Dinkes Surabaya Naikkan Retribusi Puskesmas

SURABAYA POST -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mengusulkan biaya retribusi di sejumlah puskesmas di Surabaya naik. Usulan ini seiring dengan bertambahnya peralatan puskesmas yang hampir menyerupai rumah sakit di Surabaya.

Usulan ini disampaikan Kepala Dinkes Surabaya Esty Martiana Rachmy. Dia juga meminta agar DPRD  Surabaya segera merevisi Perda kenaikan tarif puskesmas tahun 2003.

"Kondisi puskesmas tahun 2003 dengan tahun 2010 ini berbeda. Sekarang puskesmas di Surabaya peralatannya sudah lumayan lengkap. Karena itu retribusinya juga perlu disesuaikan," kata Esty, Sabtu (3/4) pagi.

Untuk itu, pihaknya berharap usulan revisi perda ini dapat dipahami oleh DPRD Surabaya, sehingga iuran retribusi puskesmas dapat dinaikkan. "Ada beberapa yang naik, ada juga yang tidak. Tergantung bertambahnya peralatan di puskesmas tersebut," ungkap Esty.

Ia menjelaskan peralatan baru di puskesmas tersebut di antaranya, Ultrasonografi (USG), ElectroCardioGraph (ECG), alat pendeteksi asam urat, darah lengkap, dan sejumlah peralatan lainnya. "Semua peralatan ini tidak tercantum dalam Perda lama. Makanya revisi Perda ini harus disesuaikan dengan kondisi sekarang," tuturnya.

Dijelaskannya tidak semua bentuk pelayanan pengobatan di puskesmas mengalami kenaikan.

Namun untuk retribusi pelayanan dasar, kata Esty akan mengalami kenaikan dari Rp 2.500 menjadi Rp 5.000. "Saya kira kenaikan ini tidak memberatkan warga, karena kenaikan ini ditunjang dengan tambahan peralatan," katanya.

Meski demikian, lanjut Esty, kenaikan tersebut tidak semua warga akan terkena dampak kenaikan tersebut. Misalnya untuk warga Jamkesda tetap akan digratiskan jika ingin berobat ke Puskesmas. "Jika revisi Perda ini disetujui dewan, itu pun masih menunggu Peraturan Walikota (Perwali). Biasanya, di Perwali itu nantinya biaya retribusi ditanggung oleh pemkot. Sehingga biaya retribusi ini tetap gratis," ujarnya.

Di samping itu, kata Esty, pihaknya juga telah menempatkan sejumlah tim medis dan dokter spesialis ke beberapa puskesmas di Surabaya secara bergiliran. Mereka akan membantu tim medis di puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan pada warga.

Permintaan Kepala Dinkes Surabaya disambut baik oleh Kepala Puskesmas Tembok Dukuh, Heri Siswanto sebab Perda 11 tahun 2003 sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini. Apalagi di Kediri, retribusi puskesmas pada 2007 sudah naik menjadi Rp 4.500. ”Selain peningkatan pelayanan, harga obat juga naik,” ungkap Heri.

Heri menerangkan kenaikan retribusi puskesmas selain untuk pengganti harga obat yang terus naik, juga untuk biaya operasional puskesmas itu sendiri. Selama ini, hasil retribusi puskesmas digunakan untuk memenuhi biaya operasional puskesmas itu sendiri, sebut saja bantuan untuk posyandu, biaya transportasi, membayar tagihan listrik, air, iuran sampah dan lain-lain.

”Kita tahu, bahwa biaya operasional terus naik seiring dengan kenaikan harga di pasar. Kalau hasil dari retribusi tetap, bagaimana kami bisa menutupi kekurangan biaya operasional,” tuturnya.

Laporan: Siska Peristiwati

Pembakar Al-Quran Salwan Momika 'Diusir' dari Swedia, Kini Pindah ke Norwegia
Duel Vietnam vs Timnas Indonesia

Menakar Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026, Ada Berapa Tahap Lagi?

Harapan pecinta sepakbola melihat Timnas Indonesia berlaga di Piala Dunia kembali muncul. Masih ada berapa tahap lagi untuk bisa lolos ke Piala Dunia 2026?

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024