56 Desa di Jatim Menanti Terbitnya Terang

Listrik Padam di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA/Ismar Patrizki

SURABAYA POST - Ironis menjadi kata yang tepat untuk menggambarkan ‘wajah’ kelistrikan di Jawa Timur. Sebagai salah satu provinsi utama di Indonesia dan memiliki stok listrik berlimpah ternyata 56 desanya belum menikmati setrum listrik.

Penyebab masih gelapnya desa-desa tersebut cukup beragam. Mulai dari sulitnya kondisi geografis, tingginya investasi pembangunan pembangkit yang tidak sesuai dengan jumlah pemakaian, terlalu jauhnya lokasi desa dengan jaringan milik PLN, hingga keterbatasan pembangkit dieseil. Sehingga pulau-pulau kecil seperti Pulau Gili Iyang, Gili Genting, Ra'as, Tonduk, Gua-gua, Kangean, Sepanjang, Pagerungan Kecil, Seseel, Sabunten, Paleyat, dan Masakambing masih gelap gulita.

”Di beberapa desa tersebut belum bisa dialiri listrik karena memang belum ada pembangkit di sana. Situbondo misalnya, desa-desa yang belum teraliri listrik di sana berada di daerah pegunungan,” kata juru bicara PLN Distribusi Jatim, Agus Widayanto.

Namun, PLN mengelak bila ini dijadikan bukti rapor merah kinerjanya. Berdasar Undang-undang kelistrikan tahun 2007, kewajiban penyambungan listrik tidak lagi berada di tangan PLN, melainkan pemerintah daerah setempat. Sejak sekitar 3-5 tahun ini pun, PLN sudah tidak lagi membangun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel di daerah terpencil karena terkendala soal dana.

Menurut dia, Pemda bisa mengajukan usulan ke pemerintah pusat untuk membangun jaringan listrik di desa-desa tersebut. "Dana pembangunan kan dari APBN, bukan dari PLN, jadi ajukan saja ke pemerintah," ujarnya.

Namun khusus untuk pulau-pulau kecil di Kabupaten Sumenep tidak mungkin dialiri listrik oleh PLN karena lokasinya terletak di pulau yang tidak ada pembangkit PLN. Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) Pemda agar berinsiatif mengembangkan pembangkit dengan kapasitas kecil.

Beberapa jenis pembangkit yang mungkin dikembangkan misalnya saja Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), pembangkit listrik tenaga sinar matahari atau Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).

Bicara soal pasokan, dia menegaskan tidak mengalami kekurangan. Bahkan saat ini PLN Disribusi Jatim memiliki cadangan listrik sebesar 3.800-4.000 MW.

Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Jatim, Arkad Matulu mengatakan, dengan kondisi ini pemadaman bergilir dan SKB 5 menteri yang mengatur jam kerja industri juga sudah dihapus di Jatim.

Kalaupun ada pemadaman, sudah tidak lagi dilakukan dengan alas an pengaturan beban, namun hanya karena kondisi alam seperti terkena kilat atau petir. ”Kalau tidak begitu biasanya karena masih banyak trafo-trafo distribusi yang kondisinya di atas 85 persen alias mendekati kelebihan kapasitas,” kata Arkad. Dari 6 ribu trafo di Jatim, 2.500 di antaranya memiliki beban sudah lebih dari 85 persen.

Agustus lalu PLN Distribusi Jatim mendapatkan alokasi 500 trafo dari pusat dengan daya 100 hingga 250 KVA. Masing-masing trafo senilai Rp40 juta per unit. Trafo tersebut disediakan untuk mengganti trafo yang sudah rusak atau sudah over kapasitas.

Datangnya trafo baru ini juga untuk mengantisipasi lonjakan pemakaian setelah adanya program 1 juta pelanggan menyambut Hari Listrik Nasional yang jatuh pada tanggal 27 Oktober mendatang. Dari target penambahan sebanyak 1 juta pelanggan baru, Jatim kebagian jatah 160 ribu pelanggan dan saat ini baru terealisasi 86 ribu.

