Inilah Penyebab Rusuh Papua Versi Gerindra

Bentrok di Papua. (Ilustrasi)
Sumber :
  • Antara/ M Yamin Gel

VIVAnews - Bentrokan antar warga mewarnai proses pilkada Kabupaten Puncak, Papua. Akibat kerusuhan itu, belasan orang tewas.

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Puncak menuding kerusuhan itu dipicu oleh dua pasang calon yang memperebutkan dukungan Partai Gerindra. Pasalnya, Gerindra diduga memberikan dukungan pada dua pasang calon, yaitu pasangan Elvis Tabuni-Yosia Tembak dan Simon Alom-Heri .

Kontan tudingan itu dibantah oleh Gerindra. Menurut Gerindra Cabang Puncak, Papua, kerusuhan itu justru disebabkaan KPUD yang tidak netral.

"Gerindra hendak mendaftarkan pasangan Simon Alom-Heri Kosnai, tapi KPUD Puncak menolak, dengan alasan, ada dualisme rekomendasi," kata Wakil Ketua Partai Gerindra Provinsi Papua, yang juga ketua DPC Gerindra Kabupaten Puncak, Amir Mahmud Madubun di Jayapura, Senin 1 Agustus 2011.

Madubun mengatakan, Gerindra hanya mendukung satu pasangan calon saja. Menurut dia, dukungan Gerindra hanya diberikan untuk pasangan Simo Alom-Heri Kosnai. "Rekomendasi terhadap mereka langsung dikeluarkan Gerindra pusat," kata dia.

Dia mengatakan, sesuai dengan aturan partai, calon kepala daerah yang diusung bertarung di Pilkada, harus mendapat rekomendasi DPP Gerindra. Dan Simon Alom sudah mendapatkannya secara resmi. "Yang diusung secara resmi oleh Partai Gerindra hanya Simon Alom," kata dia.

Sementara itu, lanjut dia, dukungan kepada pasangan Elvis Tabuni-Yosi Tembak tidak mewakili Gerindra. Pasalnya, DPC Gerindra Kabupaten Puncak di bawah pimpinan Thomas Tabuni, yang merekomendasikan pasangan Elvis Tabuni-Yosi Tembak, sudah diganti dari jabatannya sejak 28 Juli.

Arema FC Langsung Tatap Laga Lawan PSS 

"Kami heran, KPU mengakomodir pasangan calon yang rekomendasinya hanya tingkat Cabang, sementara Simon Alom yang direkomendasi DPP tidak diakomodir," kata dia.

Madubun mengatakan, dalam tahapan pendaftaran semua calon harusnya diterima dahulu, kemudian diverifikasi. Jika hasil verifikasi calon dinyatakan tidak memenuhi persyaratan, baru dianggap tidak lolos.

"Tapi, yang terjadi saat kami mendaftarkan pasangan yang diusung partai secara resmi, KPU menolak dengan alasan, ada dualisme rekomendasi, sehingga harus diselesaikan dulu secara partai. KPU kan sudah kerja tidak sesuai aturan," kata dia.

Menurut Madubun, sikap tidak netral KPUD itulah memancing emosi dari dua kubu yang saling berseberangan. "Saat itu kami hanya diterima KPUD di halaman di luar pagar, tiba-tiba sekelompok massa dari pendukung pasangan calon Elvis TabuniĀ  menyerang massa pendukung Simon Alom," kata dia.

"Polisi mencoba menghalau dengan mengeluarkan tembakan, tapi malah korban jatuh sebanyak 4 orang."

Gerindra, kata dia, juga akan menggungat KPUD Puncak secara hukum. KPUD dianggap telah bertindak menyimpang dari aturan dan mekanisme yang ditetapkan.

Sentil Gugatan Paslon 01 dan 03 di MK, Qodari Soroti 2 Hal Ini

Laporan: Banjir Ambarita l Papua

Kecelakaan beruntun akibat truk yang ugal ugalan terjadi di Gerbang Tol (GT) Halim, Jakarta Timur, Rabu 27 Maret 2024.

Polisi Bongkar Sifat Sopir Truk Ugal-ugalan yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi mengaku masih kesulitan memeriksa sopir ugal-ugalan yang menyebabkan kecelakaan beruntun di gerbang tol Halim.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024