TNI Akan Cek Legalitas Warga Lokasi Bentrokan

Korban bentrokan aparat TNI AD dengan warga desa Setrojenar, Kebumen
Sumber :
  • Antara/ Idhad Zakaria

VIVAnews - Bentrokan antara anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan warga Urut Sewu, desa Sentrojenar, Kebumen, Jawa Tengah, mendapat sorotan. Sejumlah pihak menyesalkan penembakan yang dilakukan anggota TNI kepada warga, akibat sengketa tanah.

TNI mengaku sudah sesuai prosedur dalam upaya menertibkan warga. Kepala Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigjen TNI Wiryantoro, mengatakan, TNI akan memeriksa kembali legalitas warga yang tinggal dekat dengan tempat latihan militer tersebut.

"Kami juga harus mendalami legalitas warga yang ada di wilayah tersebut. Karena kami lama berlatih di situ dan tidak sepanjang tahun juga latihannya, dan lebih banyak senggangnya," kata Wiryantoro usai menghadiri Serah Terima Jabatan Pangdam Jaya di Jakarta, Rabu, 20 April 2011.

Menurut Wiryantoro, terjadinya bentrok tersebut sebenarnya dimanfaatkan oleh oknum yang ingin menguasai lahan tempat latihan militer. Sebab, warga yang tinggal dekat dengan tempat latihan tidak pernah berkeluh kesah.

"Kami sejak dulu latihan di situ. Bahkan ada warga yang tinggal di dekat tempat latihan kami diam saja. Kenapa warga yang tinggalnya 7 kilometer beringas dan merusak instalasi latihan kami," tambahnya.

Selain itu, Wiryantoro juga mengajak kepolisian kerja sama untuk mendalami kerusuhan tersebut. "Itu yang perlu didalami. Polisi sudah melakukan tindakan ke para perusuh," tandas Wiryantoro.

Peristiwa ini bermula ketika warga desa Sentrojenar memblokir jalan masuk kampung mereka, karena menolak desa mereka digunakan tempat latihan oleh TNI. Tapi tentara kemudian berusaha membuka blokir jalan, bahkan dengan kekerasan. Oknum tentara bahkan melepaskan tembakan, yang menyebabkan sejumlah warga menderita luka tembak.

Salah seorang warga desa, Warsono, mengatakan, tanah yang dipersengketakan adalah tanah ulayat (tanah adat). Tanah itu sudah digunakan oleh warga sejak puluhan tahun, jauh sebelum TNI dibentuk.

"Sejak 1938 tanah sudah digarap warga. Kalau memang TNI mengatakan sebelum kemerdekaan sudah digunakan TNI, apa TNI sudah lahir?" tanya Warsono, saat mengadukan peristiwa bentrokan ini ke Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI, kemarin.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, mengatakan bahwa setelah mengecek di Badan Pertanahan, diketahui tanah itu merupakan tanah milik negara, dan belum secara resmi menjadi tanah milik TNI.

PDI Perjuangan juga berharap ada pertemuan antara TNI dengan warga untuk menyelesaikan sengketa. "Tanah itu memang landscape-nya bagus untuk latihan militer. Tapi nanti bagaimana kalau warga berbagi dengan TNI," ucap Ganjar kepada VIVAnews, 20 April 2011.

Namun, Ganjar menyarankan agar pemerintah terlebih dahulu membuat keputusan jelas mengenai status tanah negara ini. "TNI bisa minta ke pemerintah agar tanah negara ini dijadikan tanah milik TNI," jelasnya.

Jaga Mulut! Ini Alasan Mengapa Dosa Ghibah Lebih Besar Dibandingkan Zina
Teuku Rifnu Wikana

Teuku Rifnu Wikana Ungkap Keponakan yang Jadi Korban Tabrak Lari adalah Anak Berprestasi

Salah satu korban tabrak lari itu, keponakan Teuku Rifnu Wikana yang bernama Teuku Ray adalah anak yang berprestasi. Akibat kejadian itu, Ray mengalami patah tulang.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024