PLN Distribusi Jatim pun optimistis bisa mengurangi daftar tunggu pemasangan baru dari yang sebelumnya di atas 104 ribu permintaan menjadi hanya tinggal 74 ribu. Dengan adanya tambahan 160 ribu sambungan baru pun tambahan pemakaian hanya sekitar 1.600-1.800 MWH, dengan asumsi penyambungan baru banyak berasal dari pelanggan rumah tangga yang dayanya hanya 900 VA. Namun, ke depan pemakaian dipastikan kebutuhan listrik Jatim seiring pembangunan pusat perbelanjaan serta industri di Madura.

Tapi itu tidak akan menjadi persoalan bila proyek 10.00 MW tahap I bisa selesai sesuai target. Proyek yang dimulai sejak 3 tahun lalu ini, pada 2010 diharapkan sudah bisa diselesaikan 1.400 MW. Tahun lalu, proyek yang dilaksanakan berdasarkan Kepres 72/2006 juga sudah mengalirkan listrik berdaya 600 MW dari PLTU Labuan.

IHSG Hari Ini Diprediksi Kembali Menguat Ditopang Fundamental Ekonomi RI

Tahun ini, diharapkan terselesaikan tiga lokasi di Pulau Jawa, yakni PLTU Rembang unit 1 sebesar 315 MW, PLTU Indramayu unit 1 sebesar 330 MW, PLTU Suralaya 625 MW. 

Selain itu terdapat pula lima lokasi di luar Jawa, yakni PLTU Tanjung Balai Karimun 2x7 MW, PLTU Bangka 30 MW, PLTU Amurang 25 MW, PLTU Kendari 2x10 MW, dan PLTU Ende 2x7 MW.

Sedangkan pada tahun 2011, diharapkan ada kemajuan lebih banyak yakni dengan menambah pembangkit baru sebesar 4.300 MW di seluruh Indonesia. Dari penyelesaian PLTU di Jawa dan luar Jawa, pada tahun 2011 pembangkit yang telah selesai mencapai 6.300 MW.

Selang dua tahun kemudian, pada 2013 diharapkan telah tercapai 95 persen kapasitas dari proyek pembangkit 10 ribu MW Tahap I. Artinya, pada 2012 saja ada penghematan subsidi BBM pada PLN sebesar Rp20 triliun.
SURABAYA POST - Ironis menjadi kata yang tepat untuk menggambarkan ‘wajah’ kelistrikan di Jawa Timur. Sebagai salah satu provinsi utama di Indonesia dan memiliki stok listrik berlimpah ternyata 56 desanya belum menikmati setrum listrik.

Penyebab masih gelapnya desa-desa tersebut cukup beragam. Mulai dari sulitnya kondisi geografis, tingginya investasi pembangunan pembangkit yang tidak sesuai dengan jumlah pemakaian, terlalu jauhnya lokasi desa dengan jaringan milik PLN, hingga keterbatasan pembangkit dieseil. Sehingga pulau-pulau kecil seperti Pulau Gili Iyang, Gili Genting, Ra'as, Tonduk, Gua-gua, Kangean, Sepanjang, Pagerungan Kecil, Seseel, Sabunten, Paleyat, dan Masakambing masih gelap gulita.

”Di beberapa desa tersebut belum bisa dialiri listrik karena memang belum ada pembangkit di sana. Situbondo misalnya, desa-desa yang belum teraliri listrik di sana berada di daerah pegunungan,” kata juru bicara PLN Distribusi Jatim, Agus Widayanto.

Namun, PLN mengelak bila ini dijadikan bukti rapor merah kinerjanya. Berdasar Undang-undang kelistrikan tahun 2007, kewajiban penyambungan listrik tidak lagi berada di tangan PLN, melainkan pemerintah daerah setempat. Sejak sekitar 3-5 tahun ini pun, PLN sudah tidak lagi membangun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel di daerah terpencil karena terkendala soal dana.

Menurut dia, Pemda bisa mengajukan usulan ke pemerintah pusat untuk membangun jaringan listrik di desa-desa tersebut. "Dana pembangunan kan dari APBN, bukan dari PLN, jadi ajukan saja ke pemerintah," ujarnya.

Namun khusus untuk pulau-pulau kecil di Kabupaten Sumenep tidak mungkin dialiri listrik oleh PLN karena lokasinya terletak di pulau yang tidak ada pembangkit PLN. Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) Pemda agar berinsiatif mengembangkan pembangkit dengan kapasitas kecil.

