Harga Ikan Laut di Probolinggo Meroket

Ikan Hasil Tangkapan Nelayan
Sumber :
  • Antara/Ismar Patrizki

SURABAYA POST - Gelombang besar yang membuat sebagian besar nelayan 'tiarap' berdampak pada melambungnya harga ikan laut di Probolinggo. Sejak sekitar dua minggu lalu, harga ikan pun melambung hingga 400 persen.

”Selain langka, ikan laut naik gila-gilaan hingga empat kali lipat,” ujar Agus, nelayan sekaligus pedagang ikan di Kel. Mayangan, Kec. Mayangan, Kota Probolinggo, Selasa 18 Januari 2011.

Agus pun mengaku, sejak dua minggu lalu menghentikan pasokan ikannya ke Bali. Biasanya ia memasok ikan ke sejumlah restoran dan hotel di Pulau Dewata. ”Sekarang apa yang mau dikirim ke Bali, wong ikan langka dan harganya melangit,” ujarnya.

Di sejumlah pasar di Kota Probolinggo seperti Pasar Baru, Pasar Gotong Royong, dan Pasar Kronong, harga ikan juga terdongkrak naik. ”Saya biasanya beli ikan banyar setengah kilogram Rp 8 ribu, sekarang naik menjadi Rp 24 ribu. Ya lebih baik beli ikan lele yang harganya sekitar Rp 10 ribu per kilogram,” ujar Mila, warga Kelurahan Tisnonegaran, Kota Probolinggo.

Hal senada diungkapkan Saiful, perajin beragam keripik dari bahan ikan di Jalan M.T. Haryono Gang VII/7B, Kota Probolinggo. ”Saat ikan laut mahal, ya saya beli ikan air tawar untuk bahan keripik,” ujarnya.

Saiful yang mengaku, biasa membeli ikan-ikan air tawar dari Balai Benih Ikan (BBI) milik Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Probolinggo di Desa Klenang. Selain itu ia biasa membeli ikan lele dan gurame dari petani di Kelurahan Ketapang. ”Ikan air tawar tidak kalah gurih dan krispi dibandingkan ikan laut. Selain itu ikan air tawar jauh lebih murah,” ujar Saiful.

Ketika ikan laut melambung, ikan air tawar seperti lele, gurame, dan mujair menjadi alternatif. Permasalahannya, stok ikan air tawar terbatas karena bergantung pada budidaya.

”Untuk keperluan kolam pancing, saya terpaksa mendatangkan 7 kuintal ikan lele hidup dari Lumajang,” ujar Hartono, warga Jl. Mawar, Kota Probolinggo. Bahkan untuk gurame dan tombro dalam jumlah besar harus didatangkan dari Blitar, Kediri, dan Majalengka.

Melambungnya harga ikan laut juga diakui Abdul Ghani, eksportir ikan di Jl. Banda, Kota Probolinggo. ”Tidak ada ikan yang tidak naik, mulai ikan jelek di pasar lokal sampai yang kualitas ekspor, semuanya naik,” ujarnya.

Ghani yang dikenal sebagai eksportir spesialis kerapu mengatakan, ikan kerapu yang biasanya Rp 26 ribu/kg naik menjadi Rp 28 ribu. Ikan dorang yang biasanya Rp20-25 ribu naik menjadi Rp28-30 ribu.

Bahkan dorang putih naik tajam, dari Rp 80 ribu menjadi Rp 100 ribu per kilo. ”Nanti menjelang Imlek dorang putih di pasar Taiwan dan Hongkong bisa tembus Rp 250 ribu per kilogram,” ujar Ghani.

Dibandingkan ikan kualitas ekspor, justru harga ikan-ikan kecil yang banyak dilempar ke pasar lokal harganya melambung hingga 400 persen. ”Soalnya, ikan-ikan kecil itu banyak ditangkap perahu tradisional. Ketika gelombang besar, tidak ada lagi perahu tradisional yang berani melaut,” ujar Ghani.

Beberapa perahu bertonase besar di atas 50 gross ton (GT) terlihat nekat melaut melalui pelabuhan Tanjung Tembaga dan Pelabuhan Pendaratan Pantai (PPP) Mayangan. Armada nelayan itu hanya beroperasi di antara Pulau Jawa dan Pulau Giliketapang. “Biasanya armada kami beroperasi hingga di utara perairan Madura, Maluku, dan Sulawesi. Demi keselamatan, sekarang mencari ikan di pinggir-pinggir saja,” ujar Yusri, pengusaha kapal asal Tanjung Balai, Sumut.
           
Laporan: Ikhsan Mahmudi    

Bantu Israel Tahan Serangan Teheran, Menlu Iran Temui Menlu Yordania
Sandra Dewi dan Harvey Moeis

Masa Penahanan Harvey Moeis Diperpanjang, Kejagung Ungkap Alasannya

Adapun masa penahanan Harvey Moeis diperpanjang selama 40 hari ke depan mulai 16 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024