- Antara
VIVAnews - Pemerintah menilai ulama memiliki peran penting dalam kehidupan bernegara. Ulama mempunyai kewajiban bersikap kritis terhadap penguasa.
"Kita lihat ulama memegang peranan penting. Secara aktif ulama mengingatkan penguasa akan tugasnya," kata Wakil Presiden Boediono saat menutup Musyawarah Nasional Ke-8 Majelis Ulama Indonesia di Jakarta, 28 Juli 2010.
Namun, penguasa yang dimaksud bukan hanya Pemerintah. "Tapi ini mencakup semua penguasa. Di bidang eksekutif, legislatif, dan yudikatif," ujar Boediono.
Sedangkan bagi Pemerintah, Boediono berharap ulama bisa berperan menghubungkan pemerintah dengan rakyatnya. Dengan peran ulama yang menjadi panutan dan selalu memahami masalah di masyarakat, ulama dapat menyampaikan keluh-kesah masyarakat itu kepada penguasa.
"Kita hidup di alam demokrasi, akan berhasil jika pemimpin sambung rasa dengan rakyat dan bertindak untuk kepentingan rakyat. Ulama punya peran penting, sebagai jembatan pemimpin dengn rakyat," kata Boediono.
Semua peran ini, kata Boediono, harus dilakukan ulama sebagai pewaris risalah Nabi Muhammad SAW. Ini disebabkan ulama memiliki peran penting berlandaskan ilmu yang dimilikinya.
"Rasulullah menjelaskan ulama pewaris anbiya (pewaris Nabi-Hadist). Nabi tidak mewariskan dirham, ataupun harta, melainkan ilmu," tutur Boediono. (umi)