Beberapa jenis pembangkit yang mungkin dikembangkan misalnya saja Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), pembangkit listrik tenaga sinar matahari atau Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).

Bicara soal pasokan, dia menegaskan tidak mengalami kekurangan. Bahkan saat ini PLN Disribusi Jatim memiliki cadangan listrik sebesar 3.800-4.000 MW.

Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Jatim, Arkad Matulu mengatakan, dengan kondisi ini pemadaman bergilir dan SKB 5 menteri yang mengatur jam kerja industri juga sudah dihapus di Jatim.

Kalaupun ada pemadaman, sudah tidak lagi dilakukan dengan alas an pengaturan beban, namun hanya karena kondisi alam seperti terkena kilat atau petir. ”Kalau tidak begitu biasanya karena masih banyak trafo-trafo distribusi yang kondisinya di atas 85 persen alias mendekati kelebihan kapasitas,” kata Arkad. Dari 6 ribu trafo di Jatim, 2.500 di antaranya memiliki beban sudah lebih dari 85 persen.

Agustus lalu PLN Distribusi Jatim mendapatkan alokasi 500 trafo dari pusat dengan daya 100 hingga 250 KVA. Masing-masing trafo senilai Rp40 juta per unit. Trafo tersebut disediakan untuk mengganti trafo yang sudah rusak atau sudah over kapasitas.

Datangnya trafo baru ini juga untuk mengantisipasi lonjakan pemakaian setelah adanya program 1 juta pelanggan menyambut Hari Listrik Nasional yang jatuh pada tanggal 27 Oktober mendatang. Dari target penambahan sebanyak 1 juta pelanggan baru, Jatim kebagian jatah 160 ribu pelanggan dan saat ini baru terealisasi 86 ribu.

PLN Distribusi Jatim pun optimistis bisa mengurangi daftar tunggu pemasangan baru dari yang sebelumnya di atas 104 ribu permintaan menjadi hanya tinggal 74 ribu. Dengan adanya tambahan 160 ribu sambungan baru pun tambahan pemakaian hanya sekitar 1.600-1.800 MWH, dengan asumsi penyambungan baru banyak berasal dari pelanggan rumah tangga yang dayanya hanya 900 VA. Namun, ke depan pemakaian dipastikan kebutuhan listrik Jatim seiring pembangunan pusat perbelanjaan serta industri di Madura.

Tapi itu tidak akan menjadi persoalan bila proyek 10.00 MW tahap I bisa selesai sesuai target. Proyek yang dimulai sejak 3 tahun lalu ini, pada 2010 diharapkan sudah bisa diselesaikan 1.400 MW. Tahun lalu, proyek yang dilaksanakan berdasarkan Kepres 72/2006 juga sudah mengalirkan listrik berdaya 600 MW dari PLTU Labuan.
Tahun ini, diharapkan terselesaikan tiga lokasi di Pulau Jawa, yakni PLTU Rembang unit 1 sebesar 315 MW, PLTU Indramayu unit 1 sebesar 330 MW, PLTU Suralaya 625 MW. 

Selain itu terdapat pula lima lokasi di luar Jawa, yakni PLTU Tanjung Balai Karimun 2x7 MW, PLTU Bangka 30 MW, PLTU Amurang 25 MW, PLTU Kendari 2x10 MW, dan PLTU Ende 2x7 MW.

Sedangkan pada tahun 2011, diharapkan ada kemajuan lebih banyak yakni dengan menambah pembangkit baru sebesar 4.300 MW di seluruh Indonesia. Dari penyelesaian PLTU di Jawa dan luar Jawa, pada tahun 2011 pembangkit yang telah selesai mencapai 6.300 MW.

Selang dua tahun kemudian, pada 2013 diharapkan telah tercapai 95 persen kapasitas dari proyek pembangkit 10 ribu MW Tahap I. Artinya, pada 2012 saja ada penghematan subsidi BBM pada PLN sebesar Rp20 triliun.

Laporan: Anggraenny Prajayanti

Ustaz Khalid Basalamah.

Tegas, Ustaz Khalid Basalamah Sebut Anak Perempuan Tak Boleh Beri Nafkah Ke Ayahnya Jika...

Diungkap Ustaz Khalid Basalamah bahwa anak perempuan tersebut juga boleh tidak memberikan ayahnya nafkah bulanan.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024