Panglima OPM: Konflik Papua Karena Politik

Panglima OPM Temui Aburizal Bakrie
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Panglima Tentara Pembebasan Papua Organisasi Papua Merdeka (TPN OPM) Alex Mebri memastikan bahwa konflik dan kekerasan di bumi Cendrawasih itu bukan karena keinginan untuk merdeka, melainkan akibat konflik politik yang berkaitan dengan pemilihan umum kepala daerah.

"Mereka bukan OPM, tetapi mengatasnamakan OPM," kata Alex kepada wartawan ketika menemui Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, di kediaman Aburizal, Jalan Mangunsarkoro, Jakarta, Minggu, 12 Februari 2011.

Pelaku konflik, Alex mengatakan, menggunakan isu Papua merdeka untuk mencari simpati maasyarakat. Padahal, sesungguhnya adalah persoalan konflik politik praktis. "Dan, rakyat tidak diperhatikan." Karena itu, kekerasan seolah tidak pernah berhenti, dan rakyatlah yang justru selalu menjadi korban.

Alex mengaku bahwa dia dan para pengikutnya telah membulatkan tekad kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta siap secara bersama-sama pemerintah RI untuk membangun Papua menjadi lebih sejahtera dan damai. Baginya, apa pun caranya, konflik/kekerasan harus segera diakhiri. Jika tidak, Papua tidak akan pernah sejahtera.

Untuk kepentingan itulah, Alex mengaku harus menemui beberapa pihak. Pertama ialah Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, sebagai pemimpin partai besar yang tentu punya pengaruh besar di negeri ini. Lagi pula, katanya, Partai Golkar masih mendapat tempat di hati rakyat Papua.

Besok, Alex bersama sebelas aktivis Papua lainnya, dijadwalkan bertemu Ketua DPR Marzuki Alie. Lusa, mereka akan menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Kami akan sampaikan bahwa kami siap bekerja untuk memenuhi pembangunan di Papua," kata Alex.

Aburizal mengatakan, Papua sesungguhnya tidak menginginkan merdeka dari NKRI, tapi mereka ingin kesejahteraan. Konflik dan kekerasan yang sering terjadi selama ini lebih dikarenakan pembangunan yang tidak merata. "Papua tidak ingin merdeka, mereka hanya ingin sejahtera," katanya.

Atas dasar hal tersebut, menurutnya, harus ada perbaikan dan perubahan di Papua. Harus ada pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua, terutama di daerah-daerah pegunungan yang terpencil dan tidak terjangkau sarana transportasi. Ia meyakini, pendekatan keamanan/militer bukanlah solusi yang tepat untuk seluruh permasalahan di Papua.

Otonomi khusus pun, kata mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat itu, belum efektif meningkatkan pembangunan, apalagi kesejahteraan. Sebagian besar rakyat Papua belum menikmati hasil otonomi dengan anggaran triliunan rupiah. Maka, otonomi juga harus dievaluasi dan diperbaiki agar hasilnya mampu dirasakan rakyat di sana. (Laporan M. Arief Hidayat)

Waspadai Dampak Ekonomi Politik atas Serangan Iran ke Israel
Pemain Barcelona rayakan gol ke gawang PSG

5 Fakta Menarik Jelang Duel Barcelona vs PSG di Liga Champions

Barcelona akan menjamu PSG dalam babak Perempat Final Liga Champions leg kedua di Stadion Olimpic Lluis Companys pada Rabu dini hari nanti, 17 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024