VIVAnews - Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Naggroe Aceh Darussalam akan menggelar pertemuan dengan donatur asing pada 13 sampai 14 Februari 2009. Meski akan membahas Aceh dan Nias, pertemuannya justru akan dilakukan di Jakarta, tepatnya di Jakarta Convention Centre, Senayan.
Para donatur tak akan bisa secara langsung memantau keadaan Aceh, pasca tsunami hebat pada 24 Desember 2004. " Di Aceh tidak ada tempatnya. Donatur menginapnya dimana? Tidak memadai kalau penempatannya di Aceh," kata Ketua Badan Pelaksana BRR Aceh-Nias, Kuntoro Mangkusubroto dalam acara 'Pengalaman BRR dalam Implementasi Antikorupsi' di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis 5 Februari 2009.
Fasilitas di Aceh, kata dia, tidak seperti Jakarta. "Kalau di Jakarta fasilitas memadai," kata Kuntoro. Ditambahkan dia, ada sekitar 700 donatur dan undangan dari seluruh dunia yang akan menghadiri pertemuan. Dalam acara itu, kata Kuntoro, akan didirikan 103 stand tentang Aceh dan Nias.
BRR Aceh-Nias dibentuk pasca tsunami, untuk merumuskan strategi dan kebijakan operasional, menyiapkan rencana dan anggaran, menyusun rencana rinci sesuai dengan rencana induk, dan melaksanakan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh-Nias. Tugas badan ini akan berakhir pada Desember 2009.
Januari 2009 jumlah karyawan BRR Aceh-Nias hanya tinggal 450 orang, mereka akan bertugas menyelesaikan kegiatan-kegiatan BRR yang belum selesai dan menyiapkan laporan akhir yang akan diserahkan kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Atasi Masalah Kepadatan di Penjara, Israel Usulkan Hukum Mati Tahanan Palestina
Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir mengatakan bahwa menerapkan hukuman mati kepada tahanan Palestina adalah solusi tepat untuk mengatasi masalah kepadatan penjara.
