5 Gangguan Kulit Paling Sering Diderita Bayi

Bayi Pakai Popok
Sumber :
  • inmagine.com

VIVAnews - Sejak lahir hingga tumbuh menjadi anak-anak, tak jarang si kecil menderita berbagai gangguan kulit. Sebab, kulit bayi dan balita serta anak masih rentan belum mampu sepenuhnya melindungi dari iritasi lingkungan, alergen dan infeksi.

Di antara berbagai gangguan kulit, ada lima masalah kulit yang umumnya terjadi pada kulit si buah hati, yakni Eksim susu atau dermatitis atopik, sarap atau dermatitis seboroik, dermatitis popok dan infeksi bakteri.

1. Eksim susu/ Dermatitis atopik
Gangguan kulit ini berupa radang kronik berulang, gatal, hipersensitif dan merupakan faktor genetik. Gangguan ini paling banyak diderita bayi sebelum usia lima tahun.

Menurut Spesialis kulit Dr Titi Lestari Sugito SpKK(K), penyebab dermatitis atopik masih belum diketahui secara pasti. Faktor pemicunya diduga berasal dari dalam seperti genetik, kimiawi dan imunologi ataupun dari luar seperti lingkungan dan alergen.
 
Solusi: Penanganan dermatitis atopik dilakukan dengan menurunkan gejala dan mencegah kekambuhan. "Perawatan dan kebersihan kulit sangat penting. Biasanya dermatitis atopik ditandai dengan kulit yang lebih kering. Orangtua harus selalu menjaga kelembaban kulit," katanya pada Talkshow Parents and Johnson Baby di Epicentrum Walk, Sabtu, 7 Agustus 2010.
 
2. Dermatitis Seboroik
Gangguan kulit ini banyak dialami bayi berusia 4-6 minggu. Tanda-tandanya diantaranya kulit bersisik, merah dan berminyak terutama di bagian kepala, muka, telinga, dada dan daerah lipatan. "Penyebabnya belum diketahui. Dan biasanya semakin membaik seiring bertambahnya usia bayi."

Solusi: Dr Titi menyarankan menghilangkan kerak dengan emolien/minyak, keratolitik atau sampo yang sesuai. Selain itu, penggunaan krim diperlukan untuk menurunkan kemerahan dan gatal.

3. Dermatitis Popok/ Diaper Rush/ Eksim popok
Biasanya eksim popok terjadi pada area yang tertutup popok. Penyebabnya karena pemakaian popok yang salah, kurang bersih saat bayi buang air besar atau kecil, gesekan dengan popok dan kulit lembab. "Separuh bayi laki-laki dan perempuan usia beberapa minggu hingga 18 bulan pernah mengalaminya, tetapi ruam popok paling banyak diderita bayi usia 6-9 bulan."

Solusi: Dr Titi menyarankan untuk mencegah ruam popok, gantilah popok segera setelah si bayi buang air besar, dan bersihkan kulit dan lipatan seksama setelah bayi buang air. Bila buang air besar, bersihkan kulit bayi dengan air dan sabun lalu oleskan salap/emolien.

4. Miliaria atau biang keringat
Terjadi pada daerah yang banyak berkeringat seperti dahi, dada dan punggung. Penyebab biang keringat paling banyak karena udara panas, lembab serta kurangnya kebersihan kulit.

Solusi: Untuk mencegah dan mengobati biang keringat, perhatikan aliran udara, jaga kebersihan kulit dan pakaikan bayi dengan pakaian ringan dan dapat menyerap keringat.

5. Infeksi Bakteri
Contoh gangguan kulit karena infeksi bakteri, di antaranya bisul, koreng dan cacar monyet. Penyebabnya antara lain bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus B hemolyticus. Untuk mengobati dan mencegahnya, jaga kebersihan kulit dengan mandi dan sabun, menjaga gizi anak serta penggunaan salap antibiotik.

Solusi: Dr Titi menyarankan, karena kulit bayi dan balita rentan terhadap kelainan kulit daripada orang dewasa, penting untuk merawat kulit si kecil antaralain membersihkan dengan sabun dan air, melembabkan dengan losion dan mengurangi gesekan dengan bedak.

Kunci Pelita Jaya Bekap Prawira Bandung dan Lolos Putaran Final BCL Asia
Ilustrasi pencegahan stunting

Jokowi: Indonesia Succeeded in Reducing Stunting Rate

Indonesian President Joko Widodo (Jokowi) stated that Indonesia successfully in reducing stunting rate to 21.5 percent by the end of 2023.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024