AM Fatwa: HP untuk TKI Picu Olok-olok

Para tenaga kerja perempuan Indonesia di penampungan
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), AM Fatwa, menkritik rencana pemerintah membagikan HP kepada para  tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk mencegah kekerasan pada mereka.

Airlangga: Kader Golkar Siap Ditempatkan di Legislatif maupun Eksekutif

"Yang penting bukan HP, tapi justru kesetaraan bangsa. Ini [pembagian HP) malah memicu olokan dari negara lain. Menurut saya, lebih baik tenaga kerja dihentikan dulu pengirimannya. Minimal moratorium," kata dia usai diskusi di kampus Universitas Nasional, Jakarta Selatan, Senin 22 November 2010.

Indonesia, tambah dia, harus tegas. Dia memberikan contoh, Bangladesh saja yang lebih miskin dari Indonesia, sudah tidak lagi mengirim tenaga kerja pembantu rumah tangga.

"Jadi dimana martabat kita sekarang. Jangan sampai martabat bangsa kita digadaikan dengan menyederhanakan masalah dan mengorbankan harga diri bangsa," kata senator dari DKI Jakarta itu.

Dia menambahkan, kesetaraan Indonesia dengan negara yang mempekerjakan TKI adalah yang utama. Jika kesetaraan antar bangsa terbina baik, masyarakat di luar negeri juga akan menghormati pekerja kita di sana.

"Sekarang saja kita menggertak Malaysia tidak berani, padahal kalau dalam diplomasi hal itu penting," tambah AM Fatwa.

Soal pendidikan tenaga kerja kita yang dikirim ke luar negeri juga tak kalah pentingnya.  "Memang banyak juga seperti dari Filipina yang mengirim tenaga kerjanya ke negara lainnya, tapi yang dikirim adalah orang-orang yang terdidik, sehingga tidak mendapat siksaan dari majikannya," kata AM Fatwa.

"Kita dulu banyak mengirim guru-guru ke Malaysia. Tapi sekarang justru kita malah mengirim babu-babu."

Setelah episode kekerasan pembantu rumah tangga di Malaysia, kini muncul kisah duka nan tragis tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi.

Sumiati cacat disiksa majikannya. Bibir atas perempuan 23 tahun itu hilang, tubuhnya mengalami luka bakar di beberapa titik. Kedua kaki perempuan malang ini juga nyaris lumpuh, kulit tubuh dan kepalanya terkelupas, jari tengah retak, alis matanya juga rusak.

Nasib TKW yang lain, Kikim Komalasari, lebih tragis. Ia dibunuh oleh majikannya dengan cara digorok lehernya. Jenazahnya ditemukan tiga hari sebelum Idul Adha di sebuah tong sampah umum.

Sekjen Gerindra Sebut Prabowo "The New Sukarno"
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto konferensi pers terkait situasi Pemilu 2024

Menko Polhukam Sebut 1.900 Mahasiswa Terindikasi Korban Perdagangan Orang di Jerman

Menko Polhukam mengungkap jumlah terbaru mahasiswa Indonesia yang terindikasi menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Jerman yaitu sebanyak 1.900 orang.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024