Gunung Merapi Makin Kritis, Gempa Kian Sering

Aktivitas gunung merapi dilihat dari Turgo, Sleman
Sumber :
  • Antara/ Wahyu Putro

VIVAnews - Aktivitas Gunung Merapi  semakin kritis. Intensitas guguran material lava dan gempa vulkanik menunjukkan peningkatan yang signifikan.
 
“Meski aktivitas merapi semakin kritis namun belum sampai memengaruhi posisi kubah lava dan morfologi puncak Gunung Merapi,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandrio, Selasa, 12 Oktober 2010
 
Menurutnya, guguran material lava dari puncak Gunung Merapi kembali terpantau di Pos Pengamatan Kaliuran. Jarak luncur sekitar 800 meter guguran tersebut mengarah ke Kali Gendol.
 
“Asap solfatara yang berwarna putih tebal bertekanan lemah berada pada ketinggian 300 meter dari permukaan puncak Gunung Merapi,” terangnya
 
Dengan kondisi yang semakin kritis ini BPPTK Yogyakarta mengintensifkan koordinasi dengan pemerintah kabupaten di sekitar Gunung Merapi, seperti Kabupaten Klaten, Sleman dan Magelang.

“Kita terus berkoordinasi dengan pemerintah yang punya wilayah disekitar Gunung Merapi untuk mengambil langkah-langkah antisipasi jika Merapi terus menuju ke arah kondisi kritis,” tambah dia.
 
Lebih lanjut Subandrio menyatakan data yang ada di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta juga menunjukkan jumlah gempa vulkanik pada minggu ini mencapai 22 kali.

Sedangkan pada minggu sebelumnya hanya 20 kali. Untuk gempa vulkanik sebanyak 39 kali, sedangkan pada minggu sebelumnya mencapai 44 kali.
 
“Untuk gempa fase banyak minggu ini jumlahnya 544 kali. Atau lebih banyak dari minggu sebelumnya hanya 376 kali. Dan, jumlah guguran lava juga semakin intensif, yakni mencapai 117 kali. Padahal, pada minggu sebelumnya jumlah guguran lavanya hanya 35 kali,” pungkasnya. (umi)

Laporan: KDW|Yogyakarta

Sopir Bus yang Ajak Makan 30 Penumpang di Rumah Mertuanya saat Lebaran dapat Rp100 Juta
Ilustrasi/Korban pembunuhan

Ada Luka di Dada hingga Leher pada Wanita yang Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari

Luka di leher waniita tersebut kemungkinan besar lantaran cekikan.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024