Duka dan Kecewa Kerabat Korban Jembatan Kutai

Jembatan Kutai Kartanegara runtuh
Sumber :
  • REUTERS/Rizal Adi Nugroho

VIVAnews - Musibah tragis Jembatan Kartanegara menyisakan cerita pilu bagi keluarga Awang Mahmuddin. Salah satu anggota keluarga mereka, Awang M. Erry Dolly (36), menjadi salah satu korban tewas dalam peristiwa nahas tersebut.

Awang sendiri merupakan pensiunan Dinas Pekerjaan Umum Kukar Bidang Cipta Marga. Dia menuturkan, sejak pertama kali beroperasi pada 2001 lalu, belum pernah sekalipun dia mendengar jembatan itu mengalami perbaikan. Padahal, laporan mengenai pergeseran jembatan sudah diketahui sejak 2006 lalu.

“Saya sebenarnya pasrah dengan kehendak Tuhan ini. Tapi, ada tiga hal yang sangat membuat saya kecewa,” kata Awang, dijumpai VIVAnews di rumahnya, Kamis malam.

Hal pertama adalah, dana Rp2,9 miliar disiapkan untuk merehabilitasi jembatan. Mengembalikan pergeseran yang terjadi. Tetapi, pekerjaan sepenting itu dilakukan tanpa menutup jembatan. Ini menjadi pertanyaan besar, mengapa kontraktor sampai lalai. Membuka-tutup jalan justru menjadi petaka. Jembatan tak sanggup menerima beban statis yang berlebihan di sisi kiri. Ketika clamp dikendorkan, jembatan tak sanggup menahan beban dan clamp putus.

“Logikanya sederhana, ketika anda menyetting gitar, tali 1, 2 dan 3 sudah distell. Saat mulai menyetting tali 4, 5, dan 6, tali di atasnya pasti akan berubah. Hampir sama dengan jembatan itu, ketika satu clamp di-setting, seharusnya jembatan tidak boleh bekerja,” ujar dia.

Hal kedua, kata Awang, kenapa bukan PT. Hutama Karya yang melakukan rehabilitasi jembatan. Sebagai kontraktor awal, Hutama Karya dianggap mengetahui detail jembatan. Mereka juga memiliki keahlian dalam spesifikasi khusus seperti itu.

“Yang terakhir, untuk proyek dengan spesifikasi seperti itu, pemerintah seharusnya bisa melakukan penunjukkan langsung. Ada batasan-batasan dalam larangan penunjukkan langsung. Seperti bencana, force major dan keperluan spesifikasi,” ungkapnya.

Pemerintah harus bertanggung jawab dengan kejadian ini. Secara materi, dia yakin pemerintah tak ada masalah. Semua kebutuhan korban pasti akan dipenuhi. Tetapi, keluarga korban yang kehilangan anak, suami, istri, bisakah itu dihargai dengan materi.

“Jam 12 malam ketika kejadian, saya menyewa perahu ces pergi ke bawah jembatan. Kalau tidak ada segelintir iman di dada, mau rasanya saya terjun mencari Awang. Saya lihat jembatan, dalam hati saya sudah yakin Awang tak akan selamat. Tapi saya pasrah, saya anggap ini sudah suratan,” imbuhnya. (eh)

Blak-blakan, Aldi Taher Ungkap Rahasia Sembuh dari Kanker

Laporan: Ikram l Kuta Kartanegara

Ilustrasi dokter/rumah sakit.

Mengejutkan! Banyak Calon Dokter Spesialis Alami Depresi, Kemenkes Ungkap Penyebabnya

Berdasarkan data analisis kesehatan jiwa calon dokter spesialis di 28 rumah sakit vertikal pendidikan bagi 12.121 PPDS, terdapat 2716 calon dokter spesialis alami depresi

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024