Banyak Dokter Menolak ke Daerah Terpencil

Ilustrasi.
Sumber :
  • homestead.com

VIVAnews - Sebanyak 73 fakultas kedokteran dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia dinilai mestinya mampu memenuhi kebutuhan dokter dalam negeri, mulai dari perkotaan hingga tempat paling terpencil. Namun, sayangnya, ribuan lulusan dokter banyak yang enggan bekerja di tempat-tempat terpencil seperti di daerah perbatasan.

“Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada setiap tahun meluluskan sekitar 250 dokter. Namun, sayangnya penempatan tenaga dokter ini tidak merata dan hanya di pusat-pusat perkotaan. Sedangkan didaerah terpencil sangat minim,” kata Suhardjo, Wakil Dekan Bidang Administrasi, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Kedokteran UGM, Kamis, 15 Desember 2011.

Tak hanya dokter umum, dokter-dokter spesialis juga lebih memilih mengabdi di perkotaan, terutama di Pulau Jawa. Kondisi ini, kata Suhardjo, semakin memperburuk pelayanan kesehatan warga di daerah terpencil Indonesia.

Oleh sebab itu, dia mengusulkan, pemerintah harus menambah jumlah bea siswa untuk pendidikan dokter spesialis dan kemudian mewajibkan para lulusannya ditempatkan di daerah-daerah terpencil dan perbatasan. “Selama ini mereka yang menempuh pendidikan dokter spesialis menggunakan dana sendiri. Sehingga, ketika bekerja pun mereka berhak memilih sendiri tempat kerja,” ujarnya.

Suhardjo mencotohkan Papua sebagai daerah yang masih sangat membutuhkan tenaga dokter. Menurut dia, provinsi ini setidaknya membutuhkan sekitar 250 tenaga dokter. Jumlah itu tidak termasuk dokter-dokter yang selama ini sudah bersedia ditempatkan di daerah terpencil dan perbatasan.

“Pemerintah diharapkan mampu menempatkan tenaga kesehatan secara merata tanpa membatasi hak mereka untuk memilih daerah tempat kerja,” katanya.

Selain bea ssiwa, Suhardjo menyatakan untuk meningkatkan pemerataan tenaga kesehatan di daerah terpencil, seharusnya pemerintah menggalakkan kembali program pengabdian masyarakat di daerah bagi lulusan dokter. “Semacam wajib kerja sosial. Intinya, untuk mengabdi kepada negara dengan mereka bekerja di daerah,” katanya. (Laporan: Juna Sanbawa, Yogyakarta | kd)

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi
Ramen.

Is It Eating Ramen Good for Your Health Body?

Ramen is a type of noodle soup dish that is made with wheat noodles, broth, and toppings. Instant ramen may include a flash-fried or air-dried block of noodles, a flavour

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024