Wartawan di Berbagai Daerah Kecam Kekerasan Oknum TNI AU

Aksi teatrikal kekerasan wartawan di Solo
Sumber :
  • Fajar Sodiq/VIVAnews

VIVAnews - Aksi kekerasan yang dipertontonkan seorang anggota TNI AU kepada wartawan di Pekanbaru menuai protes. Berbagai kelompok jurnalis di beberapa daerah berdemo menentang kekerasan di lokasi jatuhnya pesawat Hawk 200 itu.

Freeport Boss Meets Jokowi to Discuss Mining Contract Extension

Para jurnalis tersebut sepakat kekerasan yang dilakukan oknum TNI AU melanggar UU Pers dan UU Keterbukaan Informasi Publik. Mereka juga sepakat, kekerasan terhadap fotografer Riau Pos, harus diusut tuntas di jalur hukum.

Solo, Jawa Tengah

Hadiri Buka Puasa Partai Golkar, Prabowo-Gibran Duduk Semeja dengan Airlangga

Puluhan wartawan dari berbagai media yang tergabung dalam Forum Wartawan Solo (Forwaso) menggelar aksi demo solidaritas terhadap pemukulan wartawan Riaun Pos oleh oknum militer TNI AU dalam peliputan kecelakaan pesawat tempur jenis Hawk 200. Mereka juga menuntut kasus kekerasan tersebut segera diusut tuntas dan pelaku kekerasan diberi hukuman.
 
Para wartawan Solo tersebut menggelar aksi solidaritas tersebut di bundaran Gladad, Solo. Selain membentangkan spanduk bertuliskan kecaman terhadap oknum militer TNI AU, mereka juga melakukan aksi teatrikal yang menggambarkan tindak kekerasan yang dilakukan petugas militer tersebut kepada fotografer Riau Pos,  
Dalam aksi solidaritas ini, para wartawan meletakkan kartu pers dan peralatan peliputan di atas aspal. Aksi ini sebagai bentuk keprihatinan atas terjadinya tindak kekerasan yang dilakukan oknum TNI AU.
 
 "Fakta tersebut membuktikan bahwa militer masih mengandalkan kekerasan saat menghadapi masalah. Sama persis seperti yang mereka lakukan semasa rezim Orde Baru," kata koordinator aksi, Asep Abdullah Rowi. Kekerasan oknum militer tersebut, lanjut dia, menciderai UU Pers dan UU Keterbukaan Informasi Publik.
 
Mataram, NTB

Sekitar 50 wartawan media cetak dan elektronik yang mengatasnamakan diri Koalisi Wartawan Mataram menggelar long march dari Bundaran eks Bandara Selaparang Rembiga ke Markas TNI Angkatan Udara Rembiga Mataram di Jalan Adi Sucipto.

Aksi protes yang dipimpin Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Mataram Haris Mahtul mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian Polres Mataram. Dalam aksinya sejumlah pewarta mengangkat pamflet bertuliskan kecaman terhadap kekerasan yang dialami sejumlah wartawan Riau. "Kami mencari berita, bukan untuk dipukuli apalagi oleh perwira TNI yang seharusnya melindungi kami,"Kata Haris saat berorasi di Mataram.

Jumat Agung, Presiden Jokowi Ajak Resapi Makna Pengorbanan Yesus Kristus

Salah satu orator, Abdul Latif Apriaman, mengkritisi kekerasan yang juga disaksikan siswa sekolah dasar. "Jangan salahkan pelajar yang tawuran, mahasiswa yang saling lempar karena kekerasan itu mencontoh bapak-bapak aparat," kata Latif.

Tidak hanya berorasi, wartawan di Mataram juga menggantungkan kartu pers mereka di tiang bendera sambil meneriakkan yel-yel tolak kekerasan terhadap wartawan. Aksi pewarta di Mataram itu menjadi tontonan masyarakat sekitar.

