Bandara Juanda Masih Buka Rute Internasional

Penumpang di Bandara Juanda.
Sumber :
  • Surabaya Post / Iwan Heriyanto

SURABAYA POST -- Sebagai airport internasional, Bandar udara (Bandara) Juanda masih terbuka bagi maskapai menerbangi rute internasional baru. Tapi mengisi penerbangan jam longgar di siang dan malam hari.

Teguh Widodo, Manager ATS (Air Trafiic Service), menjelaskan, data ATS menunjukkan kegiatan penerbangan di bandara yang beroperasi mulai 06.00 hingga 24.00, telah mencapai 240 pesawat landing maupun take of dengan interval waktu antara 5 sampai 10 menit. Dari jumlah itu paling sibuk terjadi di antara pukul 07.00 hingga 10.00.

”Jadi kalau ada maskapai yang membuka rute baru, termasuk layanan penerbangan internasional, tentunya masih terbuka lebar dengan bermain  di luar jam-jam sibuk,”  jelas Teguh Widodo. ”Seperti di atas jam 12  atau pada sore hari hingga pukul 24.00, masih tersedia ruang yang cukup untuk kegiatan penerbangan,” tambahnya, Minggu (18/4).

Airport kelas dunia dikelola PT Angkasa Pura (AP) I yang relokasi pada 2006 sudah didukung akses jalan bypass dan jalan tol Waru-Juanda untuk menunjang kelancaran arus penumpang dan barang.

Bandara yang dibangun di atas lahan 477,3 ha, ujar dia,  dilengkapi runway berkonstruksi beton beraspal sepanjang 3 ribu meter dan lebar 45 meter yang bisa dipakai untuk kegiatan penerbangan pesawat Boeing 747 limited maupun airbus.

Teguh Widodo mengatakan sistem operasional bandara dilengkapi peralatan canggih untuk pengaturan dan  pengawasan arus penerbangan rute domestik maupun internasional. Ini untuk menghindari terjadinya penumpukan jadwal kedatangan maupun pemberangkatan pesawat, selain juga untuk monitoring pergerakan arus lalintas udara demi keselamatan.

Untuk meningkatkan kenyamanan penumpang, lanjut Teguh, pihaknya telah membuat usulan ke pusat untuk memperluas ruang tunggu yang over capacity. Karena saat dibangun pada 2006, ruang tunggu diproyeksikan 6 juta penumpang per tahun. Padahal saat ini sudah mencapai 10 juta penumpang per tahun.

Begitu pula  fasilitas pelayanan, saat ini pihak PT AP berusaha mempercepat menyelesaian pembangunan apron 1,2,3 dan 4 untuk melengkapi apron 5 hingga 28 yang lebih dahulu dioperasionalkan sebagai parkir pesawat.  ”Pembangunan apron 1 sampai 4 sudah mencapai 90 %, sehingga dalam waktu dekat sudah bisa difungsikan. Apron baru ini kita proyeksikan untuk pesawat yang melayani penerbangan internasional,” ujar Teguh.

Selain Apron, Juanda juga menambah beberapa fasilitas Customer Service Centre (CSC) atau pusat pelayanan informasi untuk menampung berbagai macam keluhan, baik secara langsung maupun melalui telepon tentang fasilitas, rute penerbangan dan sebagainya. Selain itu, Bandara Juanda juga memperluas area check in di terminal internasional lengkap dengan eskalator seluas 200 meter persegi.

Diresmikan pula toilet indoor dan outdoor yang baru sebanyak 7 unit yang secara total jumlah toilet yang ada saat ini sebanyak  44 unit. Dan yang terakhir adalah tollgate (pintu masuk dan ke luar) jalan tol di Bandar Udara Juanda yang merupakan pintu masuk dari rute tol Waru- Bandara Juanda yang  terletak di sisi arah utara terminal bandara.

Sebelumnya, beberapa waktu yang lalu pula telah diresmikan smoking area di terminal ruang tunggu keberangkatan domestik dan internasional (indoor). Ke depan direncanakan akan dibangun pula smooking area di outdoor.

Promosi Wisata Jatim
Di tengah menggeliatkan industri penerbangan dalam dua tahun terakhir ini, eksistensi Bandara Juanda rupanya belum dilirik maskapai untuk membuka rute penerbangan jalur Eropa. Dari 12 maskapai yang bermain di bandara hingga saat ini, semuanya sebatas melayani rute domestik dan kawasan Asia.

