Jembatan Roboh, Bupati Kukar Sesalkan Pusat

Jembatan Kutai Kartanegara
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari mengaku tak tahu menahu proses pembangunan Jembatan Kutai Kartanegara hingga akhirnya roboh pada Sabtu pekan lalu. Pengakuan itu dia sampaikan usai rapat dengar pendapat dengan Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Kamis 1 Desember 2011 malam.

"Saya tak mempelajari sejak awalnya, tapi cuma tahu bahwa jembatan ini harus dirawat," ujar Rita.

Meski begitu, setelah jembatan tersebut ambruk, Rita selaku Bupati mencoba menelusuri apa penyebabnya. Namun tetap saja dirinya tak bisa mengungkapkan temuannya secara terbuka karena mesti menunggu apa hasil investigasi dari pihak yang berwenang.

"Saya ingin mendalami. Tapi kan kembali lagi itu kepada pihak yang berwajib. Sedalam-dalamnya saya mempelajari, kan mereka juga masih bisa tertutup. Namanya investigasi kan masih belum dapat ditemukan secara gamblang," kata Rita.

Terkait dengan kewajiban merawat Jembatan Kutai Kartanegara yang sudah dibangun sejak 10 tahun lalu, Rita menyesalkan keputusan pemerintah pusat yang mencabut izin Pemda Kabupaten Kukar menarik retribusi masyarakat yang melintasi jembatan tersebut.

"Kami ini sebetulnya kecewa juga dengan pemerintah pusat karena dicabutnya retribusi kami dulu itu yang Rp1000. Itu mengurangi PAD kami, padahal dengan itu kami bisa dapat biaya perawatan. Biaya perawatannya kan besar," kata Rita.

Ketika ditanya berapa biaya perawatan jembatan tersebut, menurut Rita bisa mencapai Rp30 miliar pertahun. "Besar lho. Kalau tidak salah bisa sampai 30 miliar setahun. Coba nanti tanya Dispenda. Saya lupa. Pokoknya itu menambah PAD, tapi itu dicabut," kata Rita.

Tentang alasan pemerintah pusat mencabut izin penarikan retribusi tersebut, Rita mengatakan karena hal tersebut bertentangan dengan aturan mengenai infrastruktur yang pembangunannya dibiayai oleh pemerintah. "Karena katanya itu buatan pemerintah. Jadi tidak boleh. Kecuali swasta," kata Rita. (eh)

Polisi Bongkar Sifat Sopir Truk Ugal-ugalan yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim
Gunung Marapi, Sumbar.

Gunung Marapi Kembali Erupsi, Terjadi Hujan Abu Vulkanik dan Ganggu Penerbangan

Aktivitas Gunung Marapi, di Sumatera Barat, kembali meningkat setelah sempat mereda. Pada Jumat, 29 Maret 2024 pukul 19.39 WIB. Bandara juga ikut terganggu akibat erupsi.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024