Sementara itu Kepala Penerangan Teknis TNI Angkatan Udara Mataram Lettu Yudha Pramono menyayangkan tindakan kekerasan yang terjadi di Riau. Menurutnya tindakan itu tidak semestinya terjadi. "Kami meminta maaf atas peristiwa yang terjadi di Riau. Tindakan tersebut sudah mendapat tindakan tegas sesuai peraturan yang berlaku di TNI," katanya.

Papua

Di sini, wartawan menggelar aksi jalan mundur sebagai bentuk penolakan atas kekerasan aparat. Dalam aksi demo, para pewarta itu membawa sejumlah spanduk yang bertuliskan antara lain, "Jenderal apakah rahasia militer sama dengan tindakan preman, adili oknum TNI AU pelaku kekerasan, Jurnalis Papua mengutuk keras kekerasan terhadap wartawan Riau".

Setelah melakukan aksi jalan mundur sejauh 100 meter, para wartawan Papua kemudian berorasi yang intinya mengutuk dan menolak segala bentuk kekerasan terhadap pekerja jurnalis.

Para jurnalis juga membakar kayu di tengah jalan raya. Meski demikian aksi itu tidak membuat jalanan macet.

Bandung, Jawa Barat

Sekitar 100 wartawan se-Bandung Raya menggelar demo dengan aksi teatrikal dengan mem ulang kekerasan oknum TNI AU terhadap wartawan di Pekanbaru. "Tolak kekerasan terhadap jurnalis, dan boikot TNI," teriak puluhan jurnalis di halaman depan Gedung Sate Bandung.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Bandung, Zaki Yamani menilai apa yang dilakukan aparat TNI AU tersebut merupakan salah satu bentuk pengamanan yang kebablasan, karena informasi tentang jatuhnya pesawat tersebut bukan informasi rahasia yang berkaitan dengan alutsista TNI AU dan publik berhak tahu.

AJI Bandung prihatin atas musibah kecelakaan pesawat tempur milik TNI AU di Riau itu. Meski demikian, AJI tetap mendesak Panglima TNI untuk menindak para pelaku yang melakukan tindak kekerasan kepada jurnalis.

Ambon

Sementara di Ambon, aksi diawali dengan orasi di perempatan pos kota Ambon, Jalan Pattimura. Para pendemo yang terdiri dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Maluku, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Maluku, dan  Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Ambon mengutuk keras pemukulan yang dilakukan oknum anggota TNI-AU dan menuntut agar Mabes TNI bertindak tegas.

"Panglima TNI harus menindak tegas oknum yang memukul wartawan karena mengancam kebebasan pers," tegas para pendemo.

Saat menemui wartawan yang melakukan aksi protes ini, Wakil Gubernur Maluku Said Assagaf meminta semua pihak agar tetap mentaati undang-undang pers saat kegiatan jurnalistik yang dilakukan para wartawan. "Kerja kita semua diatur dalam undang-undang, begitupun dengan para wartawan, maka semua orang harus taat terhadap undang-undang itu," kata Assagaf.

Wagub juga berharap agar semua kerja jurnalis di lapangan harus dilindungi oleh semua pihak karena tugas para wartawan yang merupakan bagian dari fungsi kontrol terhadap demokrasi yang dianut di negara ini telah didukung oleh undang-undang yang mengikatnya.

Wagub Maluku juga berjanji akan memfasilitasi tuntutan dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Ambon ke Markas Besar TNI di Jakarta terkait dengan aksi pemukulan para wartawan saat meliput jatuhnya pesawat tempur milik TNI-AU di Pekan Baru, Riau, selasa 16 oktober 2012. "Kita berharap kejadian tersebut tidak terjadi lagi di tempat lain, terutama di Maluku, tuntutan teman-teman wartawan semua akan saya fax ke Jakarta dan juga ke Lanud Pattimura Ambon," janji Assagaf. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya