Pencari Harta Karun Incar Kapal VOC Mentawai

Foto terbaru bangkai Kapal Titanic (2)
Sumber :
  • AP

VIVAnews - Gelombang raksasa tsunami yang menerjang Mentawai pada 25 Oktober 2010 menguak keberadaan kapal kuno dari dasar laut. Kapal itu diduga milik VOC, serikat dagang Belanda yang karam di abad ke-16.

Hingga saat ini, bangkai kapal sepanjang 50 meter masih terbaring di perairan  dekat Pulau Sandiang, Pagai Selatan, Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat. Lokasi persisnya dirahasiakan. Kondisi kapal relatif baik, bahkan satu tiang bagian tengah kapal masih utuh.

Keberadaan kapal VOC ini mulai menarik minat para pencari harta karun bawah laut. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat, Yosmeri menginformasikan saat ini sudah ada perusahaan pencari harta karun yang menghubungi  Pemda Mentawai.

Perusahaan ini telah mengajukan izin prinsip ke Pemda untuk mengangkat kapal itu. "Perusahaan ini dari Jakarta dan mereka perlu mendapat kajian awal dari kita dulu sebelum menyanggupi pengangkatan kapal ini," ujar Yosmeri pada VIVAnews, Kamis, 3 Maret 2011.
 
Identifikasi awal terhadap kapal dan muatannya ini akan dilakukan dalam waktu dekat. Identifikasi nantinya melibatkan tim dari panitia nasional barang muatan kapal tenggelam Kementerian Kelautan. Tim ini akan melakukan penyelaman di sekitar 25 meter dari permukaan laut di lokasi tenggelamnya kapal.

Namun, buruknya cuaca dan tingginya gelombang di perairan tersebut dalam beberapa pekan belakangan, menghambat proses identifikasi kapal.

"Rencananya akhir bulan kemarin (Februari) dilakukan penyelaman, tapi peringatan BMKG tentang tingginya  gelombang membuat kita membatalkannya," ujar Yosmeri. Direncanakan, dalam pekan ini tim dari pusat akan melakukan penyelaman mengindentifikasi kapal dan muatannya.
 
Pada kunjungan awal, tim dari Kementerian Kelautan gagal melakukan penyelaman karena terhambat faktor gelombang tinggi. Namun, sejumlah barang peninggalan kuno yang terdampar di sekitar bibir pantai berhasil ditemukan dan diangkut ke Jakarta untuk diteliti.

Pemerintah pun mengeluarkan tiga opsi terkait kapal tersebut: menggunakan APBN; melibatkan pihak ketiga (swasta); atau membiarkannya begitu saja.
 
Sejarawan Universitas Andalas Profesor  Gusti Asnan meyakini, kapal tenggelam tersebut merupakan kapal dagang milik VOC yang mengangkut sejumlah keramik dan tembikar buatan China dan Vietnam. “Jika diberi kesempatan, mudah untuk menelusurinya,” ujar kata Gusti Asnan.
 
Keyakinannya ini diperkuat dengan literatur sejarah yang menyatakan bahwa sebelum abad ke-16 sedikit sekali kapal asing yang berlayar melewati Samudera Hindia menuju Nusantara. Selain itu, sebelum abad ke XVI, pelayaran umumnya melewati Banda Aceh dan menyusuri Selat Malaka.

Diduga,kapal ini tenggelam di perairan Samudera Hindia ketika berlayar dari Belanda menuju Banten yang merupakan pusat perdagangan di Selat Sunda pada abad itu. Menurut Gusti, peta pelayaran menuju nusantara kala itu berubah saat Portugis menguasai Malaka sehingga kapal dagang Eropa memilih melewati Samudera Hindia melewati perairan Mentawai, Enggano, saat hendak menuju Banten. (Laporan: Eri Naldi, Padang | umi)

Polisi Sebut Kecelakaan Beruntun di GT Halim Libatkan 9 Kendaraan
(Kiri) Kepala Biro Perekonomian dan Keuangan Setda Provinsi DKI Jakarta Mochamad Abbas

Ekonomi Tumbuh 5,6% di 2024, Pemprov DKI Yakin Bisa Atasi Inflasi

Kepala Biro Perekonomian dan Keuangan Setda Pemprov DKI Jakarta Mochamad Abbas mengatakan, wilayah Jakarta cukup memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024