Provinsi Kalimantan Barat

Alamat:Jl. A. Yani, Pontianak
Telepon: (0561)736541
Fax:  (0561) 749702
Email: sekda @ kalbar.go.id
Website: www.kalbar.go.id/

Gol Menit 103, Qatar Lolos Perempat Final Piala Asia U-23 Usai Kalahkan Yordania

Propinsi Kalimantan Barat dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 yang menetapkan wilayah Kalimantan Barat sebagai daerah otonom propinsi dengan ibukotanya di Pontianak. Kalimantan berbatasan dengan Sarawak di sebelah utara, Laut Jawa di sebelah selatan, Kalteng dan Kaltim disebelah timur, dan Laut Natuna dan Selat Karimata di sebelah barat.

Konfrontasi Memanas, Iran Pertimbangkan Penggunaan Nuklir Lawan Israel

Jumlah penduduk (Oktober 2008) sebesar 4,25 juta jiwa dengan kepadatan (2008) 35 kilometer persegi. IPM Provinsi Kalimantan Barat adalah 0,671  peringkat (2006) dengan 28 dari 33 provinsi. Jumlah  penduduk  usia  kerja pada bulan Desember 2008 mencapai 2,93 juta jiwa. Sementara itu jumlah angkatan kerja sebanyak 2,16 juta jiwa yang terdiri dari penduduk bekerja 2,04 juta jiwa dan penggangguran terbuka 116 ribu jiwa. Sementara itu jumlah penduduk bukan angkatan kerja sebanyak 771 ribu jiwa. Dengan  demikian  Tingkat  Partisipasi  Angkatan Kerja  (TPAK) sebanyak 73,66 persen dan Tingkat Penggangguran Terbuka (TPT) sebanyak 5,41 persen.

Jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 sebanyak 7,16 juta jiwa (19,98 persen) dimana 91,63 persen berada di pedesaan. Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2008 sebesar Rp 570.000. Jumlah penerima BLT (2005) menurut kategori sangat miskin sebanyak 519 ribu jiwa,  miskin  sebanyak 1,77 juta jiwa, dan mendekati miskin sebanyak 956 ribu jiwa.

SUMBER DAYA ALAM
Luas areal persawahan adalah sebesar 435 ribu ha. Komoditas unggulan nasional adalah kelapa sawit, karet, tebu, kakao dan perikanan tangkap, dan komoditas unggulan daerah adalah jagung, kelapa, lada dan sapi.

Asosiasi Sepak Bola Palestina Serukan Sanksi Terhadap Tim Israel pada Pertemuan FIFA

Hutan terbagi atas hutan cagar alam (153 ribu ha), hutan taman nasional (1,3 juta ha), hutan wisata alam (29 ribu ha), dan hutan lindung (2,3 juta ha). Kawasan budidaya hutan meliputi hutan produksi terbatas (2,4 juta ha), hutan produksi biasa (2,3 juta ha), dan hutan produksi konversi mencapai 514 ribu ha. Hasil hutan tersebut sebanyak 450 ribu m³ kayu (2005).

Potensi pertambangan dan bahan galian antara lain berupa emas, tambang bauksit, batu bara, minyak dan gas bumi, kaolin dan pasir kuarsa. Lokasi bahan galian dapat dilihat dalam tabel di bawah.

Tabel 1
Jenis dan Lokasi Pertambangan

Jenis Bahan Galian

Lokasi

Bauksit

Kab. Sanggau. Ketapang & Bengkayang, Kecamatan  Sandai, Tiyan, Mungguk Pasir, Air Upas, Kandawangan, Riam, Pering, Kunyit, Simpang Dua, Balai Bekuak, Pintas, dan Sei Raya

Batubara

Kab. Sintang, Kapuas Hulu & Melawi

Pasir Kuarsa

Kab. Sambas, Ketapang, Bengkayang & Landak

Kaolin / Clay

Kab.Ketapang, Bengkayang dan Sambas

Mangan

Kabupaten Bengkayang

Emas

Kab. Landak, Sanggau, Sekadau, Sintang , Kapuas Hulu, Melawi, dan Pontianak.

Mangan

Kabupaten Bengkayang

Pasir Sirkon

Kab. Landak, Sanggau, Sekadau, Sintang & Melawi

Intan

Kabupaten Landak

Granit

Kab. Sanggau, Ketapang, Landak, Pontianak, Sekadau dan Sambas

Gambut

Kab. Pontianak, Ketapang, Sambas dan Kota Pontianak

Batu bara

di Sintang dan Kapuas Hulu

Minyak dan gas bumi

Cekungan, Ketunggan, dan Melawi.


KONDISI EKONOMI MAKRO TRIWULAN III-2009

Pertumbuhan diperkirakan sebesar 4,26% (yoy),  mengalami perlambatan dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,62%. Perlambatan ini merupakan dampak krisis keuangan internasional yang menyebabkan penurunan ekspor komoditi pertanian. Nilai ekspor non-migas mengalami penurunan dari USD169,8 juta (triwulan III-2008) menjadi hanya sebesar USD81,5 juta (triwulan III-2009).

Akibat dari belum pulihnya sektor pertanian  menyebabkan konsumsi rumah tangga yang merupakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi   hanya mampu tumbuh sebesar 5,68%, jauh di bawah pertumbuhan triwulan III-2008 yang sebesar 7,67%. Indikasi melemahnya konsumsi rumah tangga ini antara lain adalah turunnya pertumbuhan kredit konsumsi dan realisasi pembelian kendaraan bermotor serta Nilai Tukar Petani (NTP) yang memburuk.

Selain itu, konsumsi pemerintah dan investasi belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hingga bulan September 2009 realisasi belanja APBD pemprov baru mencapai 61%, lebih rendah dibanding pencapaian tahun sebelumnya yang sebesar 71%. Investasi  tumbuh hingga 4,18% (yoy). Peningkatan investasi yang ditopang dengan realisasi kredit investasi perbankan yang hingga September 2009 meningkat sebesar 18,01%, hampir dua kali lipat dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya.

Kecuali itu, sektor yang mengalami peningkatan hanya  sektor industri pengolahan dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Tujuh sektor lainnya tumbuh melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Sektor yang mengalami penurunan kinerja terdalam adalah sektor pertanian.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi Kalbar ternyata tidak  mampu mengendalikan tekanan harga pada triwulan III-2009. Secara tahunan inflasi justru meningkat menjadi 5,20% (yoy), jauh lebih tinggi dari inflasi tahunan nasional pada periode yang sama yang sebesar 2,38%. Secara triwulanan dan bulanan, inflasi Kalbar cenderung meningkat dan berada di atas level inflasi nasional. Faktor utama adalah tekanan harga pada triwulan laporan adalah naiknya konsumsi rumah tangga selama bulan puasa dan hari raya Idul Fitri.

Perubahan APBD, yang terjadi di bulan Oktober 2009, disebabkan oleh adanya estimasi penerimaan dan belanja daerah dengan kenaikan masing-masing sebesar 5,62% dan 17,57%. Sementara itu, realisasi penerimaan daerah sampai dengan bulan September 2009 mencapai Rp1.156 miliar atau 78,28% dari target anggaran pendapatan daerah 2009 (sebelum perubahan). Sedangkan realisasi belanja daerah hingga akhir September 2009 baru mencapai Rp945 miliar (61,85%) dari total Anggaran Belanja Daerah 2009.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya