1,5 Tahun Teliti Ekstrak Kubis untuk Diabetes

Diabetes
Sumber :
  • doc Corbis

SURABAYA POST - Orangnya biasa dan lebih terkesan malu-malu. Itulah Victoria Sri Murti Anti, S. Farm, satu dari 476 sarjana yang di wisuda Universitas Katolik Widya Mandala (UKWM) Surabaya, Sabtu (24/4) pagi tadi di Ballroom Hotel Shangri-La Surabaya. Ia dinobatkan sebagai sarjana terbaik bersama 15 wisudawan pilihan lainnya pada periode I tahun ini.

Victoria, gadis kelahiran 2 Desember 1986 ini berhasil menyelesaikan studinya setelah berhasil menuntaskan tugas akhir sebagai mahasiswa. Hampir 1,5 tahun, belia dua saudara ini melakukan penelitian tentang manfaat daun kubis untuk penderita diabetes.

 Dari penelitian itulah dia baru tahu ternyata daun kubis bermanfaat untuk mengurangi kadar gula dalam darah.

Victoria menjelaskan, sebelum dijadikan ekstrak etanol, daun kubis tersebut dikeringkan untuk selanjutnya dibuat cairan. Ekstrak etanol yang berbentuk cairan tersebut harus melalui pengendapan dengan cara penguapan selama sehari.

“Saya menggunakan alat yang namanya perkulator. Dari proses perkulasi itu, cairan diuapkan sampai terlihat mengental seperti dodol atau jenang,” terangnya.

Setelah dosis yang diinginkan tercapai, ‘jenang kubis’ tersebut kembali dicairkan dengan sebuah alat yang bernama Pulvis Gummi Arabicum (PGA). Dari PGA tersebut, cairan yang berdosis antara 1 hingga 2 gram itu bisa disuntikkan dengan cara menuangkan ke mulut tikus percobaan.

“Sebelumnya, 25 ekor tikus putih itu diberi makan dengan pola biasa yang kemudian dipuasakan sehari esoknya untuk diambil sampel darahnya di bagian ekor,” urainya berilmiah.

Mahasiswa yang berniat meneruskan studinya ke program apoteker itu mengaku, harus siang malam menyiapkan skripsinya dengan segala risiko biaya yang ditanggung.

“Saya membiayai penelitian ini kira-kira sudah habis Rp 2 juta. Bahkan, untuk mendapatkan tikus putih, saya harus pesan sampai ke Jogjakarta,” ujar perempuan yang tinggal di kawasan Jl Dinoyo Tangsi ini.

Dengan wajah berbinar, anak pasangan Laurensius Murod dan Rufina Mudaq ini mengisahkan awal mula ketertarikannya meneliti daun kubis sebagai objek penyembuhan diabetes. Dia jujur mengakui keinginan meneliti itu timbul setelah mengetahui kerabat keluarga terkena diabetes berkepanjangan.

“Tante saya kena diabetes, obatnya pun mahal untuk dibeli dalam jumlah cukup. Padahal, kalau sudah sakit diabetes masa penyembuhan hingga normal memakan waktu lama. Nah, dari situlah keinginan meneliti itu muncul,” katanya.

Namun, lanjut Victoria, penelitian ekstrak daun kubis tersebut sudah dilakukan sejak kuliahnya menapak tingkatan semester 7 di Fakultas Farmasi, UKWM. Pemilik indeks  prestasi kumulatif (IPK) 3,08 ini mengatakan, setahun kemudian proses percobaan mulai dimantapkan dengan penelitian menggunakan tikus putih sebanyak 25 ekor.

 “Selain sering digunakan sebagai media percobaan, tikus putih ternyata memiliki kepekaan anatomi terhadap obat yang bisa dikatagorikan mendekati kesesuaian. Sekali lagi, ini baru pra klinis,” ujarnya.

 Untuk menambah perbendaharaan keilmiahan, sebelum melakukan penelitian yang dituangkan dalam skripsi, Victoria terlebih dulu membaca dan mencari referensi dari berbagai jurnal-jurnal kesehatan tentang anti oksidan dan anti diabetes.

“Kemudian saya padukan dengan percobaan itu,” kenangnya.

Skripsi setebal 102 halaman tentang Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Daun Kubis (Brassica Oleracea Var. Capitata) Terhadap Tikus Putih Hiperglikemia ini berhasil mencatatkan dirinya dalam deretan nama 16 wisudawan UKWM terbaik.

“Saya berharap ada penelitian yang lebih mumpuni untuk memperdalam tesis saya tentang upaya temuan pengobatan diabetes memanfaatkan daun kubis,” katanya merendah.

Ia mengaku, penelitian yang dilakukannya belumlah sempurna sebagai satu-satunya temuan ekstrak daun kubis untuk mengurangi kadar gula penderita diabetes. Diharapkan, masih ada penelitian tambahan yang bisa memberikan ketetapan dan ketepatan dari hasil penelitiannya.

“Jangan disebut penelitian saya ini sudah final, ini baru permulaan karena media percobaan yang saya gunakan adalah tikus. Tapi, saya yakin, ekstrak daun kubis yang saya teliti ini bisa bermanfaat dan menjadi kontribusi penelitian selanjutnya,” ujar gadis kelahiran Samarinda ini.

Surabaya Post | Syarif Abdullah

Kronologi 3 Anggota Keluarga Tercebur ke Sumur, 1 Meninggal Dunia
Pemain Timnas Indonesia, Justin Hubner

Erick Thohir Buka suara soal Dugaan Pemain Naturalisasi Dibayar Bela Timnas Indonesia

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahawa pemain keturunan tidak dibayar supaya mau dinaturalisasi dan membela TImnas Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024