Raih Kalpataru Berkat Septic Tank

Sumadi, warga Warujayeng, Nganjuk, penerima Kalpataru 2010.
Sumber :
  • SP/Gimo Hadiwibowo

SURABAYA POST - SUMADI (39), warga Desa Warujayeng, Kabupaten Nganjuk, baru saja mendapat penghargaan Kalpataru dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas ide briliannya itu.

Bapak dua anak ini merintis pengolahan tinja untuk biogas sejak 2001. Waktu itu dia masih menjadi petugas penyuluh kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk. Dia prihatin dengan lingkungannya yang kurang sehat karena kebiasaan masyarakat buang air besar di sungai dan kakus-kakus tradisional.

Sumadi kemudian mempunyai ide membuat lingkungan sehat dengan cara membuat septic tank. Ide itu ditularkan kepada masyarakat Dusun Tambak, Desa Begedeng, Kecamatan Warujayeng, Nganjuk. Namun, untuk meyakinkan warga ternyata tidak gampang. ’’Kebanyakan warga enggan membangun septic tank karena biayanya mahal, sekitar Rp1,8 juta,’’ kata Sumadi ditemui Surabaya Post di Kantor Bagian Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Nganjuk, Kamis (10/6).

Melihat kondisi warga yang kurang memungkinkan, akhirnya Sumadi mendiskon pembangunan septic tank-nya hingga tinggal Rp 850 ribu. Namun, lagi-lagi warga masih keberatan. Rata-rata masyarakat desa di sekitarnya memang berpenghasilan rendah sebagai petani kecil dan buruh tani.

Sumadi terus berpikir hingga punya gagasan membangunkan septic tank gratis untuk mereka, namun endapan tinja dan biogas dari septic tank itu akan diambilnya. Warga menyambut baik idenya itu. Kerjasama yang saling menguntungkan.

Septic tank ala Sumadi terdiri atas tiga jamban yang merupakan lubang penampungan dan resapan ini bisa digunakan dalam waktu 8-10 tahun. Bahkan, Sumadi juga menggaransi pembenahan bila ada persoalan meluber karena penuh atau masalah lain. ’’Ya, alhamdullillah hingga sekarang keluhan belum muncul,’’ ujarnya.

Menurut Sumadi, pernah salah satu warga yang tidak mau dibuatkan septic tank, dengan alasan rumahnya dekat sungai. Namun karena kebanyakan warga sudah menggunakan septic tank, akhirnya warga tersebut ikut juga. ’’Saya bangga karena warga berhasil kami motivasi untuk membudayakan hidup sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan,’’ jelas dia.

Sedangkan hasil panen Sumadi nanti adalah biogas yang akan diambil pada sekitar tahun 2012. ’’Nanti, kalau sudah masa panen tiba, saya yang memetik hasilnya (biogas dan endapan tinja untuk pupuk). Bukan sekarang, tapi sekitar tahun 2012,” jelas pria yang kini bertugas sebagai PNS di Puskesmas Jatikalen, Nganjuk, tersebut.

Hingga sekarang, septic tank karya Sumadi sudah menyebar ke berbagai kecamatan di Nganjuk. Dari 20 kecamatan, hanya satu yang belum terjamah, yaitu Kecamatan Loceret. Kenapa? ’’Ya memang belum waktunya mengarah ke sana. Mudah-mudahan,  tahun ini Loceret sudah bisa terjangkau ’’Sumadi WC”.

Di 19 kecamatan di Nganjuk, kini sudah ada 2.800 unit septic tank buatannya yang dipakai warga. Setiap septic tank yang berbentuk lingkaran berdiameter 1 meter itu bisa menampung 1,2 meter kubik tinja. Septic tank itu terdiri atas tiga jamban untuk penampungan, peresapan, dan biogas.

Sumadi merangkul pihak lain untuk membiayai pembangunan ribuan septic tank tersebut dan usaha pengolahan biogas dan endapan tinja. Sebagian pupuk olahan dari endapan tinja sudah diujicobakan untuk memupuk brambang (bawang merah) di Nganjuk. Hasilnya cukup menggembirakan.

Menurut Sumadi, bawang merah yang dipupuk dengan olahan endapan tinja lebih berkualitas. Untuk 1 kwintal bawang merah, setelah dikeringkan, hanya susut 3-4 kg. ’’Padahal kalau tanpa pupuk, brambang itu kalau sudah kering susut sekitar 40 kg,’’ ujarnya.

’’Kalau ingin melihat tanamannya (brambang), kini masih ada. Sebagian juga belum dipanen,” tambah Sumadi.

Pupuk dari endapan tinja tersebut belum dipasarkan secara terbuka kepada petani dan masih dalam taraf ujicoba. Kata Sumadi, jika nanti sudah masanya panen dan sambil menunggu pengolahan biogas, baru diluncurkan secara terbuka.

Sementara itu, septic tank karya Sumadi sekarang tidak hanya digunakan warga Kabupaten Nganjuk, tapi sudah meluas ke daerah lain di Jawa Timur, misalnya Kediri dan Madiun. Beberapa daerah di Jawa Tengah juga sudah ada yang mengadopsi karya Sumadi.

Dari luasnya cakupan daerah yang menggunakan septic tank karya Sumadi itulah, Sumadi akhirnya berhasil meraih penghargaan Kalpataru. Ir Totok Prastowo dari Bagian Lingkungan Hidup Pemkab Nganjuk –yang banyak memotivasi Sumadi– mengatakan, syarat penghargaan Kalpataru adalah sebuah karya tidak hanya dinikmati warga sekitar, tetapi juga warga daerah lain.

Sejak mengembangkan septic tank ala Sumadi mulai 2001, baru tahun 2007 Sumadi menjadi juara III bidang pelestari lingkungan hidup se-Jatim. Pada 2008, karyanya mulai dikembangkan ke Kediri dan kota lainnya. Puncaknya, pada 2010 Sumadi memperoleh penghargaan dari presiden. 

’’Tidak terbayang sebelumnya. Saya yang hanya orang biasa, ternyata bisa menjadi tamu khusus presiden di Istana Negara. Saya merasa haru sekali,” ujarnya.

Dari keberhasilan itu, Sumadi mendapat peluang lebih besar yaitu mendapat job sebagai narasumber di berbagai daerah. Salah satunya dari Bank Dunia, dengan materi pengolahan tinja dan pembuatan biogasnya. Sumadi mengatakan, pekerjaan barunya itu akan berjalan mulai Juli 2010.

Dengan proyek septic tank ini, Sumadi berharap masyarakat tidak lagi takut akan penyakit karena kebersihan lingkungan terjaga. Masyarakat tidak lagi membuang air besar sembarangan. Masyarakat juga merasa malu bila rumahnya tidak ada jamban, terutama bila kedatangan tamu.

Sementara itu, kedatangan penghargaan Kalpataru dari Presiden sempat dikirab keliling kota sepanjang 34 km yang dipimpin Bupati Nganjuk Drs Taufiqqurahman diiringi sekitar seribu kendaraan. (umi)

Oleh: Gimo Hadiwibowo

Survei BI Ungkap Keyakinan Konsumen Akan Ekonomi Indonesia Naik
Yusril Ihza Mahendra dalam sidang lanjutan perselisihan sengketa Pilpres 2024 di MK

Serahkan Kesimpulan Hari Ini, Yusril Yakin MK Tolak Gugatan Kubu Anies dan Ganjar

Ketua tim hukum Prabowo-Gibran, Yusril Ihza Mahendra menyinggung kubu Anies dan Ganjar yang tak bisa buktikan dalil permohonannya di sidang MK.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024