- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Mantan Panitera MK, Zainal Arifin Hoesein mengaku tidak tahu menahu adanya surat MK bernomor 112/PAN.MK/VIII/2009 tertanggal 14 Agustus 2009 yang dikirimkan lewat faks ke Komisi Pemilihan Umum. Surat inilah yang diduga palsu dan menjadi permasalahan saat ini.
"Surat nomor 112 dan 113 tanggal 14 Agustus itu saya tidak tahu. Saya tak pernah tandatangan tanggal 14 Agustus. Saya tanda tangan surat itu tanggal 17 Agustus," kata Zainal di hadapan Panja Mafia Pemilu di DPR, Jakarta, Kamis 30 Juni 2011.
Zainal tetap bersikukuh tidak mengetahui ada surat jawaban panitera MK yang dikirimkan lewat faks pada tanggal 14 Agustus 2009 tersebut meski sudah dicecar dengan pertanyaan oleh Panja Mafia Pemilu.
"Di surat yang tertanggal 14 ini ada tanda tangan Bapak, yang tertanggal 17 juga ada tanda tangan bapak. Bagaimana panitera bisa tidak tahu mengenai ini, dua-duanya ada ada tandatangan Bapak?," tanya Wakil Ketua Komisi II Ganjar Pranowo.
"Yang kami buat dan tandatangani itu surat tanggal 17 Agustus. Yang tanggal 14 itu semua baru draf, jadi tidak kami sampaikan," kata Zainal.
Sementara itu, Staf Ketua KPU, Khairul Anam, menjelaskan perbedaan surat dari MK yang masuk ke KPU tanggal 15 Agustus 2009 dalam bentuk faks diberi penomororan dengan tulisan tangan 112/PAN.MK/VIII/2009 dan 113/PAN.MK/VIII/2009 dan tertanggal 14 Agustus 2009.
"Surat faks itu nomornya ditulis tangan," kata Khairul.
Zainal kemudian menyatakan bahwa surat dengan nomor yang sama, yang dibuat panitera MK dan dikirimkan pada tanggal 17 AGustus 2009, penomorannya tidak dengan tulisan tangan.
"Surat yang kami buat nomornya di cetak, bukan tulis tangan," kata Zainal. (sj)
AHY Cuti Demi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres RI
Menteri ATR/BPN sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan hadir dalam penetapan presiden dan wakil presiden RI di KPU hari ini.
