Wawancara Karni Ilyas

"Pelayanan Publik Kepolisian Masih Lamban"

VIVAnews -- Kinerja kepolisian kembali menjadi sorotan masyarakat. Apalagi setelah muncul dua persoalan besar dalam dua bulan terakhir ini. Pertama adalah tudingan kepada sejumlah jenderal di kepolisian yang diduga dalam perjudian, kemudian dihentikannya penyidikan kasus pembalakan liar di Riau.

Tentu tak semua yang dilakukan aparat kepolisian bernilai buruk. Aparat kepolisian juga mengukir sejumlah prestasi. Anggota Komisi Kepolisian Nasional, Karni Ilyas, melihat pada dua sisi kinerja kepolisian, yaitu keamanan dan pelayanan.

Berikut petikan wawancara wartawan VIVAnews dengan Karni Ilyas yang berlangsung melalui telepon, Rabu 24 Desember 2008.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Menurut pandangan Anda, kinerja kepolisian akhir-akhir ini apakah lebih baik atau malah sebaliknya?
Dari sisi keamanan, kinerja Polri sudah membaik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Bisa dilihat dari penanganan sejumlah kasus-kasus besar yang rata-rata terungkap. Misalnya penanganan kasus terorisme, Polri boleh dibilang berhasil. Faktanya sejumlah tersangka teroris sudah tertangkap. Polisi dapat menekan aksi-aksi teroris.

Bagaimana dengan kasus-kasus lainnya?
Penanganan kasus narkoba cukup bagus. Cukup banyak kasus yang terungkap. Dari kerja kepolisian pula bisa diketahui bahwa jaringan narkoba di Indonesia sudah cukup besar. Berton-ton narkoba telah disita, dulu ini tak tersentuh. Banyak tersangka yang tertangkap. Gembong narkoba yang beroperasi dari mana saja juga sudah ditangkap kepolisian. Ini berarti sebelum-sebelumnya belum tertangani dengan baik.

Menyangkut perjudian dan pemberantasan pembalakan liar?
Memang ada satu dua yang muncul menjadi kasus. Tetapi secara umum, penanganannya sudah cukup bagus. Dulu perjudian ini kan bebas, tetapi dalam beberapa tahun terakhir polisi sudah menjalankan aturan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Jika demikian, menurut Anda apa yang mesti dibenahi oleh kepolisian?
Saya melihat, kepolisian masih sangat kurang dalam pelayanan publiknya. Masih jauh dari harapan masyarakat banyak. Misalnya, jika ada laporan dari masyarakat kecil terkadang kasusnya tak tertangani dengan baik. Kalau pun ditangani terlihat sangat lamban.

Itu sangat mengecewakan masyarakat kecil. Mereka harus bolak-balik ke kantor polisi untuk mencari tahu nasib laporannya. Padahal dia mesti naik angkutan umum dan meninggalkan pekerjaannya. Ini sungguh mahal harganya bagi orang kecil.

Apakah itu memang budaya di kepolisian, atau ada faktor penyebabnya?
Memang harus kita akui, salah satu penyebab lambannya pelayanan publik di kepolisian ada anggaran yang rendah. Dulu untuk satu kasus, negara hanya menyediakan dana Rp 2,5 juta, sekarang memang ada perubahan sekitar Rp 5-8 juta. Ini memang belum memadai. Untuk biaya perjalanan dalam mengusut satu kasus tentu tak cukup.

Boleh jadi itu juga bisa berpengaruh pada moralitas kepolisian?
Tentu saja. Seroang polisi di Indonesia memang harus memiliki standar moralitas yang tinggi untuk menahan bermacam godaan. Jika tak kuat, maka akan terjerumus dalam kasus. Memang sudah ada satu dua kasus yang menyangkut moralitas kepolisian.

Persoalan lain yang masih perlu pembenahan di kepolisian?
Ketertiban. Ini masih sangat kurang. Tentu ini bukan berdiri sendiri pada faktor kepolisian tok. Bisa dilihat dalam kasus kericuhan di beberapa daerah.

Misalnya dalam beberapa pemilihan kepala daerah, selalu saja muncul kerusuhan. Aksi massa sudah merusak, ini kan anarkis. Tetapi polisi tak bertindak tegas. Polisi masih ragu-ragu menindak pelaku anarkis.

Polisi harusnya menindak tegas pelaku anarkis itu. Jika tidak, akan menjadi contoh kepada yang lain untuk melakukan tindakan yang sama. Lama-lama, negeri ini menjadi bar-bar.

5 Minuman Alami Bantu Atasi Radang Tenggorokan Selama Puasa
Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Para anggota TNI itu diduga tak terima Prada Lukman dikeroyok preman di Pasar Cikini, Rabu, 27 Maret 2024. Prada Lukman membela ayah rekannya yang dipalak kawanan preman.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024