- Antara/ Key Tokan Asis
VIVAnews - Organisasi Uni Timor Aswain (Untas) atau Persatuan Ksatria Timor yang mengklaim mewakili lebih dari 100 ribu warga eks Timor Timur pro integrasi, akan menggelar kongres, Minggu besok, 28 November 2010. Kongres II Untas akan diselenggarakan di GOR Oepoi, Kupang, dan akan dihadiri sejumlah tokoh integrasi. Bahkan, kongres dijadwalkan akan dibuka Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar.
Beberapa persoalan penting akan dibahas. Di antaranya sikap politik Untas terhadap masa depan Timor Leste. Untas sebelumnya menyatakan menolak hasil jajak pendapat tahun 1999 dan intervensi asing di bekas provinsi ke-27 Indonesia tersebut. Juga akan dibahas, program-program peningkatan kesejahteraan warga pro integrasi di Indonesia.
"Sebagai bentuk dukungan pemerintah, Menkumham Patrialis Akbar akan hadir di Kupang untuk membuka kegiatan tersebut," kata mantan wakil komandan milisi pro integrasi, Eurico Gutteres, Jumat, 26 November 2010.
Dukungan juga datang dari Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Radjasa, yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional. Hatta memberikan sumbangan dana sebesar US$5.000 untuk penyelenggaraan kongres dan SGD7.000 serta 20 unit sepeda motor untuk koperasi komunitas Harapan Sejahtera.
Namun, pelaksanaan kongres kali ini diwarnai keributan. Caretaker Untas, Armindo Soares, mengadukan panitia pelaksana ke Polda NTT dengan tuduhan telah menggandakan stempel Untas. Armindo juga mempersoalkan legalitas kongres dan menilainya sebagai ilegal.
Menanggapi soal itu, Gutteres mengatakan,"memang ada yang tidak mendukung kongres ini, tapi lupakanlah itu dan mari kita bersatu untuk menata kehidupan ke depan yang lebih baik."
Secara terpisah, Sekretaris Untas, Filomeno J. Hornay, mengatakan, kongres kali ini merupakan momentum bagi warga Timor Timur pro integrasi untuk melakukan konsolidasi.
Rencananya, kongres diawali dengan misa arwah di kediaman almarhum mantan Gubernur Timor Timur, Abilio Soares dan dilanjutkan dengan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Dharma Loka Kupang, oleh perwakilan dari warga pro integrasi yang berasal dari 13 kabupaten di Timor Timur.
“Peserta kongres yang sudah memastikan hadir sekitar 445 orang, terdiri dari unsur DPD, DPW maupun DPP,” lanjut Filomeno. (Laporan: Jemris Fointuna, Kupang | kd)
Heboh Ibu di Maros Aniaya Bayinya Sambil Direkam, Diduga Kesal karena Suami Pergi
Seorang ibu berinisial N di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) tega menganiaya anaknya yang masih bayi.
