Legenda Alex Kawilarang di Warung Kopi

Monumen Yesus Memberkati di Manado, Sulawesi Utara
Sumber :
  • Antara/ Ismar Patrizki

VIVAnews - Di sebuah warung kopi di Kota Bitung, duduk beberapa orang paruh baya. Ada yang terlihat bersemangat seakan-akan memegang sebuah senapan dan melakukan tembakan yang ditandai dengan suara "dor" dikeluarkan dari mulut. Rupanya mereka sedang bercerita tentang masa Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) dulu di Sulawesi Utara.

Salah satu pria tua itu mengaku bernama Utu Mudeng, 78 tahun. Utu Mudeng mengaku masih pemuda belia saat Permesta pecah di Sulawesi. Saat itu Utu mengikuti ajakan seorang Letnan Kolonel bernama Alex Evert Kawilarang.

Utu mengisahkan, putra Manado kelahiran Jakarta itu bak legenda di kalangan prajurit Permesta. Jika berkumpul, para veteran tentara yang pernah dianggap memberontak ini berkumpul untuk mengenang kisah mereka.

“Saat itu saya seorang pemuda yang masih berumur 20-an," kata Utu. "Saya mengikuti peperangan Permesta dan dipimpin langsung oleh Letkol Kawilarang. Dia lelaki yang pintar membuat strategi perang, kami selalu bersemangat di bawah pimpinannya,” ujar Utu kepada VIVAnews.com, Sabtu, 3 Maret 2012.

Sebagai tentara perlawanan, Permesta terhitung memiliki persenjataan lumayan, mulai persenjataan mesin, granat, senjata antiserangan udara hingga pesawat pun dimiliki oleh Permesta. “Persenjataan dikirim dari Taiwan dan masuk melalui Filipina, karena pangkalan Amerika ada di Taiwan dan Filipina,” katanya.

Pergolakan Permesta yang dianggap pemberontak saat itu muncul akibat perekonomian Indonesia dinilai tebang pilih. Presiden Soekarno yang memerintah saat itu dinilai menganaktirikan daerah-daerah di luar Jawa. "Kisahnya panjang sewaktu perang terjadi, bertahun-tahun setiap kami berkumpul kami mengenang peristiwa itu dan menceritakan bersama tanpa bosan," katanya.

Dan ciri khas pasukan Permesta saat itu adalah baret merah. "Sampai saat ini, kami merasa sangat bangga, setiap melihat pasukan TNI dengan baret merah, kami selalu melihat itu adalah Kawilarang,” ucap Utu sembari meneteskan air mata menceritakan kisah Permesta dibawah pimpinan Letkol A.E. Kawilarang.

Dan pemberontakan Permesta yang ikut dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) itu berakhir dengan penumpasan tahun 1958. Para pelaku sebagian besar mendapatkan amnesti dan kemudian memilih mundur dari dinas ketentaraan.

Sekjen Golkar Tegaskan Munas Tak Bisa Dimajukan Sebelum Desember 2024
Kawasan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)

Lippo Karawaci Cetak Pendapatan Rp 17 Triliun di 2023, Kantongi Laba Bersih Rp 50 Miliar

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 15 persen year on year (YoY) menjadi Rp17 triliun pada 2023.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024