- www.fprado.com
VIVAnews - Indonesia batal membeli tank Leopard dari Belanda. Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, menjelaskan, pembatalan itu karena Indonesia ingin rencana strategis, berkaitan dengan pembelian tank tersebut, bisa tepat waktu dan tepat jumlah,
"Itu bisa dipenuhi oleh Jerman, setelah satu tahun ini berinteraksi dengan Belanda. Ternyata Belanda tidak siap untuk memenuhi target yang diinginkan," kata Sjafrie di Gedung DPR, Rabu 4 Juli 2012.
Indonesia untuk 2012, Sjafrie melanjutkan, membutuhkan 15 unit. Hingga jumlah maksimal mencapai 100 unit pada tahun 2014 mendatang. "Itu hanya Jerman yang bisa penuhi," kata dia.
Meski demikian, ia mengakui harga Leopard dari Jerman lebih mahal daripada dari Belanda. "Tapi karena dia (Belanda) bukan produsen. Kementerian Pertahanan Belanda yang mau menjual, harganya lebih rendah tapi tanpa TOT (transfer of technology). Jerman memang harganya sedikit lebih tinggi karena produsen dan ada TOT," kata dia.
Sehingga alokasi anggaran pembelian tank Leopard yang semula US$220 juta kini bertambah US$60 juta. "Jadi sekarang anggarannya US$280," kata dia.
Anggaran tersebut sudah masuk dalam bluebook dari Kementerian Keuangan dan Bappenas. "Sudah ada alokasi rupiah murninya, jadi yang kita bicarakan dengan DPR itu adalah mengadakan sinkronisasi dan memperoleh kesepakatan untuk politik anggaran," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR Tb. Hasanuddin mengatakan, kepastian pembelian Leopard dari Jerman menunggu pembicaraan akhir antara Komisi I dengan Kementerian Pertahanan.