Intako Buka Pinjaman Tidak Terbatas

SURABAYA POST - Kesulitan modal di saat dapat order besar mulai ada jalan keluar bagi perajin kulit di Tanggulangin. Koperasi Intako mengucurkan pinjaman tidak terbatas untuk pengembangan usaha ini.

Perajin kulit di Tanggulangin mulai mendapat harapan mengembangkan usaha karena kemudahan modal. Unit Simpan Pinjam Koperasi Intako Tanggulangin memberikan pinjaman tidak terbatas bagi anggotanya yang memiliki omset penjualan di atas Rp 50 juta per bulan.  Pinjaman yang dikucurkan mulai April ini untuk mendorong pertumbuhan industri kerajinan kulit di daerah ini.

Ketua Unit Simpan Pinjam Koperasi Intako, Zaenal Arifin, menjelaskan pemberian pinjaman ini merupakan stimulan bagi para perajin agar bisa meningkatkan daya saing produk dengan luar negeri  seperti China, Vietnam, dan Thailand.

Dia menerangkan, selama ini koperasi Intako memberlakukan pinjaman di bawah Rp 20 juta per anggota. Hasilnya memang cukup maksimal untuk membantu kebutuhan  permodalan anggota.

Koperasi, sambung dia, kini mulai berpikran maju untuk mengatrol kualitas produksi apalagi bahan baku kulit harganya naik di pasaran. ”Bunga yang dikenakan tidak tetap  2,5 persen flat dengan jangka waktu pengembalian selama 20 bulan,” ujar Zaenal dihubungi Sabtu (10/4).

Zaenal mengaku tidak khawatir jika terjadi non-perfomance loan (NPL) atau kredit macet. Pasalnya keleluasaan batas kredit modal itu ditujukan untuk perajin yang memiliki omset besar Rp 50 juta per bulan. Diasumsikan dengan omset sebesar itu perajin tidak merasa terhambat untuk mengangsur.

Namun demukian Zaenal tidak menutup kemungkinan jika ada perajin beromset biasa di bawah Rp 10 juta per bulan bisa saja menggunakan pinjaman itu asalkan bisa menunjukkan job order besar dari konsumen kolektif.

”Akhir-akhir ini, beberapa perajin sudah mulai mendapatkan job order besar dari perusahaan tertentu. Order itu datang dari perusahaan Jakarta, Bandung  bahkan luar negeri seperti Singapura,” ujarnya.

Beberapa perajin, katanya, ada ragu-ragu menerima order besar karena tidak punya modal membeli bahan baku.

Ketua II Koperasi Intako, Muhammad Syahroni Arif, kebijakan pinjaman ini untuk memperkuat struktur permodalan 310 anggota koperasi. Apalagi Unit Simpan Pinjam Koperasi Intako telah menunjukkan kemampuannya mengelola dana bantuan pemerintah dari Rp 1 miliar pada 2006, kini berkembang jadi Rp 2 miliar. Sedangkan jumlah kredit macet tidak lebih 5 %.

Ditambahkan, kondisi perdagangan produk olahan kulit dan imitasi di kawasan Tanggulangin sudah mulai membaik jika dibandingkan tahun lalu.  Dia mencontohkan show room Intako Januari-Maret 2009 membukukan omset 30 juta per bulan susahnya bukan main, sekarang hari biasa Senin-Jumat  memberi pemasukan Rp 60 juta. Untuk week end Sabtu dan Minggu rata-rata mencapai Rp 150 juta.

”Long week end lalu pada  Sabtu saja terkumpul Rp 200 juta dan Minggu terkumpul Rp 200 juta lebih,” jelasnya.

Mereka yang berbelanja kebanyakan dari luar kota Sidoarjo, seperti dari Malang, Jakarta, Surabaya dan Bandung. Barang yang dibeli adalah tas perempuan, dan produk aksesori lainnya seperti dompet,  ikat pinggang, dompet handpone yang semuanya itu merupakan produk asli dari perajin setempat. “Saya yakin untuk showroom lain juga naik  omsetnya,” jelasnya.

Dengan kondisi penjualan yang sudah mulai membaik, maka, tidak perlu khawatir jika ada problem kredit macet atas dana yang telah dipinjam anggota sebagai modal usaha. Diyakini pula kebijakan itu bakalan disambut baik oleh 310 perajin kulit dan imitasi yang kini anggota Intako. “Kebijakan itu menjadi solusi problem paling mendasar untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produksinya,” jelasnya.

RONY KURNIAWAN

 

Pemerintah Harus Antisipasi Kebijakan Ekonomi-Politik Imbas Perang Iran-Israel
Mensos Risma

Mensos Risma Berikan Pesan ke Konten Kreator: Tidak Usah Takut untuk Melangkah!

Dalam acara bertajuk YouTube Seribu Kartini Beda Tapi Sama di Jakarta, Jumat,19 April 2024, Menteri Sosial Risma mengemukakan bahwa seorang kreator konten tidak takut.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024