Tubagus-PDIP: TKI Dipancung, Pemerintah Bebal

Ruyati
Sumber :
  • VIVAnews / Erik Hamzah

VIVAnews - Tidak hanya keluarga korban yang kecewa dengan kelambanan pemerintah, Komisi I DPR menilai hukuman mati yang dijatuhkan pemerintah Arab Saudi terhadap salah satu Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Ruyati binti Sapubi, merupakan bentuk ketidakseriusan pemerintah menangani masalah TKI.

Apalagi, DPR mengaku kerap kali menegur pemerintah karena dianggap tidak kunjung selesai menangani masalah TKI, terutama melindungi nasib TKI di luar negeri.

"Kami kejar terus perhatian pemerintah untuk menyelesaikan masalah karena masalah ini tak kunjung beres. Terutama, masalah perlindungan terhadap seluruh TKI di luar negeri," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin saat dihubungi VIVAnews.com, Minggu, 19 Juni 2011.

Tubagus menyatakan DPR sering kali meminta pemerintah untuk menghentikan sementara pengiriman TKI ke luar negeri. "Tapi DPR dianggap tak ada artinya. Kami teriak-teriak, tapi pemerintah tak pernah mempedulikan," kata dia.

DPR menilai persoalan TKI yang hampir sama dengan nasib Ruyati sebetulnya masih sangat banyak. Namun, persoalan tersebut itu tidak pernah menjadi perhatian khusus pemerintah. Hal tersebut terjadi karena pemerintah hingga kini belum mengetahui secara pasti keberadaan dan status WNI yang bekerja di luar negeri.

"Saya melihatnya pemerintah tidak serius memberikan bantuan hukum. Karena data saja mereka tidak punya, tidak diketahui secara pasti berapa warga negara kita yang ada di penjara misalhnya di Arab Saudi, Malaysia, dan negara lain," ujar Tubagus.

Penelusuran DPR menunjukan Indonesia saat ini tidak memiliki perwakilan di lebih dari 37 pos kedutaan besar dan konsuler di luar negeri. Kondisi ini, masih kata Tubagus, menunjukkan ketidakseriusan Kementerian Luar Negeri dalam menjaga kepentingan bangsa dan warga Indonesia di negara lain.

"Sudah dua tahun kami tekan pemerintah dalam rapat dengar pendapat di DPR, tapi pemerintah bebal. Tiap minggu kan ada saja info tentang TKI yang ditangkap lah, dihukum lah, dan sebagainya," tambah Tubagus.

Netizen Murka Disebut Suara Paslon 02 Nol: Mungkin Aku yang Dimaksud Angin Tak ber-KTP

Protes atas kelambanan pemerintah mengambil langkah mencegah eksekusi hukum pancung terhadap seorang Tenaga Kerja Indonesia, Ruyati binti Sapubi, juga disuarakan salah seorang anak korban. "Kalau saya tidak kasak-kusuk sendiri, mana mungkin saya bisa tahu perkembangan ibu saya yang diadili di sana," kata puteri Ruyati, Een Nuraeni, kepada VIVAnews.com.

Selama ini, Een mengaku berjuang sendirian untuk mencari tahu perkembangan nasib ibunya. (kd)

Xabi Alonso

Peluang Liverpool Gaet Xabi Alonso Mengecil

Keinginan Liverpool mendatangkan Xabi Alonso untu musim depan nampaknya menjadi semakin kecil. Karena dikabarkan pelatih asal Spanyol itu mau bertahan di Bayer Leverkusen

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024