- Antara/ Widodo S Jusuf
VIVAnews - Seratus tokoh lintas agama berencana menggelar tahlilan untuk Tenaga Kerja Indonesia, Ruyati binti Satubi yang dihukum pancung di Arab Saudi, Sabtu, 18 Juni 2011. Ruyati dituduh membunuh majikannya, Khairiyah Majlad.
Sejumlah kalangan protes keras hukuman pancung itu. Keluarga mengakui bahwa Ruyati kerap dianiaya oleh majikan. Bisa jadi dia membunuh karena merasa jiwanya terancam. Membunuh karena merasa terancam mestinya tidak layak dipancung.
Tidak sekedar protes di media massa. Hari ini lebih dari 100 orang unjuk rasa di depan kedutaan Arab Saudi di Jakarta. Dan ratusan tokoh agama menggelar tahlilal di depan Istana.
"Rencananya tahlilan akan digelar di depan Istana Negara. Semua tokoh lintas agama akan kami undang. Kami tidak muluk-muluk, 100 orang yang akan kami undang," kata staf advokasi Migrant Care, Nining Johar, Senin, 20 Juni 2011.
Menurut Nining, tahlilan itu untuk mendoakan Ruyati dan TKI yang bekerja di negeri orang. "Izin sudah kami buat. Rencananya tahlilan akan dimulai habis Maghrib dan diteruskan sholat Isya' di sana," jelas Nining.
Dari 100 tokoh yang diundang diantaranya, Yenny Wahid, Syafii Ma'arif, Romo Benny dan Effendi Ghazali. "Kami harapkan mereka semua datang," harap Nining.
Bertemu Kemenlu
Sedangkan keluarga Ruyati rencananya terus mengupayakan pemulangan jenazah Ruyati dari Arab Saudi. "Dari pihak keluarga sedang mengurus surat-suratnya dari RT, Kelurahan dan Kecamatan. Itu memang prosedurnya. Setelah itu, nanti kami akan bertemu dengan Kemenlu," jelasnya.
Namun, Nining belum bisa memastikan kapan datang ke Kementerian Luar Negeri. Sebab, saat ini masih menunggu proses surat izin pemulangan.
Jenazah Ruyati saat ini masih berada di Arab Saudi. Pihak keluarga belum mengetahui kapan almarhumah akan dipulangkan ke Tanah Air. "Dari perwakilan keluarga sekarang ada di sini untuk berkonsultasi apa saja yang dibutuhkan. Karena kami yang mendampingi," terang Nining.