Abrasi di Pantai Kuwaru, Puluhan Rumah Direlokasi

Abrasi di pantai Kuwaru Yogyakarta
Sumber :
  • Daru Waskita/ Yogyakarta

VIVAnews - Abrasi besar-besaran yang terjadi di Pantai Kuwaru, Yogyakarta tak hanya menumbangkan ratusan pohon cemara udang. Kini puluhan rumah makan yang berada di sekitarnya juga terancam abrasi karena jaraknya kurang dari 50 meter dari bibir pantai.

Pemerintah Kabupaten Bantul dan Provinsi DIY kini sedang menyusun desain penataan Pantai Kuwaru. Hal ini agar pantai aman dari terjangan gelombang pasang, yang menyebabkan abrasi parah.

Tri Saktiyana Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul, menyatakan rumah makan dan warung-warung semi permanen harus ditata dan minimal harus berjarak 200 meter dari bibir pantai agar terhindar dari terjangan abrasi pantai.

"Rencananya, 200 meter dari bibir pantai akan dijadikan kawasan penyangga berupa hutan cemara udang untuk bisa mencegah abrasi semakin massive. Sehingga, rumah maupun restoran yang berada kurang dari jarak tersebut harus direlokasi," katanya Jumat, 31 Agustus 2012

Menurut Tri, setidaknya ada  sekitar 130 pedagang dengan 30 diantaranya memiliki bangunan permanen dan dijadikan rumah tinggal. "Konsekuensinya mereka harus dipindahkan karena untuk digunakan sebagai kawasan penyangga,"jelasnya

Bupati Bantul, Sri Suryawidati mengatakan relokasi warung makan yang juga sebagai tempat tinggal bukanlah bentuk pengusiran. Namun, demi keselamatan warga sekaligus pedagang.
Ida menyatakan meski ada kawasan penyangga, para pedagang tetap bisa melanjutkan usahanya karena hanya berpindah ke lokasi lebih utara.

"Untuk anggaran penataan belum bisa dipastikan karena harus berkoordinasi dengan provinsi," katanya

Kepala Proses Pantai dan Teknik Lingkungan Balai Pengkajian Dinamika Pantai Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko menjelaskan dari hasil pengukuran, jarak tebing ke bangunan kurang dari 9 meter. Sementara, tebing longsor setinggi 3 meter dan berjarak kurang dari 15 meter dari bibir pantai.

"Jarak pantai dengan warung atau rumah warga sangat dekat sedangkan abrasi sangat progresif sehingga perlu pengkajian yang komprehensif," kata Widjo.

Menurutnya ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menekan abrasi. Antara lain, menggunakan pemecah gelombang di tengah laut untuk mengurangi energi. Apalagi, lanjutnya, abrasi tidak terjadi mendadak. Sehingga, masih ada waktu untuk bisa melindungi dan menyelamatkan asset wisata.

"Itu hanya salah satu solusi saja masih banyak metode lain namun perlu pengkajian yang komprehensif," ujar Widjo.

Polisi Bagi Takjil Gratis Tapi Tak Ada Pengendara Melintas, Netizen: Anda Berkumpul, Kami Putar Arah
Pelek HSR Speedster

Pelek Baru untuk Mobil Kecil Ini Hadir dengan Beragam Warna

al ini memungkinkan para pemilik mobil kecil untuk mengekspresikan gaya dan kepribadian mereka.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024