Konflik Rois Vs Tajul, Akar Konflik Sampang

Penganut Syiah di Sampang mengungsi dikawal polisi
Sumber :
  • Antara/ Saiful Bahri

VIVAnews -- Sudah dua kali penganut Syiah terusir dari kampungnya sendiri. Dikawal aparat bersenjata lengkap, perempuan dan anak-anak ke luar dari lokasi persembunyian mereka, sebagian besar hanya membawa baju yang melekat di badan, menuju penampungan di gedung tenis indoor.

Mereka tak bisa pulang. Sebagian pemukiman Syiah di Desa Karang Gayam dan Desa Bluran, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Jawa Timur telah hangus dibakar api yang disulut massa intoleran, Minggu 26 Agustus 2012 lalu.

Padahal, rumah sederhana itu dibangun susah payah. Pasca pembakaran pertama pada akhir 2011 lalu. Sejak itu, komunitas Syiah hidup berpindah.

Konflik bernuansa SARA antara kelompok Islam Syiah dengan kelompok Islam Sunni di Sampang, Madura ini tak seharusnya terjadi. Apalagi sejatinya ia bermula dari konflik pribadi antara pimpinan Islam Syiah Tajul Muluk dengan saudaranya,  Roisul Hukama, yang beraliran Sunni. Keduanya kakak beradik.

Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, itu bukan murni soal keyakinan. Tak terkait pertentangan mazhab. "Di satu sisi memang berkaitan dengan keyakinan. Di sisi lain juga konflik internal keluarga yang akhirnya saling berkaitan," kata Yudhoyono kemarin.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Salah satu versi diutarakan Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jalaludin Rakhmat pada 2011 lalu sempat mengungkap apa yang sesungguhnya terjadi di Sampang.

Pada 9 April 2007, pembina pesantren Syiah itu melanjutkan, peringatan Maulid Nabi di Sampang yang digelar Jalaludin Tajul Muluk dihadang 5.000 orang yang minta polisi membubarkan acara tersebut.

Kemudian, satu bulan kemudian Tajul Muluk dilantik sebagai Pengurus Daerah IJABI Kabupaten Sampang pada tahun 2007-2010 sebagai Ketua Umum sedangkan kakaknya, Roisul Hukama sebagai Dewan Penasehat. Karena adanya konflik keluarga diduga persoalan cinta, kata dia Rois kemudian pindah ke Sunni.

"Karena konflik keluarga, dia pindah ke pihak lawan Tajul Muluk untuk membangun kekuatan buat mengalahkan adiknya, jadi ia meluaskan konflik keluarga dengan memanfaatkan potensi konflik agama," kata dia.

Dari konflik keluarga inilah, pada Kamis, 29 Desember sekitar pukul 09.15, pesantren milik warga Syiah di Nangkernang, Sampang, Madura, dibakar massa.

Demikian juga pernah diungkap Juru Bicara Polri, Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution 2011 lalu.  "Ini ada konflik pribadi antara kakak adik ini, tapi menyeret massa," kata Saud.

Insiden Desember 2011 lalu berujung pada pemidanaan Tajul Muluk, pemilik pesantren yang dibakar, yang terusir dari kampungnya. Ia divonis dua tahun penjara atas tuduhan penistaan agama oleh Pengadilan Negeri Sampang.

Sementara saat ini, terkait rusuh di Sampang, polisi telah menangkap tujuh orang, termasuk orang yang diduga sebagai penggerak.

"Penggeraknya berinisial R sudah ditangkap juga. Kemudian masih ada target tiga. Mudah-mudahan secepatnya bisa kami tangkap," kata Kepala Kepolisian, Jenderal Timur Pradopo, di Kantor Presiden, Senin 27 Agustus 2012.

Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa
Anies dan Cak Imin saat silaturahmi  hari raya lebaran tahun 2024

Cak Imin Posting Foto Bareng Dasco Gerindra, Apa Artinya?

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengunggah foto bersama Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024