Bandara Mulia Lumpuh, Gubernur Temui Menhub

Trigana Air jenis ATR 42-300 mendarat darurat
Sumber :
  • Antara/ Susylo Asmalyah

VIVAnews - Dua belas hari pasca penembakan pesawat Trigana Air, penerbangan di Bandara Mulia, Puncak Jaya Papua masih lumpuh. Sejumlah maskapai penerbangan perintis memilih tidak beroperasi ke sana dengan alasan keamanan. 

Persediaan bahan pokok di wilayah Pegunungan Papua itu pun menipis. Oleh karena itu, pemerintah Provinsi Papua akan menemui Menteri Perhubungan, untuk mendorong maskapai penerbangan kembali bersedia terbang ke Mulia.

"Hari ini saya akan terbang ke Jakarta untuk menemui Menteri Perhubungan," ujar Penjabat Gubernur Provinsi Papua Syamsul Arief Rivai, Jumat 20 April 2012.

Menurut Syamsul, lumpuhnya penerbangan ke Mulia sangat mengganggu pelayanan kepada masyarakat, terutama dalam penyediaan bahan pokok yang sudah semakin menipis.

"Kebutuhan bahan pokok dan BBM untuk Puncak Jaya di suplai dari Jayapura, Timika, Nabire dan diangkut hanya dengan pesawat," jelasnya.

Sebenarnya, kata Syamsul, Pemerintah Provinsi sudah berupaya
mengimbau maskapai penerbangan untuk kembali terbang ke Mulia. Sebab jaminan keamanan sudah diberikan oleh Kepolisian.

Selain sudah ada jaminan keamanan dari Kepolisian, Pemerintah Daerah juga siap membantu kebutuhan maskapai, asalkan mereka kembali terbang ke Mulia.

Tapi maskapai masih enggan, dengan alasan potensi gangguan keamanan masih ada.  "Maskapai tidak usah ragu-ragu, Pemprov akan memberikan dukung yang mereka butuhkan, asal kembali membuka jalur penerbangan ke Mulia," harapnya.

Sementara itu, Wakapolda Papua Brigjen Paulus Waterpauw menegaskan, pihaknya sudah memberikan jaminan keamanan kepada maskapai yang terbang ke Mulia.

Untuk pengamanan bandara Mulia, saat ini sudah ditempatkan puluhan personel gabungan TNI-Polri. "Ada 25 personel TNI dan Polisi yang menjaga Bandara Mulia, dan jika pesawat datang bisa ditambah lagi," katanya.

Tak hanya di sekitar Bandara, penjagaan juga siap dilakukan di sejumlah tempat yang dianggap rawan akan kemungkinan ada penembak jitu. “Kami juga sudah bangun pos di beberapa titik, mengantisipasi adanya sniper beraksi saat pesawat sedang terbang," Ucap Paulus.

Peristiwa penembakan terjadi pada Minggu 8 April 2012, pukul 08.30 WIT. Saat itu, pesawat Trigana dengan nomor registrasi PK-YRS yang terbang dari Nabire hendak mendarat di Bandara Mulia.
 
Tiba-tiba, pesawat itu diberondong tembakan dari arah yang tak diketahui. Sejumlah peluru menembus badan pesawat. Serpihan peluru menyasar penumpang. Pesawat mendarat dengan tidak sempurna. Lantas berhenti setelah menabrak bangunan di samping bandara. Akibatnya, satu orang tewas dan empat lainnya luka-luka.

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II
Pepaya

Heboh Aksi Pedagang Buang Puluhan Ton Buah Pepaya, Ternyata Ini Penyebabnya

Buah pepaya yang dibuang oleh pedagang ini diduga dalam kondisi masih layak untuk dikonsumsi dan ada juga yang sudah busuk, sehingga menumpuk diakses jalan depan los buah

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024