VIVAnews -- Tulungagung-Tim sembilan turun lapangan mengevaluasi lokasi tambang Cemenung yang diprotes masyarakat setempat. Hasil evaluasi akan digunakan sebagai acuan, layak atau tidaknya eksploitasi tambang diteruskan.
Tim yang terdiri dari Satpol PP, Lingkungan Hidup, Sumber Daya Alam dan intansi terkait lainnya, juga melibatkan pakar untuk mengevaluasi dampak lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan penambangan mangaan itu.
“Mereka ini yang bakal menentukan diteruskan atau tidaknya penambangan, meski secara administrasi pengelola sudah melengkapi surat,” kata Kamsiah, Sekretaris Dinas PU Pengairan dan ESDM Tulungagung, Kamsiah, Senin (8/3).
Evaluasi ini dilakukan menyusul protes warga Gunung Cemenung di wilayah Kecamatan Rejotangan sekitar 25 km arah Timur Kota Tulungagung— yang khawatir kerusakan lingkungan oleh kegiatan penambangan yang dilakukan PT Argo Kencono (AK).
Satu minggu silam, warga unjuk rasa ke Kantor Pemkab Tulungagung, terkait kian besarnya volume ekploitasi tambang batu Mangaan (MG). Kekhawatiran warga di Desa Sukorejowetan, Tenggong, Tugu dan Panjererjo Kecamatan Rejotangan memuncak seiring dengan tidak adanya kepastian janji pemerintah yang akan mengevaluasi dampak yang ditimbulkan oleh penambangan itu. Bahkan PT AK mulai mengoperasikan peralatan mekanik.
Sebelumnya ekploitasi tambang itu hanya menggunakan peralatan tradisional. Tampaknya pengelola meningkatkan kinerjanya setelah mendapatkan surat resmi dari instansi terkait. Tidak kurang dari tiga ekskavator dioperasikan di area penambangan itu. Kini area perbukitan itu terlihat berubah menjadi jalan untuk mempermudah pengangkutan hasil tambang.
Keberadaan Tim Sembilan belum diketahui warga.
“Kami sejak pagi sudah menutup jalan menuju lokasi tambang. Mereka ingin Bupati Tulungagung dan DPRD berdialog dengan masyarakat di area tambang.Tapi yang ditunggu tampaknya tidak datang,” kata tokoh pemuda Desa Tugu, Titris.
Bagio (37), orang kepercayaan PT AK mengakui penambangan ini sudah menggunakan peralatan mekanik. Karena cara tradisional hasilnya kurang maksimal. Ia tidak merasa khawatir menghadapi demo warga, karena semua izin sudah di kantong pengelola.
“Sampai tukar guling lahan dengan Perhutani sudah ada. Saya ikut mengawal sejak awal sampai saat ini, “ ujarnya.
Bagio menengarai demo warga tidak murni. Karena kini mulai banyak pihak yang mengincar lahan ini. “Pemkab tidak mungkin menutup penambangan ini karena status Cemenung, sesuai suratnya, adalah milik pribadi,” ujarnya.
Namun Titris mengatakan, demo kemarin murni keinginan warga. “Masyarakat juga suka rela menyumbang nasi bungkus maupun air kemasan untuk warga yang demo,” ujarnya.
Keinginan warga hanya sederhana. Penambangan batu Mangaan tersebut harus dihentikan, karena tidak ada manfaat bagi warga sekitar. “Sudah batu yang berjatuhan dari Puncak Cemenung jika hujan turun,” kata Titris. (yan)
VIVA.co.id
26 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Dari Lee Min Ho hingga IU, daftar pemeran bertabur bintang di berbagai acara akan muncul di layar untuk menyampaikan cerita unik dan penampilan luar biasa
Kehebatan Poco F5: Spesifikasi Sebanding Flagship RAM 12GB, Ini Harga Terbaru Akhir April 2024
Gadget
25 menit lalu
Temukan spesifikasi luar biasa HP Poco F5 yang menyaingi flagship dengan harga terbaru bulan April 2024. Lihat harga dan fitur unggulnya di sini!
PIALA ASIA U-23 AFC 2024: STY Buka Kunci Sukses Timnas Gulung Korsel dan Tembus Semifinal
Wisata
25 menit lalu
Shin Tae-yong (STY) angkat bicara tentang kunci sukses Timnas U-23 Indonesia mengalahkan Korea Selatan dalam duel adu penalti pada Jumat (26/4/2024) dini hari WIB.
Pemerintah Kabupaten Kediri saat ini mengajukan rencana revitalisasi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Branggahan, Kecamatan Ngadiluwih dan Sekoto.
Selengkapnya
Isu Terkini