- VIVAnews/ Fajar Sodiq
VIVAnews-Keluarga Heri Suranto tak yakin lelaki 42 tahun itu terlibat kegiatan terorisme. Mereka mengaku kaget dengan penangkapan Heri. Apalagi, Heri Suranto sehari-hari bekerja sebagai staf Tata Usaha (TU) di sebuah sekolah swasta SMA Islam 1 Surakarta. Selain itu, Heri juga membuka praktik sebagai tukang servis di rumahnya.
Heri bersama istri anaknya masih tinggal bersama di rumah mertuanya, Ngatino. Selepas pulang dari sekolah, Heri selalu kerja membuka servis di rumah mertuanya.
Menurut tetangga Heri, Sunaryo mengatakan setiap harinya Heri setelah pulang dari sekolah langsung bekerja membuka servis komputer. “Paling kalau keluar hanya untuk sholat di masjid terletak tak jauh dari rumahnya. Saya sangat yakin Heri tidak terlibat teroris. Karena selama ini tidak ada aktifitas mencurigakan,” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan mertuanya, Ngatino. Sang mertua, yang juga ketua RT setempat, mengaku kaget dengan penangkapan itu. Soalnya selama ini Heri tidak terlihat bergabung dengan kelompok manapun. Selain itu, juga tidak terlihat hal-hal mencurigakan.
"Saya itu tinggal bersama Heri telah bertahun-tahun tetapi tidak ada yang mencurigakan. Bahkan, hingga anaknya berjumlah empat saja, dia tetap seperti biasa. Tidak terlihat Heri bergabung dengan kelompok teroris,” ujarnya.
Ngatino mengaku terakhir kali bertemu Heri sekitar Jumat pagi, sebelum menantunya itu berangkat kerja di SMA Islam 1 Surakarta. Tapi ketika pulang, dia datang bersama polisi untuk mengambil komputer di rumah, dan selanjutnya di bawa pergi. “Enggak tahu komputer yang dibawa itu bisa milik orang lain. Karena, Heri itu membuka servis di rumah,” ujarnya.
Laporan Fajar Sodiq | Solo
Cara Taspen Perkuat Srikandi Jadi Penggerak Finansial
PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen) menegaskan komitemnnya terus mengoptimalkan peran Srikandi jadi penggerak finansial.
