- Biro Pers Istana Presiden/Abror Rizki
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengkritik lambatnya sistem pelaporan robohnya Jembatan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur. SBY mengaku menerima informasi musibah ini malah dari SMS dan berita media massa.
"Bukan dari sistem. Padahal sudah berjalan satu jam. Sistem pelaporan cepat sering tidak berjalan dengan baik," tegas SBY Sebelum memulai Rapat Kabinet Paripurna, Jumat 2 Desember 2011. "Daya tanggap itu jadi ciri good governance."
SBY kemudian langsung berkomunikasi dengan pejabat yang ada di lapangan, Kapolda Kalimantan Timur. "Boleh laporan sementara, kemudian apa yang harus dilakukan."
Setelah kejadian itu, SBY mengaku memanggil Menko Kesra dan Menteri PU yang dinilai bertanggung jawab. "Seperti ini harus cepat sampai ke saya. Saya koreksi Menko Kesra dan Menteri PU langsung berangkat ke Mahakam."
Peristiwa yang dia nilai cepat adalah longsor di Nias, Sumatera Utara. SBY langsung menerima laporan dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana. "Sehingga saya tenang. Sudah ada langkah-langkah yang semestinya dilakukan."
Dalam musibah jembatan ambruk, 20 orang ditemukan tewas mengambang. Korban diperkirakan masih bertambah karena diduga korban hilang terjebak dalam kendaraan masing-masing yang ikut masuk sungai saat jembatan roboh. Hingga kini, proses evakuasi masih terkendala labilnya tiang jembatan. (eh)