LBH Pers Yogya Dideklarasikan di Makam Udin

Deklarasi LBH Pers Yogyakarta di makam Udin
Sumber :
  • VIVAnews/ Daru Waskita

VIVAnews - Kekerasan atas jurnalis yang cenderung meningkat mendorong Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta bersama sejumlah lembaga lain mendirikan Lembaga Bantuan Hukum Pers. Deklarasi LBH Pers ini dilakukan di makam Muhammad Fuad Syafruddin alias Udin, wartawan Bernas yang dibunuh belasan tahun lalu.

LBH Pers ini didirikan berkat kerjasama AJI dengan Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta, Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada, Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia, Pusat Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) dan Ikatan Advokat Indonesia Yogyakarta. Hadir pula dalam peluncuran LBH Pers ini ibunda Udin, Ny Mujilah, dan Samsu Muim Harahap, adik dari Udin.

Direktur LBH Pers, Alosius Budi Kurniawan, mengatakan LBH Pers ini dibentuk mengingat kekerasan dari para pekerja pers kian banyak dan terus meningkat. Kehadiran LBH Pers bisa memberikan advokasi kepada pers yang mendapatkan kekerasan baik fisik atau nonfisik selama menjalankan tugasnya.

"Pada tahun 2011 kekerasan terhadap pekerja pers mencapai 47 kasus dan meningkat hingga 57 kasus. Sayangnya kasus yang diungkap sangat minim," katanya usai peluncuran LBH Pers, Jumat 4 Januari 2013.

Wawan, panggilan akrab dari Alosius Budi Kurniawan ini, mengatakan 2 tahun lagi Pemilu akan berlangsung sehingga suhu politik akan naik. Situasi ini akan mendorong kekerasan terhadap pekerja pers akan meningkat manakala pekerja pers akan menulis suatu kebenaran yang menyangkut penguasa atau parpol.

"Ancaman kekerasan fisik dan non fisik akan terjadi pada pekerja media. Ini perlu wadah untuk melindungi pekerja pers. Apalagi kekerasan tersebut sangat mungkin dilakukan secara strutural baik oleh aparat keamanan ataupun organisasi politik," katanya.

Pito Agustin Rudiana, Ketua Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta, menegaskan banyaknya kasus yang terjadi kepada pekerja pers yang tidak terungkap merupakan rapor merah bagi aparat dalam penegakan hukum. "Dapat dihitung dengan jari kasus kekerasan wartawan yang diungkap secara tuntas. Ini menunjukkan tidak ada itikad baik dari aparat penegak hukum," katanya.

Pito menegaskan keberadaan LBH Pers tidak saja bagi pekerja pers yang mengalami kekerasan namun juga memberikan advokasi kepada pekerja media yang berkonflik dengan perusahaan. "Pekerja pers terkadang menjadi sapi perah perusahaan dengan penghasilan yang sangat rendah dan tidak manusiawi. Pekerjaannya memperjuangkan orang lain namun nasib pekerja pers sendiri sangat memprihatinkan," katanya.

Nur Ismanto, anggota Dewan Penasehat LBH Pers Yogyakarta, mengatakan kekerasan yang menimpa kian hari kian banyak dan kasus tidak terungkap. "Kasus yang menimpa Udin sebagai contoh bagaimana kekerasan kepada wartawan tidak terungkap," katanya.

Kematian Udin, kata mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum Bantul itu, seharusnya menjadi kasus terakhir yang menimpa pekerja pers. "Keberadaan LBH Pers Yogyakarta jangan sampai kencang pada awalnya namun melempem di kemudian harinya," katanya.

Samsu Muim Harahap, perwakilan dari keluarga Udin, mengatakan bahwa kematian kakaknya diterima sebagai takdir namun keluarga tidak terima jika kematian kakaknya tidak terungkap siapa pelaku pembunuhannya. "Keluarga sangat terharu dengan perhatian rekan-rekan pers terhadap nasib yang menimpa kakak saya yang hingga saat ini belum terungkap siapa pembunuhnya," katanya.

Dengan keberadaan LBH Pers ini, keluarga berharap kasus kematian Udin yang akan memasuki masa kadaluarsa pada bulan Agustus 2014 mendatang bisa terungkap. "Ada secercah harapan siapa pembunuh kakak saya akan terungkap sebelum kasus ini dipetieskan," ujarnya. (eh)

Menteri Budi Arie Sebut Kominfo Take Down Ribuan Hoaks Soal Pemilu 2024
Budi Arie Setiadi, Ketua Umum Projo, Menteri Komunikasi dan Informatika

Menkominfo: Hampir 92% Kebisingan Ruang Digital Isinya Buzzer

Menteri Komunikasi dan Informatika RI Budi Arie Setiadi menyatakan bahwa hampir 92 persen kebisingan yang terjadi dalam ruang digital di Indonesia dipenuhi oleh buzzer.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024