Panitera MK: Putra Arsyad Minta Bantu Caleg

Anak Hakim Mahkamah Konstitusi Arsyad Sanusi, Neshyawati
Sumber :
  • Antara/ Nino Halen

VIVAnews – Putri mantan Hakim Konstitusi Arsyad Sanusi, Nesyawati, ikut terseret kasus dugaan pembuatan surat palsu MK tekait sengketa Pemilu 2009. Bersama Arsyad, Nesya telah memberikan keterangan di hadapan Panitia Kerja Mafia Pemilu Komisi II DPR.

Nesya yang juga seorang advokat, membantah tudingan bahwa dirinya berkolaborasi dengan Arsyad untuk meloloskan calon legislator Partai Hanura dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan I, Dewi Yasin Limpo. Sebelum ini, Nesya juga pernah dituding terlibat kasus makelar perkara di MK terkait sengketa Pemilihan Kepala Daerah Bengkulu Selatan.

“Tak ada kolaborasi,” Nesya menegaskan di Gedung DPR, Selasa, 28 Juni 2011 lalu. Klik di sini untuk membaca bantahan Nesya selengkapnya.

Chandrika Chika Ngaku Udah Pakai Narkoba Satu Tahun

Hari ini, Kamis, 30 Juni 2011, Panja Mafia Pemilu kembali menggelar pertemuan. Kali ini mereka meminta keterangan dari panitera MK yang telah ditetapkan sebagai saksi dalam kasus surat palsu MK tersebut.

Menurut keterangan salah satu panitera pengganti MK, Muhamad Fais, terungkap tidak hanya Nesya yang kerap bersentuhan dengan kasus-kasus MK. Kini, nama putra Arsyad yang lain, Cakra, juga disebut-sebut.

Fais mengungkapkan, Cakra pernah meminta dia untuk membantu salah satu caleg DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. “Saya pernah dipanggil ke ruangan Pak Arsyad,” kata Fais di Gedung DPR, Kamis, 30 Juni 2011.

Saat itu, Fais mengaku merasa curiga. Pasalnya, dia mengurus perkara sengketa pemilu di daerah yang berlainan dengan Arsyad. “Saya mengurus Rapat Panel Hakim III yang tidak ada kaitannya dengan Sulawesi Selatan,” kata Fais.

Perjuangan Devano Danendra Bintangi Film Malam Pencabut Nyawa, Sampai Lakukan Hal Ini

Sulawesi Selatan adalah daerah pemilihan yang ditangani oleh Arsyad di Rapat Panel Hakim I.

Namun, lanjut Fais, ia tetap mendatangi ruangan Arsyad karena dipanggil. Ketika ia tiba di ruangan Arsyad, ekspresi Arsyad tidak terlihat seperti memanggil atau membutuhkan bantuan dirinya. Alih-alih Arsyad yang menghampiri Fais, saat itu justru Cakra yang mempunyai keperluan dengan dirinya.

“Ternyata di ruangan Pak Arsyad, ada Cakra yang sudah siap bertanya ke saya. Pak Cakra bertanya tentang prospek salah satu caleg di Sulawesi Tenggara,” papar Fais. “Saya curiga, karena permohonannya untuk dibantu.”

Fais mengaku tidak menanggapi permohonan bantuan tersebut. Ia berupaya menghindar dengan berbagai alasan, sampai akhirnya caleg yang pernah ditanyakan Cakra itu dinyatakan tidak lolos karena perolehan suaranya tidak mencukupi.

Di hadapan Panja Mafia Pemilu, Selasa, 28 Juni 2011, Arsyad membantah semua tudingan yang mengarah ke dia dan anak-anaknya. “Itu rekayasa. Fakta dimanipulasi dan direkayasa oleh Tim Investigasi MK. Itu rekayasa untuk mengorbankan saya,” kata dia. “Segala tuduhan itu sangat keliru dan tidak berdasar. Itu manipulatif dan tidak obyektif." Selengkapnya baca di sini. (kd)

Lyodra Bahagia dan Tak Menyangka Isi Soundtrack Film Ipar Adalah Maut
Surya Paloh temui Cak Imin di Nasdem Tower, Selasa 23 April 2024

NasDem Belum Jelas Oposisi atau Gabung Pemerintah, Cak Imin: Mau Nanya Itu Sungkan

Partai Nasdem mengakui bahwa belum bisa menentukan sikapnya dalam bergabung atau tidaknya ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024