Pendiri Teater Gandrik Dimakamkan

Bunga duka cita
Sumber :
  • www.iklanmax.com

VIVAnews - Seniman senior pendiri Teater Gandrik Yogyakarta, Heru Kesawa Murti, akan dimakamkan siang ini. Aktor dan penulis sejumlah lakon Teater Gandrik itu menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 11.00 wib, Senin 1 Agustus siang di kediamannya di Tegal Kenangan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

Aktor Butet Kertaradjasa, sepupu Heru yang juga pendiri Teater Gandrik, menyampaikan hal itu usai memberikan doa kepada Heru di sela acara persembahyangan jenazah di Padepokan Bagong Kussudiardja, Bantul, Selasa tengah malam 2 Agustus 2011.

Butet tak menyangka karena kepergian Heru begitu mendadak. Padahal sehari sebelum meninggal, Butet dan Heru masih ngobrol sambil guyonan (bercanda) di kediaman Butet di Bantul.

"Kami guyonan, cekakakan (ketawa-tawa) di rumah saya. Komplit, semuanya hadir, dari 6 orang (pendiri) Teater Gandrik yang tersisa kumpul semua, saya, Jaduk, mas Jujuk, Susilo Nugroho, Sepnu, Ibu Ruli, Heru (mendiang) dan anak-anak Teater Gandrik yang muda, sampe jam 23.00 wib malam," kata Butet.

Dari obrolan malam itu, kata Butet, tak ada pesan yang disampaikan mendiang, cuma sekedar bercanda biasa. Heru di mata Butet adalah sosok lucu, jenaka yang selalu membuat orang bahagia dan tertawa.

"Dia (mendiang) itu pendiri sekaligus aktor teater Gandrik. Ia memberi kontribusi luar biasa yang membawa Teater Gandrik terkenal saat ini," kata pemeran Sentilun dalam komedi "Sentilan-Sentilun" ini.

Djaduk Ferianto, kakak kandung Butet Kertaradjasa, sekaligus salah satu pendiri Teater Gandrik, merasa sangat kehilangan Heru. Menurut dia, mendiang memberi warna besar dalam dunia Teater, khususnya Teater Gandrik. "Di samping naskahnya, juga permainannya," kata Djaduk.

Djaduk menceritakan, pada Minggu malam itu, pendiri dan anggota Teater Gandrik ngobrol di rumah Butet Kertarajasa di Bantul. Dalam obrolan itu semua bersepakat akan memproduksi karya baru pada September 2011 mendatang di Jakarta.

Tapi, kata Djaduk, pada Senin pagi Heru ke Kantor Padepokan Bagong Kussudiardja pukul 10.00 WIB, namun jam 11.00 WIB, Heru berkata tak enak badan, dan minta diantar pulang ke rumahnya. Setiba di rumah, tiba-tiba Tuhan bercerita lain terhadap dia. "Sutradara utama (Tuhan) menyatakan, selesailah perjalanan mas Heru," kata Djaduk sedih.(np)

Saham Berdividen, Pilihan Terbaik untuk Investor Konservatif

Laporan Erick Tanjung l Yogyakarta

Ilustrasi Gedung KPK.

KPK Ungkap Masih Ada 6 Menteri dan 3 Wakil Menteri Jokowi Belum Lapor LHKPN

KPK mengingatkan tingaal tiga hari lagi tenggat waktu bagi pejabat negara, termasuk menteri untuk melaporkan LHKPN.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024