Seperti Sriwijaya Airline yang tahun ini mulai ekspansi rute penerbangan ke Eropa. Itu pun hanya jalur Jakarta-Amsterdam. Begitu pula yang dilakukan Lion Air yang membuka rute penerbangan Denpasar-Perth Australia dan Jakarta-Perth Australia, yang tentunya juga membuka penerbangan kawasan Asia lainnya, seperti ke Guanhzhao China dan Kualalumpur.
Ini semua memang tak lepas dari kunjungan wisatawan manca negara (wisman) ke Jatim yang belum menunjukkan tren positif.

Meski secara nasional, kunjungan wisman diprediksi mencapai 7 juta, gairah objek wisata di Jatim belum dilirik sebagai tujuan utama kunjungan mereka. Data di kantor Dinas Pariwisata di Jatim menunjukkan, justru kunjungan wisman melalui pintu masuk Bandara Juanda dalam tiga bulan terakhir di awal tahun ini menurun 5 persen.

Kata lain, antara Januari hingga Maret 2010, kunjungan wisman melalui bandara itu rata-rata mencapai 13.500 orang. Sedangkan  pada tiga bulan terakhir di penghujung 2009,  mencapai rata-rata sebanyak 14.500 orang. ”Bahkan pada Desember kunjungan wisman melalui Juanda hamper mencapai 15 ribu,” kata staf di kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemprov Jatim.

Data ini juga didukung  tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jatim memasuki awal  2010 mencapai 43,72 persen atau turun 7,60 persen dibanding Desember 2009 yang mencapai 51,32 persen.

”Ini memang tak lepas dari objek wisata di Jatim. Meski cukup bergairah, selain Bromo yang tetap menjadi andalan kita, juga ada Wisata Bahari Lamongan, atau objek wsata lainya di Malang, namun semua itu baru sebatas menarik wisata domestik,” ujarnya. “Untuk wisman, belum meliriknya. Sebagian besar wisman masih sebatas berkunjung ke Bromo,” tambahnya.

Djoni Irianto, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemprov Jatim, tak menyangkalnya. ”Selain Bromo, sebenarnya objek wisata kita sebenarnya cukup potensi dijual ke wisman. Hanya saja, kita memang masih minim promosi,” ujarnya.

Ditambahkan, peluang untuk menjual objek wisata di Jatim masih terbuka lebar. Di antara objek wisata yang ada,  Bromo dan kawah Ijen memang tetap menjadi andalan Jatim untuk dipromosikan besar-besaran, terutama kepada wisatawan asal Jepang.

Mengingat, mereka cenderung hanya tertarik pada  kawasan wisata alam. “Wisatawan Jepang itu tidak suka shopping, mereka juga tidak suka wisata religi,” ujarnya.

Data di Dinas Pariwisata menunjukkan kunjungan wisata asal Jepang menduduki peringkat kelima. Sedangkan posisi pertama ditempati wisatawan asal  Malaysia sebanyak  38.534 wisatawan, disusul Singapura 14.260 orang, Cina 10.258 orang, Taiwan 9.146 orang, dan Jepang 6.186 wisatawan.

Untuk kepentingan promosi itu, lanjut dia, akan dilakukan dengan cara menggandeng maskapai penerbangan supaya menyediakan rute khusus Surabaya-Jepang. “Selama ini belum ada maskapai yang langsung ke Jepang,” kata  Djoni.

Laporan: Syaiful Bahri & Angraheni Prajayanti

40 Ribu NIK KTP Warga Jakarta yang Sudah Meninggal Dinonaktifkan
Satnarkoba Polres Metro Jakarta Selatan menangkap Selebgram Chandrika Chika dan 5 temannya di sebuah hotel di Setiabudi, Jakarta Selatan lantaran melakukan pesta narkoba jenis ganja.

Chandrika Chika Bakal Jalani Rehabilitasi di BNN Lido

Polres Metro Jakarta Selatan akhirnya mengajukan selebgram Chandrika Chika untuk melakukan rehabilitasi. Rencananya, Chika akan direhabilitasi di pusat BNN Lido.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024