kerugian. Palawija tidak bisa berbunga, apalagi

berbuah. Sedang tanaman padi mengalami pemunduran waktu panen satu bulan dan penurunan produksi hingga 4 ton/Ha. Kerugian petani mencapai Rp 10,8 juta per hektar per musim, dengan asumsi harga gabah Rp 2.700/Kg. “Kalau ditambah palawija yang tidak berbuah, bisa lebih Rp 15 juta per musim,” tambah Lasiran.

Pranoto (42), petani lainnya, mengatakan, JOB PPEJ tidak bisa lepas tanggung-jawab atas kerugian yang diderita petani. Sebelum CPA Mudi beroperasi, lahan pertanian di sekitar tempat itu menghasilkan 8 ton/Ha. Biaya tanamnya juga relatif sedikit, karena tidak banyak air dan pupuk yang dibutuhkan untuk menyuburkan tanaman padi.

Pengakuan Mengejutkan Pelatih Australia terkait Penampilan Ernando

Sekarang, bila tidak dialiri air dan dipupuk sebanyak mungkin, padi akan mati. “Flare itu menyebabkan udara menjadi sangat panas. Biaya tanam menjadi sangat mahal sekarang,” kata Pranoto.

Itulah sebabnya, kata Pranoto, warga mendesak JOB PPEJ mencairkan konpensasi yang telah disepakati. Namun yang diterima warga baru konpensasi gangguan sebesar Rp 300-400 ribu per Kepala Keluarga (KK) selama Oktober, November dan Desember 2009. Sedang Januari dan Februari 2010, belum serupiah-pun yang diterima warga. “Katanya uang itu dicairkan bulan depan, dirapel tiga bulanan. Padahal kami minta dibayar per bulan,” tambah Pranoto.

Lebih menjengkelkan, setelah uang konpensasi dicairkan, JOB PPEJ malah memperbesar nyala flare pipe-nya, sehingga suhu udara semakin panas meski hujan. Suara bising meningkat. Bau busuk yang disebarkan semakin menyengat hingga radius 500 meter, mengakibatkan semakin banyak warga yang mengalami pusing-pusing, mual dan muntah-muntah.

Kepala Desa Rahayu, Imam Lughuzali menyebutkan, dana konpensasi tersebut belum diberikan secara merata kepada warga. Sebanyak 600 keluarga warga Dusun Kayonan belum ada yang mendapat konpensasi. Selain itu, JOB PPEJ juga ingkar janji terkait masalah tenaga kerja.

Kesepakatan JOB PPEJ dengan warga, perusahaan minyak itu bersedia menerima 40 persen tenaga kerja dari masyarakat sekitar. “Kenyataannya tidak sampai 10 persen,” kata Imam Lughuzali, “Itu pun tidak diperlakukan dengan baik,” tambahnya.

Menurut cerita beberapa orang yang ditugaskan JOB ke CPA Sokowati, oleh petugas CPA Sokowati ditolak dan disuruh kembali ke Mudi. “Setelah kembali lagi, posisinya sudah diganti orang lain,” tambah Imam.

Imam Lughuzali tidak menyalahkan warganya melakukan aksi unjuk rasa di CPA Mudi. Terakhir, Selasa kemarin sebanyak 300-an warga Dusun Kayonan dan beberapa orang dari 4 dusun lainnya kembali mendatangi CPA Mudi. Mereka menagih janji JOB PPEJ. Namun pihak JOB PPEJ mengaku belum bisa memberi keputusan lantaran pimpinan CPA Mudi, Sukarmanto Sukimin, sedang ada acara keluar kota.

Imam dan sejumlah warga yang menemui manajemen JOB PPEJ mengancam akan terus melakukan aksi dan memblokir jalan masuk ke area CPA Mudi apabila JOB PPEJ tidak memenuhi janjinya.

Sementara itu Community Relation JOB PPEJ, Samsuri, saat dikonfirmasi mengaku tidak tahu masalah konpensasi yang tidak merata dan menyalahi kesepakatan tersebut. “Saya sedang di Medan, jadi tidak tahu masalahnya,” kilah Samsuri.

Laporan: Subekti

Aksi Bus Kopassus adang Bus Pandawa 87 yang nekat lawan arah

Asyik Lawan Arah, Bus Pandawa 87 Diadang Kopassus

Aksi ugal-ugalan bus Pandawa 87 di jalan raya hingga nekat melawan arah mendapat batunya saat berpapasan dengan bus Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Aksi lawan arah bus

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024